Bab 8

36 15 28
                                    


Ketika Jacob menengadah ke langit, angin pagi menerpanya lembut. Sebagian rambutnya yang tak terikat berkibar-kibar. Cuaca hari ini cerah, paginya begitu dingin ditambah semilir angin yang berhembus rutin. Ia menegakkan kerah mantelnya sampai menutupi kedua pipi, dan ia berpikir itu membuatnya lebih hangat. Pagi ini ia meluangkan waktu untuk diri sendiri, jarang sekali bisa menikmati hari libur. Kemeriahan Cliffbourne di pagi hari setidaknya bisa menjadi penghibur penat. 

Ia tengah berhenti di satu sisi trotoar, saat matanya menangkap seorang wanita di kerumunan seberang. Mengenakan mantel, dan rambutnya dibiarkan terurai. Tidak salah lagi, sosok menawan itu adalah pujaan hatinya. Karena wanita itu tak menyadari keberadaannya, maka Jacob menyeru dengan gembira, “Irene!”

Irene berfokus saat mendengar namanya terpanggil. Ketika ia mendapati Jacob berjalan melambai ke arahnya, ia langsung tersenyum lebar. Tak kuat menahan pesona Jacob dalam hatinya. 

“Jacob? Long time no see.”

“Yeah. Ini beruntung sekali! Kau benar Irene?” selidik Jacob untuk bercanda.

Lantas Irene tersenyum sarkas. “Hanya putri Alexander. Seorang wanita yang mengalahkanmu dalam tanding anggar.”

Jacob tertawa mengingatnya. “Oh, ayolah. Kau membuatku malu dengan itu.”

Sesaat, rasanya dunia tiba-tiba begitu indah bagi Irene. Jika saja ia berani jujur dengan perasaannya saat itu, ia akan langsung memeluk Jacob karena rindu padanya. Tiba-tiba Irene terkejut ketika Jacob bertanya, “Bagaimana kau sampai ke sini?”

Irene adalah wanita kelahiran Tevilla, kota itu terletak tak jauh di utara Cliffbourne. Irene seperti bimbang untuk menjawab, ia menyamarkan jeda waktu dengan menarik napas panjang. “Well, … aku sedang mengunjungi kerabatku di sini.”

“Oh kau punya keluarga di sini? Kenapa kau belum pernah memberitahuku?” 

Irene tak memprediksi selidikan itu. Sementara Jacob begitu senang saat mendengar jawabannya tadi, dan kini ia ingin tahu lebih banyak. Irene mencari cara lain untuk menyembunyikan jawaban yang benar, ia beralasan pada Jacob bahwa itu hanyalah kerabat jauhnya

Bagi Jacob, rasanya kurang masuk akal. Dia menyadari keanehan dalam alasan Irene, dan tiba-tiba Irene ingin segera pergi. "Baiklah, aku akan menjumpaimu lagi nanti." ucapnya menepuk lengan Jacob.

"Tunggu." Jacob menarik tangannya. Ia menatap wajah Irene seksama. Putih menawan, tapi juga pucat. "Apa kau baik-baik saja?"

Irene menghela napas panjang, "Aku baik-baik saja, Jacob. Hanya saja, udara Cliffbourne lebih dingin daripada di Tevilla." 

Jacob belum puas dengan jawaban itu. Ketika ia hendak bicara lagi, suara Luke mengejutkannya. "Well, Hallo! Good morning, Jacob. And … Irene?!" Mereka sudah saling mengenal lama. Semenjak pertama kali mengenal Jacob, Irene juga mengenal regunya.

"Long time no see." sapa Irene ramah. Bersama Luke, juga ada Peter dan Aiden. 

"You looks gorgeous like a rose." gombal Luke pada Irene, dia tahu bagaimana mempermainkan sahabatnya, Jacob. Ketika Irene berterima kasih atas itu, Jacob melirik Luke untuk bungkam. Tatapnya tajam mengecam.

Karena kedatangan mereka, Jacob jadi tak fokus berdua. Sementara Irene merasa mendapatkan kesempatan. Ketika sibuk mengobrol, Irene meraih lengan Jacob lalu berkata, "Sepertinya mereka datang setelah mencarimu. Aku akan menjumpaimu lagi nanti."

"Tunggu, memangnya kapan itu?"

"Sore?"

Jacob menatap Irene, keduanya tersenyum. Itu pertama kalinya Jacob merasa diajak kencan. "Baiklah." Angguk Jacob setuju.

Stone Of Prime (Versi 0.2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang