AZKALIYA

AZKALIYA || PART 9

Taman itu milik orangtua Azka dan orangtua Aliya. Mereka membuat taman yang cukup luas, buat anaknya. Azka dan Aliya selalu main di taman itu.

Aliya mengangguk pelan. "Jauh-jauh Ka,"

Azka menjauhkan tubuhnya dari Aliya, lalu menatap Aliya sambil terkekeh pelan.

"Lo kenapa?"

"Lemes. Mau pulang!"

"Terus?"

"Gendong, gak bisa jalan," ucap Aliya sambil merentangkan kedua tangannya.

"Manja!" ujar Azka sambil berjongkok di depan Aliya.

"Biarin!"

°°°°

"Loh kalian mau kemana?" tanya Azka melihat kedua orangtuanya dan orangtua Aliya sudah berdandan rapih.

"Mau buat adik baru buat kamu," ujar Mawar sambil terkekeh.

"Oh," jawab Azka. Mawar mendengar jawaban anaknya langsung menggeplak lengan Azka sedikit keras.

"Sakit Bun,"

Melati mendekat lalu mengelus lengan Azka yang habis di pukul Mawar.

"Jangan galak dong, kasian anak mama."

"Tau tuh."

"Azka, Mama titip Aliya ya. Dia masih di kamar. Belum bangun, kamu bangunin aja," Dibalas anggukan oleh Azka.

"Bang Azka dengerin tuh, jangan bertengkar sama ka Aliya!" ujar Noval sambil bersedekap dada.

"Iya bocil!" Noval langsung memandang Azka tidak suka.

"Udah, kita berangkat ya," ujar Arka.

Azka mulai mencium tangan mereka. Setelah dirasa mereka sudah meninggalkan pekarangan rumahnya, Azka bergegas menuju rumah Aliya.

°°°°

Azka berjalan menuju kamar Aliya. Azka masuk kedalam kamar Aliya tanpa mengetuk pintu. Aliya masih tidur dengan nyenyak.

"Perawan udah siang belum bangun," ucap Azka sambil menggelengkan kepalanya.

"Woi, bangun!"

"Aliya Leta Qirani. Bangun." ucap Azka.

Azka menepuk pelan pipi Aliya. "Woi, curut bangun lo!"

"Apa sih! Masih malem juga!" ujar Aliya dengan mata yang masih terpejam.

"Malem pala lo! Udah jam sembilan curut!" Kesal Azka.

"Nanti Ka, Lo juga ngapain pagi-pagi udah kesini!!" Sambil mendudukkan dirinya di atas kasur lalu mengucek pelan matanya.

"Lo lupa?" tanya Azka.

"Sedikit. Tapi udah inget,"

"Cepet mandi, bau lo!"