34. Contekan

559 92 512
                                    

Lo Capek ya?
Meninggal aja,
Ngapain hidup.

-Ata L.B


"Pssst, Ndri, nomor lima jawaban nya apaan?"

Ulangan tengah berlangsung. Di kelas Korn tengah terjadi keheningan, pak Bayu bertugas sebagai pengawas walau sebenarnya secara terpaksa.

Dan karena Korn tak belajar sama sekali dari kemaren, maka sesuai anjuran murid pada umumnya. Ia mencontek, memanggil Andrian yang duduk di depan nya. Meminta jawaban. Beruntung pak Bayu masih sibuk di meja guru sembari main game Barbie mariposa.

"Gue rasa A."

"Serius?"

"Iya."

"Oke, sip."

Korn langsung menulis jawaban yang di katakan oleh Andrian. Sedangkan Rion yang berada di sebelah mereka hanya menggelengkan kepalanya pelan. Darimana jawaban nya A coba? Soalnya aja bukan pilihan ganda.

Memilih menghiraukan kelakuan absurd kedua temannya, Rion kembali fokus dengan kertas ulangan nya. Sebenarnya, untuk ulangan kali ini ia sudah berjanji pada dirinya sendiri. Jika sampai nilai nya nanti 80 ke atas, maka ia bertekad akan berterus terang kepada Anabel tentang perasaan nya.

Sudah cukup hampir lima tahun lebih ia hanya memendam--atau sebenarnya tak ia pendam sih, cuma Rion dari dulu selalu kasih kode kepada Anabel. Baik secara terang-terangan ataupun tidak, namun sayangnya Anabel tak pernah peka.

"Oy, Ri."

Lamunan Rion seketika buyar ketika Korn memanggil namanya. Menjawab hanya sebatas deheman pelan saja.

"Lo beneran Best friend gue kan?"

Kening Rion mengernyit heran, mengapa Korn tiba-tiba saja bertanya demikian? Perasaan nya langsung menjadi tak enak.

"Mau apa lo?" Rion balas berbisik dengan nada sarkastik.

"Jawab dulu, kita Best Friend kan?"

"Ck, iya."

Korn menyengir, "kalau gitu, kita harus kompak jawab ulangan nya. Karena best friend itu slogan nya adalah harus bisa kompak. Nah, maka dari itu. Lo harus kasih tau semua jawaban punya lo."

Sontak saja perkataan Korn membuat Rion ingin melempar kepalanya dengan sepatu. Enak saja tinggal mencontek, sedangkan ia dari kemarin susah payah belajar sendiri.

"Oga--"

"Kalau lo nolak, gue bakal jodohin tuh boneka beneran sama adek gue."

Rion langsung melototkan kedua matanya. Emang sih, adiknya Korn sangat dekat dengan Anabel. Saking dekatnya, Rion jadi khawatir bila mereka berdua ada rasa. Tapi, tetap saja. Rion selalu beranggapan bila Adiknya Korn masih SMP, masih terlalu bocah untuk pacaran. Tapi, ketika mengingat jika zaman sekarang anak SD saja sudah pacaran. Maka anak SMP juga udah bisa.

"Iya-iya, nih ambil aja."

Korn langsung tersenyum lebar kala menerima kertas ulangan yang telah berisi jawaban dari Rion. Tanpa ba-bi-bu lagi ia langsung menyalin jawaban Rion ke kertas ulangan miliknya. Di ikuti dengan Andrian yang sekali-kali menoleh ke belakang sembari memantau pak Bayu, yang masih sibuk bermain game. Sepertinya Mariposa nya sedang menghadapi Ultraman.

Lima menit berselang, Korn maupun Andrian telah selesai--selesai menyalin jawaban milik Rion. Sama persis. Memang tak butuh waktu lama jika hanya menyontek, jadinya setelah Korn mengembalikan lembar jawaban milik Rion. Pak Bayu langsung memberi intrupsi untuk segera mengumpulkan kertas ulangan. Walaupun masih ada waktu dua puluh menit sebenarnya, tapi kata Pak Bayu. "Udah, sekarang aja. Saya gak mau sampai gabut nungguin kalian jawab ulangan yang pasti gak bakal bener semuanya."

Dan akhirnya mereka mengumpulkan nya, dan Pak Bayu memeriksa beberapa lembar untuk memastikan.

"Korn, Rion, Andrian. Kenapa jawaban kalian bisa sama?"

Ketiganya sontak mendongak, menatap pak Bayu yang kini juga menatap ke arah mereka. Membenarkan rambutnya ke belakang sebentar, walau rambutnya agak botak. Tumbuh nya lebih lebat di bagian belakang nya, sedangkan di bagian depan malah tipis banget.

"Ya namanya juga soalnya sama Pak. Jelas aja dong jawaban nya sama juga."

Diam, pak Bayu langsung terdiam. Sedangkan seisi kelas hanya bisa menahan tawa nya--sudah biasa melihat Korn menjawab kalimat guru dengan saveage.

"Kayaknya saya harus Resaign beneran deh." Gumam Pak Bayu pelan.

✓✓✓✓✓

Lain hal nya dengan Korn yang mencontek orang lain. Burn justru menjadi siswi yang baik, ia dengan mandiri membawa sebuah kertas yang berisikan contekan. Di sembunyikan di dalam saku baju nya, beruntung saja tadi ketika masuk kelas yang di periksa hanyalah tas saja. Bahkan tas nya di taruh di depan kelas.

Walau tak sepenuhnya contekan yang ada di kertas itu keluar di ujian ini, tapi setidaknya ada beberapa. Aksi Burn juga di dukung oleh sang pengawas, pengawas nya adalah guru olahraga.

Yah, bukan rahasia lagi jika kebanyakan guru olahraga itu selalu membolehkan murid nya mencontek ketika ulangan. Namun dengan satu syarat, jangan berisik.

"Burn, udah selesai?"

Burn mendongak, menatap Anabel yang menoleh ke belakang. "satu nomor lagi, sebentar."

Anabel hanya mengangguk sebagai jawaban, ia kembali menoleh ke depan. Menunggu Burn sampai selesai, yang tak sampai dua menit.

Baik Anabel maupun Burn segera mengumpulkan kertas ulangan nya setelah selesai mengisi semua lembar jawaban. Mengucapkan salam kepada guru sejenak, kemudian berjalan keluar kelas.

"Lo mau langsung ke kantin dulu atau samperin si jagung?" Tanya Anabel.

"Langsung ke kantin aja deh."

"Lah, tumben."

"Ntahlah Bel, gue lagi ngerasa lagi males ketemu Korn." Sontak saja ucapan Burn membuat Anabel langsung menghentikan langkah nya. Yang tentu saja di ikuti oleh Burn.

"Lo lagi berantem sama dia?"

Burn menggeleng, membuat Anabel mengernyit heran. "Lah, terus kenapa lo males ketemu ma dia?"

Mengangkat kedua bahunya acuh, ia kembali melangkah. Di ikuti Anabel dari samping. "entahlah." Burn bergumam pelan, membuat Anabel berasumsi jika Mod Burn pasti menurun sekarang.

Dan memang benar nyatanya. Saat ini Burn merasa sangat malas sekali untuk bertemu Korn, dan itu karena satu hal.

Satu hal yang terjadi dua hari lalu, di rumah Korn.

.
.
.

.
.

KALIAN PERNAH NYONTEK?

BTW, KALAU PART INI TEMBUS 500 KOMENTAR. GUE BAKAL LANGSUNG UPDATE.

BISA GAK?

KALAU ENGGA BISA, YAUDAH TUNGGU AJA GUE MOD MAU UPDATE NYA KAPAN KAPAN. TAHUN DEPAN MAYBE😳

WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b

Couple SomplakWhere stories live. Discover now