25. Bahasa

1.2K 147 23
                                    

Kenapa kebanyakan orang suka halu?
Karena dengan halu,
Kita bisa memiliki segala hal yang di mau tanpa ada kata mustahil.

-Ata L.B

29 hari menjelang anniversary.

Korn maupun Burn sama-sama sibuk dengan target mereka akhir-akhir ini, bahkan mereka sampai mengabaikan jika seminggu lagi mereka akan menghadapi ulangan tengah semester.

Di dalam hubungan mereka selama ini memang kata kalah sangat anti bagi keduanya. Sama-sama tak ingin kalah, namun bukan berarti melakukan hal yang curang agar tak kalah.

"Oke, jadi keluhan kamu itu adalah gak PD?"

Yang di tanya hanya menjawab dengan anggukan pelan, sedangkan Om Juna yang duduk tak jauh dari keduanya hanya menatap mereka dengan sebelah alis terangkat. Menunggu apa yang akan di lakukan Burn--yang saat ini tengah menjadi motivator mendadak untuk sepupu perempuan Juna yang tiba-tiba saja datang ke ruangan Juna dan meminta pendapat untuk bisa percaya diri ketika tampil di atas panggung untuk seminar di adakan oleh fakultasnya.

Lalu kemudian Burn--yang memang tengah mencari perhatian Juna agar Juna semakin dekat dengannya, tentu saja dengan suka rela membantu sepupu nya itu. Aura, nama sepupu Juna.

"Kenapa bisa kamu gak PD?"

Aura mengigit bibir bawahnya, kemudian menjawab dengan suara pelan. "Malu. Pasti banyak orang, dan aku bakal di perhatiin sama mereka terus menerus."

Burn menghela napas, menepuk kuat pundak Aura--yang tingginya lebih pendek darinya. Walau sesuai umur Aura itu lebih tua darinya, namun jika bicara tentang tinggi badan. Maka dialah pemenangnya.

"Jangan malu dong, harus PD!" Aura sedikit tersentak kala Burn tiba-tiba saja menggenggam kedua tangannya erat, tersenyum padanya untuk memberi semangat.

"Baik, akan saya usahain." Aura menghela napas pelan, "yaudah, kalau gitu saya mau pamit ya. Kak Juna, makasih. Kak Burn juga."

Burn hanya tersenyum lebar dan sedikit melambai lalu mengepalkan sebelah tangannya ke udara, dan tentu hal itu di lihat oleh Aura sebelum ia menutup pintu ruangan dan membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

"Sejak kapan."

Burn tersentak kaget lantaran Juna yang tiba-tiba saja berada tepat di sampingnya kemudian berbicara tepat di samping telinga Burn. Membuat tubuhnya seketika meremang.

"Apanya?" Bukannya menjawab Burn malah balik bertanya.

"Sejak kapan kamu bisa jadi motivator?"

"Oh, gak tahu. Itu mungkin cuma dorongan pengen ngasih semangat aja."

Juna mengangguk pelan, matanya beralih melihat jam tangannya. Pukul 12.30 siang, sebentar lagi Ily--anaknya akan pulang dari sekolah. Melirik sekilas ke arah Burn yang sepertinya tengah sibuk dengan telepon genggam.

Berdehem pelan lalu bertanya, "kamu belum makan siang kan?"

Burn hanya berdengung pelan, matanya fokus menatap layar ponsel. Korn mengiriminya pesan, tentang acara nanti malam di rumahnya untuk makan bersama.

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang