PART 10. The emergence of grudges

20 9 1
                                    

Double up nih😊 hitung-hitung karna lama gak up :)

Jangan lupa votenya ya kak:)
Terimakasih
Selamat membaca

.....

"Lo ngapain ikut?" suara Ethan terdengar sarkas, saat melihat Kyandra datang bersama Dion ke villanya.

"Gue yang ngajak, kan gue mo ngerjain tugas, lo aja tetiba nyuruh gue kesini ya sekalian aja gue bawah si Kyandra." sahut Dion.

Kini mereka bertiga berada di vila Ethan, Kyandra sempat menolak ajakan Dion, karna ia rasa Ethan akan sedikit canggung karena masalah tadi siang hanya saja ia harus mengerjakan tugasnya bersama Dion.

Ethan hanya menghela napas frustasi mendengar jawaban Dion, ia sudah malas untuk berpikir saat ini, ia rasa otaknya sudah terlalu lelah.

"Terserah kalian" ujar Ethan dengan membaringkan tubuhnya ditempat tidur.

Dion mengedikkan bahu lalu, beranjak duduk dilantai dengan karpet dan meja yang sudah ada di vila Ethan diikuti oleh Kyandra (lesehan). Ethan memang suka belajar dengan duduk dilantai, karna menurutnya belajar dengan posisi seperti itu sangatlah nyaman.

"Lo beneran berantem sama ortu lo?" suara Dion terdengar ditengah belajarnya.

Ethan tak menggubris dia masih tetap dengan posisinya tidur dengan satu lengan menutupi wajahnya.

Kyandra yang sedari tadi diam hanya memperhatikan interaksi kedua temannya, bukan dia tak peduli dengan topik mereka saat ini, hanya saja ia tak ingin mengikut campuri urusan orang lain.

"Gue — kangen dia yon." satu pernyataan keluar dari mulut Ethan, hal itu menarik perhatian Kyandra, siapa sebenarnya yang Ethan rindukan? Kyandra berpikir mungkin saja kekasihnya, tapi mana mungkin Ethan punya kekasih, ahh tapi mungkin saja.

Sedangkan Dion yang mendengar jawaban Ethan hanya menghela napas samar,

"Besok gue anter ke tempatnya" balas Dion.

Ethan hanya mengangguk,dia tidak berniat bergerak dari posisinya yang dia rasa cukup nyaman.

"Maaf lancang, apa aku boleh tau siapa yang kalian bicarakan?" tanya Kyandra, sepertinya rasa penasarannya sudah memuncak.

Ethan bangkit dari posisi tidurnya, ia menatap Kyandra dengan tatapan — ahh bukan tajam seperti biasa tapi tatapan keputusasaan.

Dion melirik Ethan, Tidak untuk sekarang bukan waktu yang tepat untuk menceritakan semua tentang Ethan. Ethan sedang berada diujung keputusasaannya Dion tidak ingin membuat Ethan makin terpuruk karena membahas masalalunya.

"Dia seseorang yang sangat berharga bagi Ethan" Dion yang menjawab.

Kyandra mengerti, dia tak ingin bertanya lebih lanjut tentang masalah ini. Suasana di ruangan tersebut seketika hening, Ethan dengan segala pikirannya yang berkecamuk dan Kyandra yang semakin dibuat penasaran dengan hal barusan.

"Maaf aku lancang." ujar Kyandra.

"Gue yang harusnya minta maaf sama lo, gue udah berprasangka buruk sama lo, sorry kyan." balas Ethan lesuh. Kyandra hanya mengangguk dan tersenyum dengan menunjukkan eyesmile yang ia punya, terlihat begitu manis.

Dion paham dengan apa yang terjadi sebelumnya, meski Ethan tidak memberitahunya tapi dia tau bahwa Ethan bergerak sendiri tanpa sebuah tim. Itu sudah kebiasaan Ethan jika menurutnya misi itu cukup berbahaya maka ia akan turun tangan sendiri tanpa melibatkan sahabat-sahabatnya.

"Bukan lo banget than kalo lo terlihat lemah kek sekarang, Ethan yang gue kenal itu angkuh dan gak mudah putus asa." seru Dion.

Ethan hanya menghela napas samar, kalimat yang diucapkan oleh Dion terdengar sedikit klise untuknya.

School Killer Where stories live. Discover now