FIRASAT 16 "Langkah Pertama Harus...."

3.2K 255 79
                                    

Aku masih terdiam tidak melakukan apa-apa ketika P'Kin membersihkan 'kekacauan' di tubuh bagian bawahku dengan lembut. Namun P'Kin tidak menyalakan lampu, kamar ini hanya ada cahaya redup yang terpancar dari lampu di kamar mandi. Tapi cahaya itu masih bisa membuat kita melihat dengan jelas satu sama lain, sehingga aku sempat berpikir untuk mengumpat atau menonjok ketika melihat wajahnya. Tapi pada saat ini, kondisiku masih telanjang bulat. Pada akhirnya aku hanya membiarkan P'Kin melakukan apa yang dia inginkan, saat dia selesai dan beranjak ke kamar mandi, aku bangun dan duduk sambil memeluk kakiku seperti orang yang linglung.

Kejadian ini terjadi lagi.. seperti ciuman ini. Jika saja aku tidak membiarkannya menciumku, hal ini tidak akan terjadi dengan mudah. Aku yang salah karena membiarkan semua ini terjadi lagi.

Setelah P'Kin kembali dari kamar mandi, dia mungkin pernah melihatku meringkuk seperti ini, jadi dia memelukku dari belakang. Dia tidak memaksaku untuk berbalik menghadap ke arahnya, tapi dia terus mencium bahuku dengan lembut sampai bulu kudukku berdiri semuanya.

"Ya!! Jangan seperti ini, lebih baik Phi pergi." Aku benar-benar tidak ingin berbicara dengannya sama sekali, walaupun bicara tidak pernah ada kejelasan sama sekali. Jadi aku lebih memilih menyendiri dan memikirkan hal ini sendirian.

"Lalu kenapa kamu membalas ciumanku? Jika kamu tidak nyaman, harusnya kamu menendang kepalaku?" P'Kin berbicara dengan gugup.

"Gila!! Apa yang Phi coba katakan?"

Kenapa dia tidak pergi sih? Kegilaan apa yang akan terjadi nanti?

"Katakan apa? Aku bicara yang sebenarnya." P'Kin terus membela diri, ditambah lagi kini tangannya tengah mengelus pinggulku sehingga aku kembali merasa merinding.

"Tapi aku serius, aku mohon padamu, sebaiknya Phi pergi, karena aku juga bingung sekarang." Aku membalas dengan suara gemetar. Dia harus tahu bahwa apa yang telah dilakukannya itu salah, jika kita tidak menyukai satu sama lain, jangan lakukan hal seperti ini.

"Little boy… apakah kamu marah?" Dia kembali merayu dengan nama panggilan yang sama, dengan nada suara yang lembut dan manis lagi.

"Jangan memanggilku little boy lagi, Phi tidak pernah memanggilku seperti itu. Biasanya Phi lebih sering memanggilku anjing kecil."

"Kamu terlalu besar jika tanpa busana seperti ini, sama sekali tidak seperti anjing kecil," bukannya menghentikan tangan nakalnya yang masih membelai pinggulku, kini dia malah mengerjai tubuh telanjangku dengan semakin semangat.

"Cukup!!! Jika masih bicara omong kosong, lebih baik Phi pergi dari sini, aku mohon na." Aku menguatkan hatiku, tidak ingin dia menggoyahkan perasaanku.

"Tidak."

"P'Kin!!!" Aku memanggil nama P'Kin dengan marah.

"Apakah kamu ingin memarahiku? Apakah kamu ingin memukulku?"

Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tidak mau mengotori tanganku.

"Eu.. jika aku memukul Phi, apa yang aku dapat? Apakah aku bisa merasa lebih baik?"

"Tidak."

Itu dia, aku juga memikirkan hal yang sama.

"Kalau begitu, lebih baik Phi pergi, aku akan menganggap bahwa kejadian ini tidak pernah terjadi."

"Tidak!!" 

Woi, kapan kamu tidak akan keras kepala seperti ini, pembuluh otakku rasanya mau pecah.

Pada akhirnya, aku sudah tidak tahan. Aku berjuang keras melepaskan lengan yang memelukku dari belakang, berbalik dan menghadap ke arahnya. Jujur saja, aku sudah bosan dengan 'ketidakpastian' darinya seperti ini, tindakannya tidak sesuai dengan ucapannya. Ditambah lagi dengan kejadian gila seperti ini, dia seolah bertindak menjadi pria yang ada dalam mimpiku itu. Tapi seharusnya, jika dia tidak mencintaiku, aku tidak akan pernah membiarkan dia melakukan hal seperti ini lagi padaku.

Deja Vu สังหรณ์รัก (Terjemahan Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now