Firasat 3 "Sesuai Takdir"

3.5K 335 106
                                    

Aku merasa kalau P'Kin adalah orang yang aneh. Bagaimana tidak aneh, tidak ada orang normal, yang menyeret junior yang baru dikenalnya untuk tidur di rumahnya.

Dan aku yakin P'Kin adalah orang kaya, sebut saja begitu. Karena P'Kin tidak tinggal di asrama, dia tinggal di sebuah rumah yang terletak di gang 8. Komplek perumahan tersebut juga dekat dengan universitas sama seperti asramaku, tapi kami berbeda arah. Bisa dibilang, jika komplek yang berada di belakang universitas adalah perumahan miskin maka komplek yang berada di samping universitas yaitu di gang 8, komplek dimana P'Kin tinggal adalah komplek perumahan termahal. Harga rumah di sana paling murah saja harganya 15 juta.

Rumah P'Kin hanya rumah dengan satu lantai, walau gelap, aku tahu rumahnya sangat indah. Rumahnya sangat sederhana tapi keren, seperti rumah ala Jepang yang didekorasi dengan gaya yang minimalis. Oh... aku ingin menjadi istri P'Kin…. Oh, tidak, tidak, apa sih yang aku pikirkan. 

"Kamu bisa tidur di kamar tamu, yang tadi aku tunjukan padamu. Aku akan mengambil pakaian ganti dulu untukmu."

Sebelumnya P'Kin membawaku ke kamar yang dia sebut sebagai kamar tamu. Ruangan itu juga sangat indah dan nyaman. Aku mencoba duduk di atas kasur yang empuk dengan bingung. Tak berapa lama P'Kin datang membawa dua paper bag berisi baju yang masih terlipat dengan rapih.

"Ini ada beberapa baju lama, pilihlah mana  yang cocok untukmu. Sebelum itu pergilah mandi dulu, wajahmu sangat berantakan, ingusan, mata bengkak, tidak enak sekali untuk dipandang. Oh, dan jangan pergi kemana-mana sebelum aku datang."

P'Kin melemparkan dua paper bag tersebut padaku, lalu pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Aku juga tidak ingin berbicara dengannya, jadi aku mengeluarkan beberapa baju yang ada dalam paper bag tersebut. Ini bukan seperti baju lama, karena baju tersebut bahkan masih memiliki label harga. Apakah ini benar baju lama? Aku melihat harga yang tertera dalam label tersebut, mataku terbelalak karena satu baju saja harganya 100.000. Baju sialan, aku tidak tahu ada baju semahal itu, dan lagi aku tidak akan berani memakainya.

Kini aku telah mengeluarkan semua baju-baju yang P'Kin berikan itu, apakah dia pernah memakainya? Tapi mungkin warna baju-baju ini akan sangat mencolok jika P'Kin yang memakainya. Lalu jika tidak suka atau tidak akan memakainya, kenapa dia membelinya? Aku juga melihat ada beberapa celana dengan warna-warna yang unik, celana itu berukuran besar jika aku yang memakainya. 

Aku mengambil celana berwarna kuning yang aku kenakan dengan kaos berwarna merah jambu, terlihat sedikit berwarna tapi daripada tidak memakai apapun sama sekali. Selain itu bahannya juga lembut, jadi pasti akan nyaman untuk tidur.

Di dalam kamar mandi handuk dan sabun cair telah tersedia, tapi tidak ada sikat gigi untukku. Jadi aku hanya bisa berkumur-kumur beberapa kali. Setelah selesai mandi, aku membuka pintu kamar mandi sambil menyeka rambut basahku dengan handuk. Tidak tahu kalau P'Kin tengah berdiri di dekat pintu sambil menatapku dalam diam.

"Kamu… kamu ini orang gila atau bukan? Pakaian macam apa yang kamu kenakan, huh?"

Heui….. aku jadi malu berhadapan dengan P'Kin.

"Hanya ada warna ini dalam paper bagnya, beberapa baju seperti belum pernah dipakai, kenapa Phi tidak pernah memakainya?"

"Eu.. apakah kamu pikir aku akan memakai pakaian seperti itu?"

"Oh, lalu kenapa Phi membelinya?"

"Mae yang membelinya, mantan pacarku juga yang membelinya, teman-temanku juga yang membelinya, Phu juga membelikannya untuk hadiah tahun baru. Shia!! Kamu bisa menggunakan semuanya." Pantas saja masih terlihat baru semua.

"Dan orang yang memberikannya tidak akan menyesal, jika Phi memberikannya padaku?"

"Eu.. aku juga tidak tahu akan memberikannya padamu. Kamu bisa memakainya, itu sangat lucu jika kamu yang memakainya."

Deja Vu สังหรณ์รัก (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang