Pada hari yang sama, namun di jam yang berbeda.
Jembatan Brooklyn Bridge. Jembatan tertua di Amerika Serikat yang di dirikan pada tahun 1883 dengan desain yang cukup romantis.
Thea sedang berdiri di pinggir jembatan itu menatap danau yang membentang didepan matanya. Angin malam yang semilir membuat matanya enggan untuk terbuka.
Saat berada di minimarket bersama San dan Wooyoung tadi, Thea tak sabar membuka surat dari Edmund.
Surat itu berisi
Jembatan Brooklyn Bridge
Tengah malam
Aku akan menunggumu walau aku ragu kau mau datang.Tentu saja Thea akan datang! Siapa sih yang nolak di ajak ketemuan sama laki-laki seperti Edmund. Tidak ada mungkin?
Thea datang sebelum tengah malam, bahkan jam baru menunjukkan pukul 11. Tapi gadis itu betah menunggu sambil berdiri.
Pemandangan New York pada malam hari memang indah. Ditambah bintang yang gemerlap diatas awan.
Angin yang berhembus membuat surai coklat Thea berterbangan tak beraturan. Cardigan yang ia pakai tak cukup untuk menyelimuti hawa dingin malam hari di New York.
tuk tuk tuk
Suara langkah kaki itu membuat Thea membuka matanya dan menoleh ke samping.
Gadis itu melihat Edmund yang berdiri terpaku, menatap Thea terkejut.
"Oh, kau datang?" tanya Edmund.
Thea tersenyum gugup, kemudian mengangguk. Edmund mengangkat bahunya, ia melangkah menghampiri Thea kemudian berdiri disamping gadis itu.
"Kukira kau tidak akan datang" kata Edmund.
"Malahan kukira kau yang tidak jadi datang" balas Thea.
Edmund mengangguk, memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaket yang ia kenakan "Ya, tadinya. Tapi entahlah, aku ingin tetap datang"
"Ngomong-ngomong, apa kabar ibu tirimu?" tanya Edmund. Thea menoleh, kemudian mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Dia baik baik saja. Bagaimana dengan Lucy? Dia baik baik saja kan?"
"Ya dia baik baik saja. Sangat"
Kemudian keheningan menyelimuti mereka. Hanya ada suara angin deras.
Thea menatap danau sambil berpikir keras, tidak mungkin mereka akan tetap diam begini bukan?Disisi lain Edmund terlihat berpikir, entah apa yang dipikirkan laki laki itu. Thea jadi penasaran.
"Edmund, kenapa kau mengajakku bertemu?" tanya Thea memecah keheningan.
Edmund terdiam sebentar kemudian berdeham "Karena, aku masih ingin memastikan apa kau benar - benar sudah ingat tentang narnia?" jawabnya ragu.
Thea tertawa, ia mengibaskan tangannya di depan wajah Edmund "Kau ini! Aku ingat! Aku ingat Aslan, Lucy, Mr. Reepicheep, lalu Caspian?"
"Lalu tentangku? "
"Maksudnya?"
"Tentangku, tentang kita?"
Thea mengerjap lucu.
Edmund menghela nafasnya "Kau ingat tentang ciuman kita?"
Blushh
Pipi Thea memerah.
"Memang badji-"
Tbc!!!
Hai
Sorry pendek
Soalnya ini chap kan lanjutan setelah Thea dikasi kertas utang- eh
Jadi ku bikin pendek, karena kalau ku bikin panjang malah jatohnya flashback.
Oke sekian
Terimakasih sama"
YOU ARE READING
Narnia : The Voyage and The Dawn Treader
FantasyAku terjebak...terjebak di sebuah tempat mengerikan. Tikus berbicara, monster seperti kerbau yang mampu berdiri dengan dua kaki, lalu seseorang bernama Edmund yang selalu memusuhi ku tanpa alasan. _______________ Narnia's Character x Original Chara...