Samarinda

1.2K 113 37
                                    

Samarinda,2011

"Kau memang tidak pantas untuk hidup!"

"Bocah seperti mu bisa jadi apa?!"

"Apakah hanya dengan bermain musik kau bisa sukses nanti?!"

"Kau pikir kau kenyang dengan biola itu, hah?! Oh atau gitar kesayangan mu itu?!"

BRAK!

"PERGI! KAU TIDAK BERGUNA!"

"hah!!"

Kedua mata itu terbuka lebar, mimpi buruk yang cukup mengerikan.

"Arghh!" ia mengusap wajah nya kasar. Menyambar botol minum yang ada disamping nya lalu menegak nya hingga habis.

"Thea?"

Gadis itu menoleh pada teman nya yang berdiri di ambang pintu.

"Ada apa?" tanga gadis itu,teman nya menghampiri nya kemudian menggeleng.

"Aku mendengar mu mengerang tadi, mimpi buruk?" tanya teman nya. Thea mengangguk "Ya, ibu tiri ku"

"Aku bermimpi dia menghancurkan gitar kesayangan ku" kata Thea pelan.

Teman nya, Lydia, mengelus pundak gadis di samping nya.

Thea menghela nafas "Tapi itu memang sudah hancur"

"Thea,aku tahu perasaan mu. Bersabarlah" kata Lydia memeluk Thea. Thea mengangguk membalas pelukan Lydia.

Tiba tiba otak nya seperti di klik oleh sesuatu, Thea menarik diri dari pelukan Lydia.

"Aku lupa!"

"Ap-"

"Pesanan kue ke kantor departemen London belum ku antar" Kata Thea, kemudian gadis berambut coklat gelap panjang itu turun dari kasur nya. Menyambar mantel yang tergantung di dinding lalu memakainya terburu buru.

Lydia menggeleng "Anak itu"

___

Thea mempercepat lari nya, dengan membawa keranjang berisi sebuah kue yang dibungkus aman agar tidak berantakan. Gadis itu sesekali menyibakkan rambut nya ke belakang karena menutupi pandangan nya.

Sampai nya ia di depan sebuah pintu megah yang terbuka lebar, gadis itu mengatur nafas nya. Kemudian ia melangkah perlahan masuk ke dalam gedung besar itu, melihat rentetan pria yang berbaris memanjang .

Memilih masa bodo dengan barisan itu, gadis itu menuju ke sebuah ruangan.

Tok tok tok

"Siapa disana?"

Terdengar suara dari dalam ruangan.

"Pesanan kue!" teriak Thea .

"Masuk!"

Thea membuka perlahan pintu ruangan itu. Lalu menutup kembali pintu nya.

"Mrs. Melanie maaf aku terlambat" kata Thea pelan sambil menundukkan kepala nya.

"Tidak apa, Thea. Kenapa kau terlambat?"

"Uh-saya kelelahan...mungkin" kata Thea tidak yakin.

Mrs. Melanie tersenyum ia mengambil keranjang dari tangan Thea lalu meletakkan nya di meja.

"Kau bekerja terlalu keras,apa yang membuat mu harus melakukan ini?" tanya Mrs. Melanie mengelus pundak Thea.

Thea terdiam, ia tidak berniat untuk membalas atau menjawab pertanyaan Mrs. Melanie.

Narnia : The Voyage and The Dawn TreaderWhere stories live. Discover now