meet Edmund again

354 53 11
                                    

Udara sore hari yang sejuk di New York. Beberapa kali Thea menghembuskan nafasnya sembari tersenyum, dia sedang berjalan bersama San menuju sebuah Cafe.

Katanya San ingin menemui seseorang, Thea juga bosan dirumah dan akhirnya ia membuntuti San kemanapun lelaki itu melangkah.

"Oh ya, San"

San menoleh ketika namanya dipanggil "Ada apa?"

"Uhmmm, seseorang yang mau kau temui. Perempuan atau laki laki?" tanya Thea, gadis itu menyamakan langkahnya dengan langkah lebar San.

San tersenyum, kemudian menatap kembali kedepan "Uhmm, dia laki laki tapi dia sangat cantik dan indah"

Thea mengernyit, "memangnya ada seperti itu?"

"Tentu ada–

oh disitu Cafenya"

Thea mengikuti arah tunjuk San. Di seberang jalan sana ada sebuah Cafe yang berdesain elegan, San menggandeng tangan Thea lalu membawanya ke seberang jalan.

Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam Cafe. San berhenti sebentar, matanya menelanjangi seluruh sudut Cafe untuk mencari seseorang.

Gotcha!

Di sudut sana, ada seorang laki laki yang sedang duduk sendiri sembari menunduk dengan sebuah botol di atas kepalanya.

Di sudut sana, ada seorang laki laki yang sedang duduk sendiri sembari menunduk dengan sebuah botol di atas kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Wooyoung-ah!!"

Laki laki yang dipanggil San mendongak, mengambil botol dari kepalanya. Kemudian tersenyum sembari melambaikan tangannya.

"Thea, ayo kesana!" San menggenggam tangan Thea kemudian menariknya.

"Wahhh, aku menunggumu lama hingga bosan" kata laki laki itu dengan bahasa yang tidak Thea mengerti mempersilahkan San dan Thea duduk.

"Kau tahu sendiri apartemen ku kan jauh dari sini" jawab San menggunakan bahasa yang sama kemudian ia menoleh pada Thea.

"Oh ini Thea, teman baruku. Thea ini Wooyoung, teman baikku"

Thea mengerjapkan matanya lucu, sedikit salah fokus "E-eh, iya salam kenal" katanya sambil mengulurkan tangan.

Wooyoung menyambut uluran tangan Thea  "Kau menggemaskan"

Thea dibuat salah tingkah, gadis itu menunduk malu.

San melirik sinis Wooyoung "Jangan rayu adikku"

"Eh adikmu? Aku tidak tahu kau punya adik,San" kata Wooyoung bingung.

San menggeleng "Dia sudah kuanggap seperti adikku"

Wooyoung ber-oh ria sambil mengangguk.

"Ngomong-ngomong kenapa kau mengajakku kesini?" tanya San pada Wooyoung.

Wooyoung membenarkan posisi duduknya "Aku ingin meminta bantuanmu, kau tahu kan kemampuan bahasa Inggrisku lumayan berantakan. Aku ada klien penting untuk perusahaan ayahku, mau membantu?"

San mengangguk "Tentu saja. Tapi, bahasa Inggrismu juga tidak buruk kok"

"Ini pertemuan dengan klien, kalau ada salah sedikit bisa malu aku"

San tertawa sebentar lalu "Siapa klien mu?"

Dan percakapan selanjutnya seperti lenyap dari pendengaran Thea. Gadis itu malah asik mendengarkan musik yang diputar di Cafe tersebut.

.

.

10 menit berlalu hingga Thea sadar ada yang menepuk bahunya.

Kepalanya menoleh, menatap San dan Wooyoung bergantian dengan bingung.

"Ya?" tanya gadis itu masih belum 100% sadar.

San terkekeh "Kenapa melamun? Bisa pindah kesana dulu sama Edmund?" tangannya menunjuk kursi di seberang tempat duduk mereka.

Thea mengerjap beberapa kali, "sama Edmund ya?"

Tunggu

Edmund?

Sebentar

Otaknya ganyampe

"EDMUND?!" setelah berteriak otomatis Thea memutar badannya, dan yang benar saja . Di belakangnya berdiri dua orang laki laki yang tidak asing baginya.

Edmund Pevensie dan Peter Pevensie.

Edmund menatap Thea dengan salah satu alis terangkat. Sementara Peter menatap bingung Edmund dan Thea bergantian.

Thea tertawa canggung, ia mulai berdiri "Ahahhahaa, Ed-Edmund. H-hai..." sapanya.

"Hai?" jawab Edmund ragu.

Thea mengangguk kemudian ia menuju ke kursi yang ditunjuk San tadi diikuti Edmund.

Mereka duduk berhadapan, keadaan canggung menyelimuti Thea.

Tuhan mengapa mendadak sekali.

.

.

.

.

"Senang bekerja sama dengan kalian"

"Wahh iya, Mr. Pevensie meeting selanjutnya akan saya beritahu"

30 menit berlalu begitu lama. Sore sudah berganti menjadi malam.

Thea berdiri diantara San dan Wooyoung dan Edmund di depannya.

Tadi saat menunggu, Edmund sempat mengobrol dengannya. Bertanya apakah ia sudah mengingat Narnia, atau yang lain seperti menanyakan mau kuliah dimana.

Semua itu dijawab jujur dan seadanya dengan Thea. Reaksi Edmund pun seadanya, tidak terkejut atau malah seperti...

Mewanti? Tidak tahu.

Thea membenarkan letak cardigannya. Mereka beriringan jalan keluar Cafe, di tepi jalan mereka saling berpamitan.

"Wooyoung akan menginap di tempatku, kita ingin mampir ke minimarket untuk membeli beberapa bahan makanan,mau ikut?"

Thea berpikir sebentat, mengetukkan telunjuknya didagu. Sebenernya, jika ia pulang sekarang juga percuma. Ia takut pulang sendirian.

"Baiklah aku ikut"

San tersenyum kemudian ia menatap Peter dan Edmund "Mr. Pevensie ingin ikut sekalian?" 

Peter menggelengkan kepalanya sambil tersenyum "Tidak perlu, Edmund tidak suka bepergian jika malam hari"

Edmund yang mendengar itu mendesis kearah Peter.

"Haha baiklah, kalau begitu aku permisi dulu. Selamat tinggal!"

San, Wooyoung dan Thea pun mulai melangkah meninggalkan Peter dan Edmund.

Namun langkah Thea terhenti ketika seseorang menarik tangannya.

Ia menoleh mendapati Edmund, yang menyerahkan selembar kertas yang dilipat lalu berkata "Baca saat kau sudah sampai dirumah"

Thea menatap kertas itu bingung, ia kembali mendongakkan kepalanya namun Edmund sudah tidak ada dihadapannya.

"Thea, cepat!"

Gadis itu memasukkan kertas yang diberikan Edmund kedalam dompetnya dan berlari menyusul San dan Wooyoung yang sudah jauh didepannya.

###

TBC

hai
Lama tak jumpa
Diriku sibuk ujian + gaada ide.

Hwhw

Narnia : The Voyage and The Dawn TreaderWhere stories live. Discover now