Thanku, Al (24)

3.5K 481 122
                                    

"Michelle.." panggil Aldebaran

Michelle tampak melambaikan tangannya dari seberang jalan raya, kemudian ia menyebrang dan berdiri tepat di depan Aldebaran

"Kamu dari mana ?"

"Cari ini," Michelle memperlihatkan barang bawaannya pada Aldebaran

Aldebaran pun menggandeng tangan michelle posesif membuat perempuan itu tersenyum senang.

"Lain kali kalau mau cari apa-apa bareng aja ya," Michelle mengangguk masih dengan senyumnya.

Puk! Puk!

Tepukan pelan di bahu membuat perempuan itu tersadar, dan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Maaf bu, tapi client kita sudah menunggu di ruang meeting.." Ucapnya.

Sial, Michelle merutuki dirinya sendiri. Ia masih saja memikirkan pria yang sudah beristri sampai terbawa ke alam mimpi.

Hampir 2 bulan keduanya tidak bertemu lagi, namun Michelle masih saja memikirkan Aldebaran, ia juga pernah beberapa kali mengirimkan hadiah dan makanan untuk pria itu, bahkan ia juga pernah dengan sengaja menemui Aldebaran di kantor dan membuat sedikit keributan di sana.

"Udah ngga waras gue..."

*****

"Sebentar mas," Aldebaran mengangguk sembari terus mengunyah makan malamnya.

"Ya, selamat malam,"

"Dengan saya sendiri"

"Ohh iya saya ingat," Aldebaran melirik pada Andin, ia penasaran siapa yang menelfon istrinya

"Maaf tapi saya sudah resign," Andin yang merasa di tatap pun menatap kembali Aldebaran

"Nanti saya kabari lagi,"

"Ya.."

"Siapa ndin ?"

"Management aku, aku di minta pemotretan lagi buat brand baru, katanya biar banyak peminatnya makanya mereka hubungin aku," Aldebaran tampak serius menyimak setiap penjelasan Andin.

"Mas jangan diem aja dong? aku udah berusaha nolak tadi.."

"Kamu bilang kan alasan kamu resign karna apa,"

"Iyaa, aku bilang aku hamil"

"Mereka bilang cuma sekali sih untuk brand ini dan mereka kasih tawaran tinggi makanya management hubungi aku lagi,"

"Aku terserah kamu," Ucap Aldebaran kemudian meneguk sisa air putih di gelasnya.

"Mas.." Andin meraih tangan Aldebaran

Aldebaran sebenarnya lebih suka Andin di rumah apalagi dalam keadaan hamil, tapi ia tidak tega melihat tatapan memohon istrinya.

"Sekali ini aja," Bujuk Andin.

"Iya boleh, tapi tolong jaga kesehatan kamu dan anak kita ya," Aldebaran menggenggam tangan Andin.

"Makasih mas," Perut Andin menghangat saat satu kecupan mendarat di keningnya.

*****

Andin melakukan aktifitas nya seperti biasa, memasak sarapan untuknya juga untuk Aldebaran.

Sebuah tangan melingkar indah di perutnya, hembusan nafas hangat menyapu ceruk lehernya.

"Wangi banget suami aku," Ucap Andin membalikkan badannya menghadap Aldebaran. Aldebaran tak berkedip melihat penampilan istrinya yang sedikit berbeda dari biasanya.

Thanku, Al [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang