Thanku Al - 10

5.8K 392 22
                                    

Pertama kali bagi Al dan Andin tidur satu ranjang, Andin terbangun lebih dulu, ia bisa melihat betapa lelahnya pria di sebelahnya itu, lelah fisik juga psikis karna memikirkan pernikahan mereka.

Andin tersenyum menyadari suaminya begitu tampan, dan kharismatik. Tanpa sadar tangannya menyentuh hidung mancung suaminya.

"Aku akan buat wajah ragu kamu tadi malam berubah jadi wajah yang selalu percaya sama aku mas, percaya kalau aku memang serius sama ucapan aku." Ucap Andin pelan. Ia menarik tangannya dan bangun dengan hati-hati agar tidak mengganggu tidur suaminya.

Andin menemui mamanya di dapur, ia membantu mamanya memasak, dan seperti biasa mama Rossa di buat heran dengan sikap Andin.

"Sayang, kamu yang serius kalau mau jadi istri yang baik, harus bener-bener  niat dari hati, jangan setengah-setengah kayak kemarin, untung suami kamu sabar banget," Andin tersenyum mendengar nasehat mamanya.

"Iya ma, bantu Andin yaa," Balas Andin membuat mama Rossa lega.

"Pasti sayang, mama mau yang terbaik buat kamu, buat keutuhan pernikahan kamu sama Al juga sayang,"

"Iya ma, aku sadar aku ngga bisa terus hidup dengan bayang-bayang Rendy, Al mungkin bukan suami yang aku inginkan, tapi kriteria suami idaman aku ada di dia ma," Andin membayangkan sosok Al yang selalu hangat dan sabar padanya.

"Syukurlah kalau kamu sudah sadar, Rendy memang anak yang baik, tapi dia ngga di sini sekarang, dia bukan takdir kamu, ada Al yang lebih layak dan sudah seharusnya mendapat perhatian, cinta dan kasih sayang kamu," Andin memeluk mama Rossa.

"Oh iya ma sarapannya aku bawa ke atas aja ya, kasian kalau mas Al harus turun ke sini, dia kan lagi sakit,"

"Mau mama bantu ?" Tawar mama Rossa.

"Ngga usah ma, aku bisa sendiri," Ucap Andin membawa nampan berisi sarapan beserta minumannya.

Andin sedikit sulit membuka pintu dengan nampan di tangannya, saat pintu terbuka ia melihat suaminya masih terlelap.

"Tumben, biasanya jam segini udah bangun," Gumam Andin.

Ia meletakkan makanan itu di meja sebelah ranjang. Lalu Andin mendekatkan dirinya pada Al, meletakkan punggung tangannya di dahi suaminya.

"Normal kok, ngga demam,"  Setelah Andin rasa Al dalam keadaan baik-baik saja a.k.a tidak demam, ia memutuskan membangunkan suaminya itu.

"Mas, bangun." Di tepuknya pipi Al pelan.

Ternyata tidak begitu sulit membangunkan Al, hanya dengan tepukan kecil di pipi, pria itu sudah mengerjapkan matanya.

Terpampanglah wajah khas bangun tidur milik Al, dengan kesadaran yang belum sepenuhnya kumpul, Al berkali-kali mengedipkan matanya membuat Andin gemas.

"Mas, kamu ngapain sih" Tanya Andin tertawa kecil.

"Ini minum dulu," Andin membantu Al duduk dan memberinya segelas air putih.

"Makasih ya," Ucap Al tersenyum.

"Sama-sama,"

"Gimana udah enakan badannya ?" Tanya Andin.

Al hanya mengangguk, ia masih sedikit bicara karna pukulan di sudut bibirnya lumayan keras membuatnya perih jika di gerakkan.

"Makan yaa ?" Andin berniat menyuapi Al tapi Al lebih dulu mengambil sendok itu.

"Ngga usah di suapin," Ledek Al membuat Andin jadi salah tingkah, ia lalu mulai melahap sup ayamnya.

"Kamu yang masak ?" Tanya Al.

"Bukan, ini masakan mama aku cuma bantu sedikit aja," Jawab Andin jujur, Al mengacak pelan rambut Andin.

"Mas, kamu suka istri yang pinter masak atau pinter beres-beres ?" Tanya Andin tiba-tiba.

"Kok gitu nanyanya ? Ssshh" Al sedikit meringis karna sudut bibirnya perih.

"Jawab aja duluu," Rajuk Andin.

"Keduanya dong, abis masak terus beres-beres," jawab Al santai, Andin mendengus sebal.

"Kamu cari istri atau pembantu ?!"

"Kalau bisa dapat dua kenapa harus pilih satu ?" Jawaban Al semakin membuat Andin kesal.

"Aku ngga pintar keduanya mas, ngga pintar masak ngga pintar beres-beres juga," keluh Andin. Al menahan tawanya, lucu sekali istrinya ini.

"Ya udah mandi aja sana, belum mandi kan ?" Andin melangkahkan kakinya dengan sangat malas.

"Sejak kapan Aldebaran Alfahri suka nyuruh-nyuruh dan suka ngeledek gitu ?" Andin berlalu meninggalkan Al yang pura-pura sibuk dengan sarapannya.

*****

"Ndin kamu ngga ada pemotretan ?"

"Hari ini engga, kalau besok ada." Setelah mandi, Andin sibuk merapikan bekas sarapan Al dengan telaten, dengan jeans panjang  berwarna hitam dan kaos oblong warna Lilac, Andin sukses membuat Al terpesona.

"Aku ke bawah dulu ya," pamit Andin.

Sampai di ambang pintu Andin buru-buru menengok kebelakang.

"Mau aku bawain apa ?" Tanyanya.

"Ngga perlu, kamu istirahat aja."

"Oke secangkir coklat panas, tunggu sebentar," Al mengerutkan dahinya, yang salah pendengarnya atau pendengaran Andin, perasaan ia tidak meminta apapun dari istrinya itu.

To be continue...

Tipis-tipis dulu yaa, hehe
Makasih yang udah setia baca, vote dan komentar, kalian luaarr biasa💕

See u next..

Thanku, Al [ ON GOING ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن