Thanku Al - 2

5.7K 323 17
                                    

Andin keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di kepalanya, mengenakan setelan piyama satin lengan pendek celana panjang.

Al begitu sapaan akrab Aldebaran, ia tak berkedip menatap Andin-- istrinya yang keluar dari kamar mandi tampak begitu segar dengan harum yang menguar ke seluruh sudut kamar.

Namun ia tak berani menatap lama pada istrinya itu, ia masih tidak percaya dengan semua ini, seminggu yang lalu Andin masih calon bos nya, calon istri bos nya dan hari ini ternyata takdir berkata lain, perempuan yang hampir mendekati sempurna ini sah menjadi istrinya di mata agama dan hukum.

Andin yang sadar bahwa Al sedang memperhatikannya pun lalu meringkuk di sisi ranjang. Ia tak ingin berbicara apapun dengan siapapun termasuk dengan suaminya.

Al memutuskan membersihkan diri, setelah beberapa menit ia pun keluar dengan celana pendek dan kaos oblong warna hitam, tampak keren dengan rambut yang sedikit acak-acakan.

Andin masih berbaring dan menyadari sisi sebelah ranjangnya sudah di duduki Al. Pikiran Andin sudah kemana-mana sungguh ia tidak ingin melakukan hal itu dengan Al, ia tidak mencintai Al, ia terpaksa menikah dengan pria itu.

Sejenak kemudian Andin bangkit dan terduduk di sofa. Al mengikutinya dan lagi-lagi ia hanya berhenti di depan Andin, ia sungkan untuk duduk di sebelah Andin apalagi melihat gelagat tidak nyaman Andin saat berdekatan dengannya.

"Biar saya tidur di sofa, ibu bisa istirahat di ranjang sekarang, saya tidak akan macam-macam. Saya tau posisi saya Bu," Al berbicara sesopan mungkin, seperti biasanya saat ia berbicara pada Andin sewaktu masih ada Rendy dulu.

"Terimakasih Al," Andin tersenyum kecil lalu kembali ke ranjang dan mulai memaksakan dirinya untuk terpejam.

Al membaringkan tubuhnya di sofa yang cukup besar, ia menatap langit-langit kamar Andin yang kini menjadi kamarnya juga. Apa iya pernikahan ini bisa bertahan? Berjalan dengan semestinya seperti pernikahan-pernikahan pada umumnya? Saling mencintai? Semua hal yang tidak pernah terbersit sedikitpun di pikirannya akan ia habiskan sisa hidupnya dengan seorang perempuan bernama Andini Kharisma Putri.

Keduanya terlelap di tempatnya masing-masing, pesta pernikahan memang melelahkan, menyalami satu persatu para tamu undangan membuat tubuh mereka butuh banyak istirahat.

*****

Al mengucek matanya, ia terbangun kan oleh suara pintu yang tertutup. Ia melihat Andin sudah tidak berada di ranjangnya, mungkin ia sedang mandi pikir Al.

Sudah pukul 6 pagi, tapi tidak juga terdengar suara dari kamar mandi apa Andin kenapa-kenapa? Batin Al.

"Bu Andin,"

"Bu Andin di dalam ?" Al mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali, sampai akhirnya ia mencoba membuka pintunya, ternyata tidak di kunci dan ia tidak mendapati Andin di dalam.

Ia panik lalu bergegas keluar dan hampir saja menabrak Bu Rossa-- Mama Andin.

"Maaf Bu saya ngga sengaja,"

"Jangan panggil saya Ibu, kamu kan sudah menikah dengan anak Mama, Andin. Jadi, panggilnya Mama aja ya mulai sekarang." Perintah Mama Rossa lembut.

"Iya ma,"

"Kamu panik sekali, ada apa ?" Tanya Mama Rossa penasaran.

"Saya cari Bu Andin, waktu saya bangun dia udah ngga ada di kamar ma."

Mama Rossa menahan tawanya mendengar panggilan Al kepada Andin.

"Al Al, masa ke istri sendiri manggilnya Bu, Andin aja, kalian udah nikah loh. Statusnya udah ngga kaya dulu lagi," Ucap Mama Rossa.

Al menggaruk tengkuknya yang tak gatal, benar juga bagaimanapun ia sudah menikah dengan Andin masa ia memanggilnya 'Bu Andin' terus. Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah terbiasa begitu dan lidahnya kelu jika hanya menyebut nama 'Andin' saja.

"Biasanya jam segini Andin lagi lari pagi, coba kamu susul sana," Al hanya mengangguk.

Baru sampai di depan pintu yang di cari sudah selesai lari pagi rupanya, keringat bercucuran di dahinya, cantik.

"Mau kemana Al ?" Tanya Andin saat melihat Al sepertinya ingin keluar.

"Saya cari Bu Andin karna waktu bangun Bu Andin sudah tidak ada di kamar,"

"Saya biasa lari pagi, jadi besok-besok ngga usah cari saya, saya cuma sebentar kok." Jelas Andin di akhiri senyum tipis.

"Baik Bu,"

"Al Andin ayo sarapan dulu," Ajak Mama Rossa.

Kemudian mereka menuju meja makan, di sana sudah ada nasi goreng lengkap dengan telur ceplok dan juga ayam goreng, ada roti dan selai juga di sana, tinggal pilih.

Tapi jujur Al bingung harus makan yang mana takut kesannya kurang sopan asal ambil makanan. Ia hanya bergeming dengan piring di depannya.

Mama Rossa tampak menyenggol lengan putrinya yang sedang sibuk mengolesi roti dengan selai kacangnya.

"Itu suaminya di layanin dulu, di tawarin mau makan apa."

Andin melirik sekilas ke mama nya.

"Mama tau, bukan pernikahan ini yang aku mau ma," Ucap Andin kemudian berlalu dari meja makan tanpa memakan rotinya.

"Maafin Andin ya Al, mama yakin kalian memang di takdirkan untuk bersama, mama juga yakin kalian bisa saling mencintai suatu hari nanti, yang penting kamu jangan lelah sama sikap Andin ya dan bisa terus sabar sama dia, mama percayakan Andin ke kamu Al," Ucap Mama Rossa tulus.

"Iya ma, saya akan berusaha untuk belajar mencintai Andin dan membuat pernikahan kami bahagia seperti pernikahan pada umumnya." Balas Al serius.

"Ya udah kamu sarapan dulu, mau nasi goreng atau roti ?"

"Nasi aja ma, saya ambil sendiri." Ucap Al saat mama Rossa hendak mengambilkan nasi untuknya.

Al tidak tenang di meja makan, ia makan terburu-buru sampai tersedak.

"Pelan-pelan nak,"

"Maaf ma, saya tinggal dulu ya, saya mau susul Andin." Pamit Al.

Al menaiki anak tangga menuju kamar dimana ia dan Andin tidur di sana. Ia membuka pintunya hati-hati, ia mendapati istrinya sedang berdiri di balkon menatap lurus ke depan.

"Untuk saat ini saya ngga bisa memperlakukan kamu seperti suami saya Al, saya minta maaf sudah membuat kamu masuk ke dalam pernikahan yang tidak kamu inginkan ini." Kata Andin bahkan sebelum Al membuka suara.

"Saya mengerti Bu, saya tidak akan memaksa, biar semuanya berjalan dengan sendirinya." Balas Al.

To be continue...

Makasih yang udah luangin waktunya buat baca cerita ini❤️Gimana? Suka ngga sama jalan ceritanya? Hehe
Jangan lupa vote n comment, please jangan jadi pembaca gelap☺️
Ohiya share juga cerita ini ke teman-teman kalian khususnya sesama pecinta Aladin🙈

Part selanjutnya akan di up setelah aku liat antusiasme kalian di kolom komentar n vote! See you next😘

Thanku, Al [ ON GOING ]Where stories live. Discover now