Thanku Al - 18

7.7K 500 45
                                    

"Hape kamu kenapa di matiin ?" Michelle menghiraukan ucapan Andin dan lebih memilih berbicara pada Al.

Elsa langsung melihat sisi yang berbeda dari Michelle, tadi ia terlihat begitu baik sebelum Al dan Andin datang, tapi sekarang auranya berubah. Ia terlihat tidak punya hati dan tidak punya rasa malu, bagaimanapun Andin adalah istri Al.

"Maaf chell, nanti saya akan urus semuanya untuk kesembuhan kamu, saya akan bayar perawat untuk mengurus segala keperluan kamu, saya tidak bisa menemani kamu lagi, ada perasaan yang saya korbankan, saya sakiti, ketika saya menemani kamu kemarin, dan saya tidak mau itu terulang kembali." Ucap Al.

"Aku kaya gini kan karna kamu, kenapa kamu ngga mau tanggung jawab ?"

"Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya sampai kamu sembuh,"

"Tetap temani aku setiap hari!" Paksa Michelle.

Nino dan Elsa heran melihat kelakuan Michelle, sementara Andin hanya diam dan mempercayakan sepenuhnya keputusan pada Al, ia yakin Al bisa mengambil keputusan terbaik.

Al tidak habis pikir dengan jalan pikiran Michelle, tidak bisakah ia bersikap sewajarnya saja.

Al mengambil alih posisi Nino yang berada tepat di samping Michelle. Ia mendekatkan wajahnya pada Michelle membuat semuanya tegang, apa yang akan Al lakukan?

"Mass.." panggil Andin pelan namun Al tidak menjawab.

"Kamu itu cantik, baik, punya karir bagus, banyak pria di luar sana yang mau sama kamu, jangan terus berharap pada saya, saya sudah mempunyai Andin." Bisik Al tepat di telinga Michelle, semua yang di sana bisa mendengar dengan jelas walau suara Al pelan.

Andin menghela nafasnya lega, ia pikir Al akan berbuat macam-macam pada Michelle, ternyata tidak.

Michelle menatap Al dengan mata berkaca-kaca.

"Oke, aku ngga akan maksa." Ucap Michelle Bergetar.

Andin sedikit iba melihat Michelle, sebenarnya ia mau ikut merawat Michelle sampai sembuh andai saja perempuan itu tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan Andin akan dengan senang hati merawat Michelle.

"Terimakasih sudah mau mengerti," Ucap Al.

Lalu Al menoleh pada Andin yang berada di belakangnya, kemudian ia menggenggam tangan Andin. Andin pun membalas genggaman itu, mereka menguatkan satu sama lain. Dalam hati Al berdoa agar apa yang sudah ia putuskan adalah yang terbaik untuk mereka bertiga.

Michelle memalingkan wajahnya, mengusap setitik air mata yang sempat menetes.

"Hmmm... Chell, aku sama Elsa pulang dulu ya," pamit Nino.

"Makasih ya No, Sa, kalian baik banget." Ucap Michelle, Elsa tersenyum kecil mendengarnya.

"Sama-sama," balas Nino.

Al dan Andin pun ikut pulang setelah Elsa dan Nino pulang terlebih dulu, mereka hampir lupa kalau sore ini harus mengantar mama Rossa dan Pak Hartawan ke bandara.

*****

"Assalamualaikum.." salam Andin.

"Waalaikumsalam.."

Keduanya menyalami tangan kedua orangtua Andin.

"Mama sama papa udah mau berangkat, pesawat kami take off satu jam lagi sayang," jawab mama Rossa.

"Ya udah Andin mandi dulu sebentar ya, ngga lama kok." Ucap Andin kemudian menuju kamarnya dengan tergesa-gesa di ikuti Al di belakangnya.

Setengah jam berlalu Al dan Andin pun siap dengan penampilan mereka yang senada, Andin dengan dress polos berwarna biru muda sedangkan Al mengenakan sweater berwarna biru muda kombinasi dengan warna navy.

Thanku, Al [ ON GOING ]Where stories live. Discover now