Thanku Al - 17

6.1K 424 32
                                    

Al mematikan ponselnya, dan tidak memperdulikan panggilan dari Michelle.

"Masih sayang aku kan ?" Tanya Al lagi. Andin langsung memeluk pria yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta dengan cara yang sederhana.

"Kalau ngga sayang, aku ngga akan cemburu ke Michelle!" Ucap Andin kesal, ia terisak lagi di bahu Al. Al pun mengeratkan pelukannya.

"Aku minta maaf ya, di maafin ngga ?" Andin melepas pelukannya dan mengangguk.

"Janji jangan bikin aku cemburu lagi ?" Ucap Andin.

"Iya sayang..." Di ciumnya kening Andin cukup dalam sampai rasa hangat mengalir di seluruh tubuh Andin.

"Aku sayang kamu, mas."

"Aku lebih sayang kamu, Ndin." Keduanya kembali saling memeluk, akhirnya kesalahpahaman ini selesai.

Pagi ini semua anggota keluarga berkumpul di meja makan untuk sarapan, suasananya pun sudah jauh lebih baik dari beberapa hari lalu.

"Ohiya Al, Andin.. papa dan mama akan berangkat ke Semarang besok, kami akan mengurus cabang perusahaan papa yang ada di sana," Ucap Pak Hartawan.

"Berapa lama pa ?" Tanya Andin.

"Mungkin seterusnya papa dan mama akan tinggal di sana, kasian nenek kamu sendirian di sana, kamu kan di sini udah ada yang nemenin," Ucap Mama Rossa menggoda putrinya itu.

"Tapi mah, aku dari kecil biasa bareng  sama mama papa, aku ngga bisa hidup tanpa kalian," Ujar Andin tak terima.

"Harus bisa sayang, kita kan bisa saling berkunjung nanti, kamu bisa ke Semarang atau mama papa yang sesekali ke sini." Andin terisak di pelukan mama Rossa.

"Kenapa mendadak ma,"

"Sebenarnya ini ngga mendadak, mama dan papa sudah merencanakan ini dari jauh hari dan cari waktu yang pas, menurut kami sekarang lah waktu yang pas, kamu sudah ada yang menemani di sini."

"Rumah sebesar ini cuma ada aku sama mas Al, sepi banget ma," keluh Andin.

"Ya di ramein dong sayang," Ucap pak Hartawan.

"Cepat kasih cucu buat mama, biar kamu juga ngga kesepian di sini." Imbuh mama Rossa membuat Andin semakin mengeratkan pelukannya pada mama Rossa sedangkan Al hanya tersenyum mendengarnya.

"Doain aja ya mah, pah," Andin terbelalak mendengar jawaban Al.

"Pasti Al, kami selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua."

Handphone Andin pun berbunyi,

Elsa calling..

"Hallo sa,"

"Aduh kayanya gue ngga bisa,"

"Mama sama papa hari ini berangkat ke Semarang, gue mau di rumah aja ngabisin waktu sama mereka,"

"Iya, maaf yaa gue ngga bisa bantu,"

"Bye, sa"

Andin menutup telfonnya.

"Siapa ndin ?" Tanya Al.

"Elsa mas, dia minta aku gantiin dia hari ini karena dia lagi ngga bisa,"

"Emang Elsa kenapa ?"

"Katanya lagi jenguk teman Nino yang sakit,"

"Kalau kamu mau berangkat ngga papa sayang, mama kan nanti sore berangkatnya,"

"Ngga mau ma." Tolak Andin.

"Kasian Elsa lagi hamil, bantu dia lah, pemotretan kan ngga begitu lama, nanti sore masih bisa antar mama ke bandara." Bujuk mama Rossa.

Thanku, Al [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang