"Secepatnya," jawab Gibran membuat Jenisha dan Auva terkejut.

"Gue bisiknya kekencengan ya?" heran Auva saat Gibran bisa mendengarnya.

"Tanpa sadar lo bisik pake toa!" sungut Jenisha.

Damares dan Auva mendapatkan banyak ucapan dari teman-temannya. Tak lama anak Neriozator berhamburan berdatangan hanya ingin makan gratis saja.

Acara cepat berlalu. Auva merasa sudah sangat lelah menyambut anak Neriozator yang banyak itu.

Ranayya sudah tertidur pulas duluan. Sambil duduk di tepi ranjang, Auva mengeringkan rambut-nya.

"Besok aku bakalan ikut Nenek Ani ke kampus. Kamu sama Rayya dirumah nggak kemana-mana?" tanya Auva saat Damares masuk ke kamar.

"Kayaknya sih dirumah."

"Nggak ada jawaban lain apa!" kesal Auva.

Damares tersenyum penuh arti. Berjongkok di hadapan Auva, gadis itu mengangkat sebelah alisnya.

"Kamu tadi cantik," puji Damares.

"Terlambat banget muji nya!"

"Rayya udah tidur dari tadi?" tanya Damares menoleh pada Ranayya.

"Iya!"

"Bisa lah ya," goda Damares dengan tatapan genitnya.

"Apaan! Mandi sana!" Auva menolak tubuh Damares. Menyeretnya menuju kamar mandi.

Saat di ambang pintu kamar mandi. Damares berhenti membuat Auva menoleh penuh tanya. Raut wajah lelaki itu terkejut.

"Astaga Auva! Kamu ngajak aku bikin adik buat Rayya dikamar mandi?"

Auva menganga tak percaya. "Bukan berarti kita udah sah kamu bisa seenaknya! Nggak ada Adik buat Rayya! Sekarang mandi dan aku mau tidur!"

Auva berjalan mendekat ke kasur. Merebahkan tubuhnya disana. Damares menyembulkan kepalanya di balik pintu kamar mandi.

"Satu ronde, Va."

"Nggak!"

"Setengah deh."

"Nggak, Damares!"

"Ciuman aja."

"Kamu mau mandi atau aku bikin adik kamu nggak bisa bangun!" ancam Auva yang kesal.

Damares menggeleng cepat dan menutup pintu kamar mandi. Orang lagi ngantuk malah di ganggu kan kena semprot.

🐈

Auva membuka matanya dengan kesadaran yang belum terkumpul. Ia melihat anaknya yang masih tertidur dengan banyak guling disamping anaknya agar tak jatuh kebawah.

Merasakan ada sebuah tangan kekar yang memeluknya. Auva menunduk dan melihat tangan itu, astaga ia lupa kalo sudah nikah dadakan.

Hari ini hari minggu dan Auva harus menemani Nenek Ani ke kampus. Membalikkan badannya menatap wajah Damares yang terlelap.

"Ganteng 'kan?" masih dengan mata terpejam Damares sempat bersuara.

"Pede!"

Damares semakin mengeratkan pelukannya. Kalo orang sah mah suka-suka aja mau ngapain. Nyengir kan lu jomblo, wkwkw sama :(

"Lihat jam di sebelah, Dam."

Damares membuka matanya dan melihat sudah jam enam pagi. Ia mengeratkan pelukannya menempelkan bibirnya pada dahi Auva.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang