27. Misteri yang Tidak Terpecahkan (1)

1.9K 137 7
                                    

Zhou Wenxing baru saja berbicara sedikit, kemudian jadi benar-benar menangis.

Menangis dengan sangat sedih.

Shi Yi jadi terkejut, dan berbalik menenangkan dirinya: "Sekarang saya sudah baik-baik saja, sungguh, Wenxing."

"Setelah kejadian itu saya takut kamu mati," Zhou Wenxing menangis tersedu-sedu, suaranya parau, "Benar-benar takut setelah kejadian itu. Kalau kamu sungguh-sungguh..... abang pasti akan sangat benci kepadaku."

Dia menenangkan Wenxing: "Tidak akan, dia sangat menyayangimu. Lagipula semua ini kan karena kecelakaan, benar tidak?"

Setiap kali mengungkit adik perempuannya ini, ekspresi wajah Zhousheng Chen pasti melembut. Shi Yi tahu dia sangat menyayangi Wenxing, demikian juga terhadap Xiao Ren, di kediaman tua ini jarang-jarang ada orang seperti mereka yang kehadirannya menyenangkan.

Wenxing berkata beberapa hal lagi tetapi terlihat amat capai, terlihat rapuh tetapi masih terus menerus meminta maaf dengan penuh penyesalan.

Sampai akhirnya Shi Yi yang menenangkan Wenxing, setelah dibujuk terus menerus, akhirnya dia mau kembali beristirahat. Gadis yang ditinggalkan oleh Zhousheng Chen, sangatlah teliti menggantikan infusnya, kemudian tersenyum dengan ramah kepadanya.

"Terima kasih."

Gadis itu masih tertawa: "Sao Nainai (nyonya muda) jangan kuatir, Da Saoye sebentar lagi sudah pulang."

Dia tertegun kemudian tertawa.

*****

Ketika waktu makan siang, dia masih belum pulang.

Tadinya gadis itu mau menyuapinya, sambil tertawa Shi Yi menolak, hanya meminta sebuah meja kecil untuk ditaruh di ranjang, dan makan sendiri dengan perlahan. Dia sebenarnya tidaklah terlalu lapar, hanya ketika makan perutnya terasa sedikit sakit, gadis itu menenangkannya, kepala pusing dan perut sakit, itu adalah akibat dari tenggelam, bagaimanapun otaknya sempat kehilangan pasokan oksigen sebentar, juga sempat menelan air sangat banyak, semua ini adalah akibat yang tidak bisa dihindarkan.

Sekarang yang paling penting adalah menjaga saraf dan melindungi livernya supaya sehat kembali.

Dia teringat kalau Wenxing berkata jantungnya sempat berhenti, jadi takut sendiri, jadi tidak banyak bertanya lagi.

Shi Yi menundukkan kepala makan, seakan merasa kalau reaksi orang-orang disekitarnya terlalu berhati-hati, seperti.... sama sekali bukan merupakan sebuah kecelakaan.

Pintu terbuka.

Zhousheng Chen berjalan masuk, langsung memandang ke orang yang berada di ranjang dahulu.

Memakai piyama putih, jadi membuatnya terlihat semakin lemah. Dia melambaikan tangannya menyuruh gadis itu keluar, Shi Yi juga menyadari kedatangannya, mengangkat kepala melihatnya: "Sudah pulang? Sudah makan belum?"

"Sudah makan," Dia duduk disampingnya, menyarankan, "Saya suapi ya?"

Shi Yi mengedipkan matanya, tertawa: "Baik."

Tadi sewaktu Shi Yi terbangun, dan menyadari dia tidak ada di samping, bagaimanapun jadi merasa sedikit kecewa.

Tetapi kalau dipikir-pikir lagi, bahkan pakaian pun belum sempat diganti, pasti semalaman tidak meninggalkan dia sedikitpun, baru setelah dirinya sadar bisa mengambil waktu sedikit untuk pergi melihat adiknya.

Forever and Ever / One and OnlyWhere stories live. Discover now