23. Riasan Pertama Sepertimu (1)

2.5K 181 11
                                    

"Qingcheng Baijiu?" Du Feng tertawa dan sedikit merenungkannya, "Perkataan ini, tidak terlalu sering terdengar."

Zhousheng Ren menundukkan kepalanya, kembali mulai membalikkan buku yang dibawanya: "Tuan Du sepertinya sangat tertarik dengan hal ini." Nada suaranya tiba-tiba menjadi datar dan menarik diri, Du Feng tidak terlalu memperhatikannya.

Mungkin karena Xiao Ren memberikan kesan angkuh kepada orang atau karena alasan lain, Shi Yi merasa dia dan Du Feng sepertinya tidak cocok.

Semua orang bermain dengan seru, Shi Yi malahan merasa bosan.

Dia melihat rupa Xiao Ren yang begitu serius, tiba-tiba merasa bersalah, dia begitu suka membaca, tetapi justru menemani dia disini mengobrol. Dia mengeluarkan pena dari tasnya, diam-diam menulis diatas kertas tisu: Kita pulang saja?

Kemudian, menggunakan telunjuk menyentuh punggung tangannya, kemudian meletakkan kertas tisu tersebut diatas bukunya.

Anak lelaki tersebut tertegun, dia mengangkat ujung bibirnya tertawa.

Dengan cepat mereka meninggalkan tempat, Shi Yi kembali ke kamarnya sendiri mengambil beberapa buku dan pena, keduanya mencari rumah teh yang tenang, duduk di lantai dua dekat jendela, masing-masing membaca buku.

Shi Yi sesekali mengangkat kepalanya, melihat Xiao Ren sekilas, tiba-tiba ada semacam perasaan seperti sedang menjadi wali orang tua.

Sedangkan anak lelaki ini sepenuhnya adalah tipe anak yang sangat disukai penjaganya, sama sekali tidak akan membuatmu kuatir, begitu mulai konsentrasi membaca, maka tidak akan perduli lagi keadaan sekeliling, hanya mengambil pena dan tidak berhenti menulis sesuatu, matanya tidak pernah lepas dari kertas dan buku.

Shi Yi menundukkan kepalanya, terus memandang buku di tangannya.

Dia juga punya kebiasaan sambil membaca sambil mencatat sesuatu, kadang-kadang kalau ada kata-kata yang dia sukai maka akan sekalian mencatatnya, maka bisa langsung mengingatnya. Tidak tahu apakah karena suasana di rumah teh ini sangat bagus, atau ketenangan Zhousheng Ren yang mempengaruhinya, tangannya yang sedang memegang pena, terus menerus menulis, jadi terhenti.

Seperti kerasukan dia mengangkat penanya dan menulis sebaris kalimat:

Musim panas, bulan ke-6, tahun Jihai*, baginda raja meninggal di istana Changle. Di awal kaisar meninggal, memberikan titah kepada pangeran Wang, Pangeran Nanchen....

* tahun ke-36 kalender lunar,
kalender barat tahun 519 (lihat notes di bawah)**.

Dia menghentikan penanya lagi, ujung pena berada di atas kertas, terdiam tidak lagi ingin menulis.

Dia masih mengingat jelas itu adalah bulan ke-6 tanggal 1, dia ingat karena itu adalah hari kelahirannya. Baginda raja meninggal, dia lahir, dan pada saat yang bersamaan, setelah baginda raja meninggal, pangeran Xiao Nanchen yang berumur empat belas tahun tidak mau menerima titah raja, mempertanyakan keaslian segel kerajaan yang capnya lebih kecil dan curiga adanya perubahan di istana kerajaan, hampir saja terjadi pergolakan besar di internal kerajaan.

Zhousheng Chen berumur empat belas tahun, Shi Yi baru lahir.

Bahkan sebelum bertemu dengannya, segala sesuatu yang sudah pernah didengarnya, bisa ditulis menjadi sebuah buku yang lengkap.

Kalimat yang Shi Yi tulis itu seperti hanya coretan dan juga sangat halus. Setelah melihatnya lagi hatinya jadi sedikit berdebat, mungkin karena terlalu tenggelam dalam pikirannya sendiri, hingga menarik perhatian Zhousheng Ren, anak lelaki itu meletakkan bukunya, melirik sekilas apa yang dia tulis kemudian berkata dengan sedikit terkejut: "Yang kamu tulis adalah si Zhousheng Chen yang dari masa lampau?"

Forever and Ever / One and OnlyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora