[5]

1.4K 300 17
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

Felix baru saja tiba di kampusnya seorang diri, kedua maniknya terarah ke salah satu sudut fakultas dimana terdapat Jisung dan beberapa teman sekelas pemuda itu yang tampak tengah membahas hal serius.

"Yang tau jalannya siapa sih?"

"Jeno tuh, tapi setau gue konstruksi jembatannya beda lokasi lagi. Jadi setelah naruh barang di rumah pak RT, kita masih kudu jalan lagi."

"Yaudah deh, menurut gue brangkatnya jangan kesorean takutnya ntar pas udah gelap kita nyasar."

"Yaudah jam 13.00 kata gue kumpul sini lagi aja."

Itulah sekilas percakapan antara Jisung dan teman-teman pemuda itu yang dapat Felix dengar. Pemuda manis itu pun melanjutkan langkahnya ke arah kelasnya.

Setelah mata kuliah pertamanya berakhir, Felix memutuskan untuk pergi ke kantin seorang diri. Eric tidak bisa menemaninya karena pemuda itu memiliki agenda lain di ruang sekretariat HMTL. Kedua manik Felix kini memandang ke arah Hyunjin yang tengah duduk seorang diri di salah satu sudut kantin, Felix menggigit bibir bawahnya dengan ragu... Ia ingin mendekati Hyunjin dan bertanya perihal apa yang hendak Jisung lakukan bersama teman-temannya, namun Felix tidak merasa ia cukup dekat dengan Hyunjin meskipun mereka sama-sama anggota UKM Dance.

"Felix... Kalo suka kudu usaha... Kapan majunya kalo gini?" Felix mendoktrin dirinya sendiri, kemudian sepasang kakinya pun mulai melangkah ke arah meja Hyunjin.

Hyunjin tampak tengah sibuk bermain game di ponselnya, pemuda itu bahkan tidak sadar bahwa Felix sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Permisi..." Felix menyapa dengan suara lirih.

Hyunjin mendongak begitu mendengar suara Felix, "Eh Felix, kenapa nih? Duduk gih, gue lagi ngegame, bentar lagi kelar." Ujar Hyunjin, kemudian kembali fokus ke layar ponselnya.

"Eum.... Okay." Felix pun mengangguk dan mendudukkan diri di hadapan Hyunjin. Felix memainkan ujung sweaternya dengan gugup, ini pertama kalinya ia akan berinteraksi 4 mata dengan seseorang yang belum terlalu dekat dengannya.

"Oke, menang." Hyunjin meletakkan ponselnya di meja dengan wajah puas. "Jadi kenapa Fe?" Hyunjin pun menatap Felix sembari menyedot jus mangganya.

"Gak papa sih, gue cuma eum... Mau nanya boleh?" Tanya Felix masih dengan nada gugup.

"Boleh aja, kalo gue tau jawabannya pasti gue jawab." Balas Hyunjin sambil tersenyum.

"Gue... Gue pengen tau, kira-kira Jisung agendanya apa ya hari ini?" Tanya Felix akhirnya, jantungnya terasa berdegup sangat cepat karena ia sangat gugup.

Hyunjin mengeryit sedikit bingung mendengar pertanyaan Felix, pasalnya ini pertama kalinya ada yang menanyakan perihal Jisung padanya.

"Agenda? Well, setau gue dia ada praktek lapangan bareng temen-temennya sampe besok. Brangkatnya ntar siang." Jawab Hyunjin.

"Oh gitu... Pake motor?" Tanya Felix lagi.

"Setau gue iya." Hyunjin mengangguk.

"Yaudah deh, makasih udah mau jawab." Felix tersenyum manis, kemudian bangkit dari posisi duduknya.

"Eh tunggu..." Hyunjin secara tiba-tiba menahan pergelangan tangan Felix. "Kenapa lu nanyain Jisung?" Tanyanya.

Duh... Felix langsung menggigit bibir bawahnya dengan kebingungan. Pemuda manis itu langsung memutar otak untuk mencari jawaban yang pas.

"Gue... Gue punya misi buat ngelawan diri gue sendiri." Dan Felix pun melepaskan genggaman tangan Hyunjin di pergelangan tangannya, kemudian berjalan cepat meninggalkan pemuda tersebut.

"Hah? Misi? Ngelawan diri sendiri?" Hyunjin mengeryit bingung, namun kemudian mengangkat kedua bahunya acuh dan meneruskan kegiatan makannya.

*****

Jisung sudah menyelesaikan seluruh perkuliahannya hari ini, sekarang ia harus ke parkiran untuk mengambil sepeda motornya dan segera menemui teman-temannya yang sudah menunggu di pos satpam. Jisung memiliki tugas kelompok praktek lapangan yang membutuhkan waktu 2 hari untuk melakukan pengamatan, maka ia dan teman-temannya pun memutuskan memilih hari Jumat untuk mulai mengeksekusi tugas tersebut karena hari Sabtunya libur.

Begitu tiba di motornya, Jisung kebingungan karena menemukan sebuah bungkusan yang tergantung di salah satu spionnya. Jisung pun membuka bungkusan tersebut dengan takut-takut, khawatir isinya benda aneh. Namun rupanya isinya hanyalah beberapa bungkus snack dan sebotol minuman bersoda, serta selembar sticky note yang Jisung yakin pasti berisi surat dari si pengirim.

Semangat nugasnya, jangan lupa makan ya! Jaga diri baik2 ^^

"Hah? Dari siapa nih?" Jisung membolak-balik sticky note tersebut, berusaha menemukan nama si pengirim, namun nihil.

"Apa Cio ya?" Monolog Jisung, mengira bahwa Mashiho yang meletakkan bungkusan snack tersebut. Kebetulan hari ini Jisung sama sekali belum bertemu Mashiho karena ia sudah tiba di kampus sejak pagi dan Mashiho sendiri memiliki kelas siang.

Jisung juga jadi teringat tetangga sekaligus sahabatnya itu saat ini tengah berstatus sebagai tawanan Junkyu, dan meskipun ia tidak bisa menebus pemuda manis itu lewat pertandingan ulang, namun Jisung sudah menitip pesan pada Hyunjin dan Seungmin agar mencari tahu perihal keadaan Mashiho.

Jisung pun memasukkan bungkusan snack yang diterimanya itu ke dalam tas, kemudian mengenakan helmnya dan segera menaiki sepeda motornya meninggalkan area parkir Fakultas Teknik.

Sepeninggal Jisung, ada seorang pemuda manis berkacamata yang baru saja keluar dari persembunyiannya di balik tembok area parkir.

"Apa yang ada di pikiran Jisung cuma Mashiho ya..."

*****

Sejak pagi, Mashiho sudah kesal setengah mati. Junkyu betul-betul berlaku seenaknya. Sejak insiden balapan tadi malam dan Jisung kalah, Mashiho pun harus pasrah menjadi tawanan pemuda itu. Pemuda manis itu pun harus menemani Junkyu kemana pun dan melakukan segala hal yang Junkyu pinta selama mereka berada di kampus atau di luar kampus. Selama seminggu penuh, Junkyu lah yang akan menjemputnya dari rumah dan Mashiho harus mengikuti kemana pun Junkyu pergi (kecuali saat jam kuliah), dan setelah pemuda itu sudah puas, ia pula yang akan mengantarkan Mashiho pulang kembali ke rumah pemuda manis itu.

Pagi tadi, waktu baru menunjukkan pukul 07.00 dan Mashiho sudah harus bangun padahal ia masih mengantuk, mamanya membangunkannya dan berkata bahwa Junkyu sudah tiba di depan rumahnya. Mashiho pun segera bangun untuk menemui Junkyu dan mengomeli pemuda itu, namun Junkyu hanya tersenyum miring sembari berkata :

"Lu tau? Slave yang gak nurut bisa dihukum sama masternya."

Mashiho pun langsung merinding dan segera masuk ke rumahnya kembali untuk mandi dan bersiap.

Saat sudah berada di atas boncengan sepeda motor Junkyu, Mashiho kembali dibuat kesal karena cara Junkyu mengemudi yang seperti orang kesetanan. Mau tak mau Mashiho pun harus memegang kedua sisi jaket yang dikenakan pemuda itu agar tidak jatuh. Namun lagi-lagi Junkyu mengucapkan kalimat yang menyebalkan :

"Saran gue mendingan lu peluk gue aja, jangan malu-malu. Toh biasanya sama Jisung udah ngelakuin 'lebih' kan?"

"Diem ya bangsat, sok tau lu, gue bukan jalang." Balas Mashiho dengan nada sinis, namun Junkyu hanya tertawa seakan setiap omelan Mashiho adalah hiburan tersendiri baginya.

TBC

INTRÉPIDE || jilix ft. mashikyu (coмpleтe ✓)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora