[3]

1.5K 320 12
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

Jisung menghentikan laju sepeda motornya di sebuah minimarket saat ia hendak menuju ke rumah Hyunjin. Waktu menunjukkan pukul 18.00, dan ia memiliki agenda untuk melakukan balapan bersama Junkyu pada pukul 21.00 nanti.

BRUGH

"Eh..." Jisung menoleh saat tidak sengaja pundaknya bersenggolan dengan pundak seseorang yang menyebabkan kacamata orang tersebut terlepas jatuh.

"Eh sorry sorry gue gak sengaja." Jisung dan orang tersebut menunduk bersamaan untuk mengambil kacamatanya yang terjatuh, hingga tak sengaja kedua tangan mereka bersentuhan.

"Iya gapapa, maaf gue juga gak merhatiin jalan." Begitu orang tersebut mengenakan kembali kacamatanya, keduanya pun bertatapan dan Jisung langsung mengenali pemuda di hadapannya ini.

"Lu Felix gak sih?" Tebak Jisung.

"A-ah... Iya." Orang yang ditabraknya itu rupanya Felix dan Felix pun menunduk malu setelah sadar siapa yang kini ada di hadapannya.

"Wuih kebetulan banget ketemu di sini, sendirian?" Tanya Jisung sambil tersenyum.

"I-iya kos gue di blakang minimarket ini." Nada Felix terdengar gugup, membuat Jisung khawatir dan memegang sebelah pundak pemuda itu.

"Lu sakit kah? Kok kaya gemeteran gini?" Tanya Jisung.

"Hah? Enggak kok, gue baik-baik aja. Gue eum... Gue balik dulu, bye!" Dan dalam hitungan detik, Felix pun meninggalkan Jisung yang kini berbalik untuk memperhatikan punggungnya.

"Aneh banget." Monolog Jisung. Namun Jisung kembali ingat bahwa ia mau ke rumah Hyunjin, pemuda itu pun segera mengambil beberapa kaleng minuman bersoda dari kulkas display dan tak lupa sekotak rokok saat ia sudah tiba di kasir.

*****

"Halo?"

"Ric! Gila gue udah sinting rasanya!"

"Jadi lu gila apa sinting?"

"SEMUANYA! Han Jisung bikin gue gila!" Ujar Felix sambil merebahkan tubuhnya di ranjangnya.

"Dih, kenapa lagi lu?" Eric di ujung panggilan mengeryit bingung karena tidak paham konteks yang tengah dibicarakan Felix.

"Gue barusan ke Alfam*rt depan kosan kan, beli sabun sama odol. NAH ketemu Jisung coba?!" Jelas Felix.

"Astaga, gitu doank heboh. Lu gak melakukan sesuatu yang memalukan kan?" Sindir Eric.

"Eum... Kalo tiba-tiba gue gugup dan ngeblank itu memalukan gak?" Tanya Felix sambil mengingat fungsi otaknya yang mendadak error ketika berhadapan dengan Jisung.

"Well, masih wajar sih. Btw jadi mau ke Gramed?" Tanya Eric.

"Lu nya sibuk gak?" Felix bertanya balik.

"Gak ada sibuk gue, LPJ hima udah kelar juga." Jawab Eric. Jabatan Eric adalah seorang sekretaris di himpunan mahasiswanya, maka tak heran jika pemuda itu sering bergelut dengan proposal dan laporan.

"Yaudah ayo gas, gue jemput apa lu jemput?"

"Gue aja, mumpung baru isi bensin. Yaudah lu siap-siap, gue otw."

"Oke Ric!"

Dan sambungan panggilan keduanya pun terputus.

*****

"Sung, mau pake motor gue?" Tawar Hyunjin saat Jisung baru tiba di rumahnya.

"Lah, kenapa deh?" Jisung mengeryit bingung, kemudian mendudukkan diri di teras rumah Hyunjin dan mulai menyalakan sebatang rokoknya.

"Baru ganti ban gue, biar lu yang ngetes gitu, hehe..." Balas Hyunjin.

"Setan, gue yang ngetes trus ntar kalo kenapa-napa gue yang kena duluan gitu?"

"Ya gitu, HAHAHA" Hyunjin tertawa heboh.

"Cio mana btw? Gak join?" Tanya Seungmin saat sadar bahwa Jisung tiba seorang diri.

"Lagi nugas katanya ntar langsung nyusul bawa mobil." Jelas Jisung.

"Yaudah mo brangkat kapan? Cek arena dulu takutnya si Ranajaya macem-macem." Ujar Hyunjin.

"Bentaran, gue kelarin nyebat dulu." Balas Jisung.

"Yaudah gue ke dalem bentar ngambil minum. Min, mau minum gak?" Tawar Hyunjin sambil menatap Seungmin.

"Ada Cola?" Tanya Seungmin.

"Ada, mau?"

"Mau!" Seungmin menyengir lebar.

"Kok gue gak ditawarin?!" Jisung protes.

"Ya gue ngambilin gak cuma buat Seungmin doank lah Sung, tolong, Colanya ada seliter lu mau liat Seungmin gumoh? Dah diem, tunggu bentar." Dan Hyunjin pun benar-benar masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Seungmin dan Jisung di teras.

*****

"Mikirin apa lu? Mo jalan kapan?" Tanya Yoshi yang tengah memperhatikan Junkyu melamun seorang diri di balkon lantai 2 kosnya.

"Gak mikirin apa-apa. Cuma heran aja sama kelakuan bocilnya Lingga. Dia yang salah, dia yang galak." Jawab Junkyu.

"Haha, si Mashiho? Ya gak usah heran lah, bosnya aja begitu." Yoshi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tapi gue tuh heran, kenapa dia yang berbuat tapi Jisung yang nanggung?" Junkyu menoleh ke arah Yoshi.

"Hah? Nanggung gimana?" Yoshi tidak paham maksud ucapan Junkyu.

"Ya ini yang mau balapan gue sama Jisung kan? Padahal awal masalah gue tadi pagi sama si Mashi." Jelas Junkyu.

"Biasalah, palingan cuma mau sok heroik gitu, anak buahnya yang berbuat tapi dia yang tanggung jawab mentang-mentang leader." Balas Yoshi.

"Gue jadi penasaran sebenernya si Jisung sama Mashi ada hubungan apa ya?" Junkyu kembali menoleh ke arah Yoshi.

"Jun, dari pada lu overthinking mending kita jalan skarang, Jiun sama Jae udah di lokasi katanya." Yoshi menepuk pundak Junkyu kemudian masuk ke kamar kosnya untuk mengambil jaket kulitnya.

Kemudian kedua pemuda itu pun berjalan bersama menuruni tangga kos Yoshi dan menuju ke parkiran dimana sepeda motor keduanya berada.

"Yos, menurut lu gimana kalo gue minta Mashiho jadi bahan taruhan malem ini?" Junkyu tiba-tiba mendapat ide.

"What the fuck?" Yoshi urung mengenakan helmnya dan menatap wajah Junkyu dengan raut speechless.

"Gue penasaran aja bakal gimana jadinya si bocil itu tanpa Jisung." Junkyu pun tersenyum miring dan mulai menjalankan sepeda motornya, meninggalkan Yoshi yang masih belum mengenakan helmnya karena terkejut mendengar ucapan Junkyu.

TBC

INTRÉPIDE || jilix ft. mashikyu (coмpleтe ✓)Where stories live. Discover now