bagian 14

10 2 0
                                    

Hari senin adalah hari yang paling malas untuk para remaja yang masih bersekolah. Termasuk luna, dan kini dirinya sedang berdiri di lapangan dengan para murid yang lainnya, untuk melaksanakan upacara.

Matahari begitu terik hari ini, menyorot kearah tempat luna berdiri. Membuat dirinya takuat merasa panas dan pusing secara bersamaan. Sekuat tenaga luna menahan rasa pusing yang tiba-tiba datang begitu saja, ia menahan tubuhnya agar tidak ambruk disini.

Tapi sepertinya kali ini luna sudah tidak kuat, ia ambruk ditempat membuat orang yang berada disamping nya refleks menjerit kaget.

Seorang gadis yang sedang terbaring di atas kasur kini mulai mengerjapkan matanya perlahan-lahan. Hal yang pertama ia lihat adalah seorang laki-laki yang duduk disampingnya.

Ia memegangi kepalanya yang masih terasa sakit, mencoba untuk merubah posisinya menjadi duduk. Tentu saja dibantu oleh laki-laki itu.

"Gue bawain roti, kata dokter yang periksa lo tadi. Lo pingsan karena lemas belum sarapan"

"Makasih, ray"

Membuka bungkus roti tersebut, lalu memakannya dengan lahap.

"Nih minumnya" Ray menyodorkan botol minum kearahnya, dengan senang hati luna menerima botol tersebut tidak lupa mengucapkan terima kasih.

"Lain kali jangan lupa serapan kalo mau kesekolah" Tuturnya. Jujur saja, luna sangat ingin serapan dulu tadi. Hanya saja ia takut telat saat datang kesekolah. Pasalnya, jam setengah tujuh ia baru selesai membuat serapan untuk orang-orang rumah, sedangkan jam tujuh ia harus sudah ada disekolah dan melaksanakan upacara. Maka dari itu ia memutuskan untuk tidak serapan hari ini, itung-itung diet.

Luna hanya mengangguk dan kembali memakan roti tersebut.

"Pulang sekolah lo sibuk ga? "

Luna tampak diam beberapa saat, dan akhirnya menggeleng "aku kerja".

" Oh iya gue lupa, tadinya mau ajak lo makan-makan dirumah gue"

"Maaf ya, aku gabisa" Ray pun mengganguk dan mengacak rambut Luna. Ntah apa yang dirasakan gadis itu, Tiba-tiba saja jantungnya berdetak begitu kencang.

•••

"Terimakasih, jangan lupa mampir lagi ke toko kami kak" Ujar luna tersenyum ramah kearah pelanggan yang ada di depannya sambil memberikan sekantong kresek pesanan pelangganya itu.

"Luna"

"Iya, bu? " Luna menghampiri bos nya itu dengan senyum yang tak pernah hilang dibibirnya.

"Besok kamu ga perlu kesini lagi, ya"

Seketika senyuman luna meluntur. Jantungnya berdetak kencang, apa yang ia perbuat sampai bosnya mengatakan  hal seperti itu? Apa itu tandanya ia di pecat?.

"Kamu ga di pecat Luna" Ucap wanita itu seakan tahu isi pikiran Luna.

"T-tapi? "

"Libur dulu selama satu minggu"

Luna pun mengusap dadanya merasa lega. Untung saja ia tidak di pecat, kalo sampai ia dipecat terpaksa ia harus mencari keperjakaan baru, untuk membayar keperluan sekolah.

Luna pun mengangguk dan langsung memeluk perempuan yang ada di depannya itu.

"Ini gajih kamu" Luna pun mengambil amplop yang di sodorkan oleh bosnya.

"Makasih, bu"

•••

"Luna"

"Ya, cley? "

Saat ini Luna sedang berada di kediaman cleo. Berhubung orang tuanya tidak ada, luna bisa menginap dirumah cleo saat ini.

"Aku ada kabar baik, lun"

"Papah aku udah nemuin pendonor mata buat aku"

Luna pun terdiam mengerjakan matanya, apakah ia tidak salah dengar? Om Rey, telah menemukan Pendonor? Ini seperti mimpi untuk Luna.

"Bentar lagi aku bisa ngeliat muka kamu yang jelek lun" Ucap cleo sambil terkekeh. Luna pun memeluk tubuh cleo ia mengusap punggung gadis itu untuk menyalurkan rasa bahagianya.

"Apa hal pertama yang akan kamu lakuin setelah aku bisa ngeliat lun? "

Luna cukup terdiam beberapa saat, mencerna apa yang diucapkan sahabatnya.

"Aku akan ajak kamu keliling taman naik sepeda, beliin kamu banyak coklat" Luna terdiam saat mendengar cleo tertawa. Untuk apa gadis itu tertawa? Apa ada yang lucu?.

"Kaya kamu punya duit aja lun, mau beliin aku banyak coklat"

"Aku kan kerja cley"

"Kalo kamu, apa hal pertama yang ingin kamu lakuin setelah kamu bisa ngeliat?" Tanya luna yang kini sedang menatap langit malam di atas balkon.

"Aku ingin meluk kamu"

"Aku pengen kamu jadi orang pertama yang bisa ngeliat aku saat aku udah bisa ngeliat"

"Aku sayang kamu, Luna jelek"

Luna pun membalikan badanya mendekat kearah cleo. Ia langsung memeluk sahabatnya itu dan mencium pipinya.

"LUNA"

"Nanti kalo aku udah bisa ngeliat, kamu gabisa cium cium aku lagi. Aku bakalan ngehindar" Ucap cleo yang mencoba menjauhkan tubuhnya dengan tubuh Luna.

"Siapa juga yang mau cium kamu nanti" Ucap luna dengan menjulurkan lidahnya mengejek kearah cleo. Tentu saja cleo tidak bisa melihatnya, jika cleo bisa melihat pasti sekarang cleo sedang mengejar luna.

"Aku pengen nanti kita ke pantai ya, lun. Terus nanti kita lari-lari disana. Pasti seru banget, kita bisa ngeliat ombak sambil main pasir"

"Iya cley, bawel banget sih kamu. Jadi pengen cium"

"GAMAU LUNA"

De'lunaWhere stories live. Discover now