bagian 7

16 3 0
                                    


Untukmu yang sedang merasa sedih. Tetap semangat ya, jangan menyerah. Aku tau kamu lebih kuat dariku.

~••~


"LUNA PULANG, BUNDA"

"DARIMANA AJA KAMU" Bella menatap penampilan Luna dari atas hingga bawah, baju sedikit basah dan kusut, rambut sedikit berantakan, memakai jaket pria. Membuat bella menatap curiga.

"Habis ngapain kamu. Jangan bilang kamu habis jual diri"

Degg...

Tidak pernah terlintas sedikitpun di benak Luna untuk menjual dirinya. Dan yang paling membuat dirinya terkejut adalah berkataan bella.

"Bu-nda, mana mungkin aku lakuin hal sekeji itu" Suara luna mulai bergetar menahan air matanya agar tidak turun membasahi pipinya.

"VANO, LIAT KELAKUAN ANAKMU YANG SATU INI. DIA MENJUAL DIRINYA"

Luna menggeleng, ia mulai panik ketakutan. Ia yakin setelah hal ini, dia akan disiksa dan dikurung oleh vano.

Vano berjalan kearah luna yang mulai bergetar, ia menatap putrinya dengan tatapan tajam dan leher yg mengeras.

Ia menyerit putrinya menuju gudang dan menghempaskan tanganya begitu kasar. Membuat luna terjatuh karena kehilangan keseimbangan.

"A-yah"

"Luna ga ngelakuin itu, yah" Luna terus menangis, tubuhnya semakin bergetar saat sang ayah membawa cambuk.

"Ayah Luna mohon, jangan pu-kul luna"

Carr...

Carr..

Carr...

Vano seakan tuli, ia terus mencabuk putrinya itu. Tanpa memperdulikan rintihan, tangisan bahkan teriakanya.

Ia benar-benar sudah malu dengan kelakuan putri bungsunya itu.

"Anak sialan"

"Ga guna, bisanya nyusahin aja"

"Kamu itu harusnya tau diri, udah di rawat disini harusnya mikir. Jangan bikin malu keluarga"

"KAMU ITU ANAK YANG TIDAK DIINGINKAN " teriak Vano murka dan melempar cambuk itu ke seberang arah.

"A-yah, sa-kit"

"To-long luna, yah" Dada luna rasanya sakit, ini lebih sakit dari kemarin-kemarin yang ia rasakan.

Satu tanganya memegangi dadanya yang begitu sakit, dan tangan satunya ia arahkan kearah vano. Mencoba meminta tolong agar vano menolongnya.

Tapi, bukan pertolongan yang ia dapat. Tanganya malah diinjak oleh vano. Membuat luna tambah meringis kesakitan.

"A-YAH" teriak lily saat melihat vano menginjak tangan adiknya.

Suaranya bergetar, tak terasa air matanya membanjiri pipinya. "Ayah jahat"

Lily hendak pergi dari sana tapi sebelum ia melangkah, ia merasa kesakitan, ia memegangi perut dan punggungnya sebelah kanan dibagian bawah.

Melihat itu vano merasa panik, ia langsung menghampiri lily dan menggendongnya, ia khawatir dengan kesehatan putrinya itu.

"A-yah, jangan ting-galin luna"

Beberapa detik setelah mengatakan itu, luna jatuh tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir lewat hidungnya.

•••

"Luna akan baik-baik aja kan, pah" Ujar Cleo. Kini mereka sedang berada dirumah sakit.

Saat Cleo ingin bermain kerumah luna, diantar oleh Rey. Ia tak mendapati luna disana. Tapi setelah mendengar rintihan kecil dari mulut luna membuat rey langsung mendorong kursi putrinya untuk pergi menuju suara itu berada.

Saat Rey sampai disana, seketika jantungnya berhenti berdetak. Melihat kondisi luna yang sangat memilukan dan banyaknya darah berceceran dimana-mana. mebuat rey mematung tak habis fikir dengan kelakuan orang tua dia.

"Luna pasti sembuh sayang" Rey terus saja memeluk putrinya yang terus menerus menangis. Betapa khawatirnya Cleo pada Luna saat ini.

Tak lama, pintu tempat Luna dirawat pun terbuka. Menampakan seorang dokter yang diperkirakan umurnya 39 tahun.

"Gimana keadaan luna, dok"

"Sepertinya kita harus berbicara serius diruangan saya pak" Mendengar itu lantas cleo memeluk Rey dengan begitu kuat, ia tahu bahwa sekarang kondisi luna sangatlah parah.

•••

"Luna adalah pasien saya"

"Saya sangat berharap dia cepat sembuh"

"Ingat perkataan saya tadi ya, pak. Tolong sampaikan pada kedua orang tuanya, sebelum terlambat"

Perkataan dokter barusan terus saja memutari otaknya. Ia sangat bingung, bagaimana memberitahu bella dan vano akan keadaan Luna sekarang.

"Pah, apa yang dikatakan dokter barusan. Luna gapapa kan, pah? " Tanya Cleo, cemas ia terus saja berada disisi luna memegangi tangan perempuan yang sedang terbaring itu.

"Gapapa nak. Tadi dokter bilang kalo luna harus banyak istirahat, gaboleh kecapean" Ujar rey yang kini menghampiri putrinya dan mengelus rambutnya.

"Kesian Luna pah, dia pulang sekolah harus kerja. Terus habis itu dia harus bersihin rumahnya, kalo ngga dimarahin sama nenek sihir"

Rey terkekeh mendengar perkataan putrinya "papah harap, luna cepat sadar"

•••

Setelah 5 jam menutup mata, akhirnya gadis itu mengerjapkan matanya. Ia melihat ke sekelilingnya, semuanya bernuansa putih. Ia masih belum bisa berfikir sekarang keberadaan nya dimana?

Gadis itupun menatap kearah pintu yang terbuka dan menunjukan seorang pria yang sedang mendorong sebuah kursi roda.

Rumah sakit.

"Om"

"Kamu tenang dulu lun, kamu jangan banyak gerak" Ujar Rey, ia merasa panik saat melihat luna ingin mendudukkan tubuhnya.

"Luna, kamu udah sadar? " Pertanyaan tersebut muncul dari gadis yang membawa kantong makanan.

"Cleo"

Detik selanjutnya Cleo langsung memeluk tubuh luna. Ia menangis sejadi-jadinya di pelukan gadis tersebut.

"Cup cup cup. Udah jangan nangis ya, aku gapapa kok" Ujar luna mencoba menenangkan Cleo.

"Gapapa gimana coba, kamu aja ampe ga sadarkan diri tadi" Ujar Cleo sedikit ngegas.

"Aduh, kelihatan nya khawatir banget sama aku" Ucap luna, ia terkekeh melihat Cleo yang seperti anak kecil. Dia sangat mengemaskan dimata luna.

"Aku gapunya temen lagi selain kamu lun, aku gamau kamu pergi dari aku" Ujar Cleo dengan nada manjanya.

"Siapa juga yang mau ninggalin kamu. Aku gaakan pernah ninggalin kamu cley, aku bakalan selalu ada di sisi kamu" Ucapan luna mampu menenangkan hati cleo. Ia langsung tersenyum melihat cleo yang kini tersenyum juga.

"Aku bawain makanan, pasti kamu lapar"

"Makanannya kalian makan berdua ya, papah mau urus dulu administrasi"

"Makasih om" Ujar luna sedikit berteriak, reyy pun tersenyum dan mengangguk setelah itu ia pergi dari sana.

"Sini aku suapin cley" Ucap luna mengambil makanan itu dari tangan cleo, luna sedang mencoba untuk duduk sekarang, dan akhirnya ia berhasil duduk sempurna sembari menyenderkan punggung nya yang terasa pegal.

"Ishh apasi lun, kan yang sakit kamu bukan aku"

"Biar aku aja yang suapin kamu, cley"

Akhirnya cleo pun pasrah dan menurut. Lagi pula cleo juga tidak bisa menyuapi luna karena kekuranganya.

Andai dirinya bisa melihat.

De'lunaWhere stories live. Discover now