Entah mengapa semangat Suga jauh lebih menggebu ketika mendapati masalah itu. Tumben sekali,

Dilain tempat.
D

iruang tamu rumah Sowon.

Sowon dan Yoomin terduduk bersebelahan, gugup serta penasaran menerpanya saat itu juga. Telpon masuk pula tak kunjung mereda, malah semakin membanyak dan memperkeruh suasana. Jari jemari Sowon bergetar, matanya melirik kesegala arah tak karuan.

"Ada apa ini?! Jangan membuatku penasaran dan takut seperti ini?!" Ucap Sowon sedikit bergemetar.

Yoomin menggeleng kepala kasar. Tangannya mengusap kedua pundak Sowon untuk membuatnya sedikit tenang.

"Tak apa, jangan khawatir," Yoomin berucap dengan pandangan yang tak luput mengarah pada wajah Sowon yang terlihat cemas itu.

Pintu besar rumah Sowon terbuka, terlihat seorang pria memasuki rumah dengan tergesa-gesa sambil membawa tas beserta beberapa orang dibelakang membawa kopernya.

Sowon beranjak dari duduknya setelah melihat pak Park datang. "Wae? Ada apa ini sebenarnya, Pak?!" Tanya Sowon ketika pak Park sampai di ruang tamu. Yoomin menarik halus tangan Sowon—menyuruhnya untuk duduk kembali dan tenang.

Untungnya Sowon anak yang penurut, ia pun menuruti perintah  Yoomin.

Pak Park terduduk di single sofa terlebih dahulu. Ia menggerakkan satu tangannya kearah Sowon, mengartikan tenang sebentar. Pak Park pun mengeluarkan laptopnya dari tasnya dan mulai terlihat sedang sibuk mencari-cari sesuatu di laptopnya itu.

Yoomin dan Sowon hanya melihatnya dari tempat duduk mereka.

"Nah," ucap pak Park setelah beberapa menit mencari.

Ia mempersilahkan Sowon dan Yoomin melihat dan membaca artikel itu. Mengubah posisi laptopnya itu menghadap kedua orang itu.

"Mwo?! Siapa yang menyebarkan rumor seperti ini?!" Ucap Sowon ketika sudah membaca dengan tuntas artikel itu. Nama penulis artikelnya tak dituliskan diatasnya, hanya marganya saja yang ada. Ahh, Shit! Yoomin melihat kearah pamannya itu, tapi pak Park pun hanya menggelengkan kepala padanya.

"Buruk sekali orang ini! Suka memanfaatkan keadaan!" Sowon langsung pergi menuju kamarnya, tak lupa tas dan juga ponselnya ia bawa.

Yoomin dan pak Park hanya melihat Sowon pergi, hingga bayangannya tak terlihat setelah ia memasuki lift.

Ting,

Sowon langsung melangkahkan kakinya menuju kamar. Membuka pintu kamarnya kasar, begitu pula saat menutup pintu. Ia sangat tidak suka dengan orang yang memiliki sifat seperti itu—memanfaatkan keadaan agar mendapatkan untung dan merugikan orang lain.

Sowon langsung menyimpan tasnya dikasur, kini ia pergi menuju meja kerjanya.

Tangannya meraba isi laci meja, mencari barang yang akan ia pakai. "Aish, kemana?!" umpatnya kesal ketika tak menemukan barangnya itu. Sowon pun tak menggubrisnya lagi, ia memilih membuka laptopnya dan langsumg menyalakannya dengan sangat tergesa-gesa.

"Lama sekali!" Umpatnya setelah melihat laptopnya menyala cukup lama. Memang begitu neng,

Beberapa menit berlalu laptop pun menyala, jari-jarinya seketika langsung menari diatas keyboard laptop miliknya. Perlahan mulai memasukan kata sandi miliknya, lanjut memasuki sebuah situs yang saya juga tidak tahu situs apa itu.

Ia fokus melihat layar laptopnya, agar cepat menang saat bertarung dengan musuh, katanya. Layar laptop berwarna hitam dengan banyak tulisan-tulisan aneh didalamnya, berwarna hijau pula—kadang juga kuning, putih, biru dan lainnya. Jari lentiknya itu tak berherhenti menari diatas keyboard.

Backstreet Idol Where stories live. Discover now