Lima Belas

726 92 20
                                    


Masih banyak typo

Jangan lupa vote dan komen

Selamat membaca ❤

.
.
.
.
.

Hari ini Billkin di bikin bingung oleh Krit. Pasalnya anak itu selalu menghindarinya, bahkan saat berpaprasan pun Krit hanya diam, melihatnya pun tidak. Jika Billkin melakukan kesalahan atau membuatnya tidak nyaman kenapa tidak memukulnya saja. Walau sudah tidak membuli bila di depan teman-teman mereka, Krit masih mau memandang Billkin atau memanggil namanya walau sikap dinginnya masih ada. Billkin lebih memilih dipukul, di maki oleh Krit ketimbang di diamkan seperti ini.

Billkin dan Tytan masih tetap dalam posisi berhadapan memandang satu sama lain. Mereka tidak tahu ada sepasang mata tajam yang melihat kearah mereka berdua. Bukan, bukan mereka tapi hanya Billkin yang tidak tahu jika Krit masih berada di salah satu bilik toilet itu karena sebelumnya Tytan sudah mengetahui bahwa Krit ada didalam sana.

Sesaat sebelum Billkin keluar dengan seragam yang kering. Krit sudah keluar duluan dari bilik sebelahnya menuju wastefel untuk mencuci tangannya. Dan disana sudah ada Tytan yang sedang berdiri diam.

"Jauhi temen gue" kata Tytan tiba-tiba disebelah Krit.

"Temen lo yang mana?" tanya Krit bingung.

"Nggak usah pura-pura nggak tahu!"

"Siapa lo ngelarang gue?"

"Sahabat terbaiknya"

"Hanya sahabatkan? Kenapa sangat peduli dengannya?"

"Gue nggak hanya sahabat, kita deket dari kecil lebih dari saudara. Jadi jauhi dia!"

"Kenapa? Lo takut Billkin lebih menyukai gue?" kata Krit membuat Tytan memandang Krit kesal.

"Lo nggak pantes buat Billkin" kata Tytan remeh tapi Krit tidak memperdulikannya, Krit berjalan pergi menuju pintu keluar toilet baru beberapa langkah Krit menghentikan langkahnya.

"Aisshh seragam kotor gue" kata Krit melangkah ke bilik yang barusan dia pake melewati Tytan begitu saja karena seragam kotornya tertinggal.

Tepat setelah Krit masuk ke bilik, Billkin keluar dari bilik sebelahnya dan mendapati Tytan masih merada disana. Disaat Krit membuka pintu bilik pemandangan yang Krit lihat adalah dimana Billkin sedang berciuman dengan Tytan. Entah kenapa hati Krit langsung berdenyut nyeri melihat mereka berciuman. Krit ingin sekali memisahkan mereka tapi kedua kakinya tidak mau bergerak. Krit marah dan juga kecewa bukankah Billkin bilang masih menyukainya kenapa dia malah berciuman dengan temannya sendiri? Di toilet pula! Krit menutup kembali pintu bilik toilet itu rapat-rapat. Krit tidak mau melihat lebih lama lagi ciuman mereka yang membuat matanya panas. Haruskah hatinya tersakiti kembali?

"Gue pegal berdiri disini terus ayo kekelas" kata Billkin mendorong pelan Tytan dan keluar dari sana. Sebelum Tytan menyusul Billkin, dirinya menoleh sebentar ke arah bilik dimana Krit berada sambil menyeringai. Gue berharap lo salah paham soal ini!

Setelah beberapa lama Krit menenangkan hatinya Krit keluar dari bilik toilet itu dan berjalan gontai menuju kelasnya.

~~

Kelas 11-2 sedang berada di perpustakaan sekolah untuk membuat tugas matematika dari Tor sesuai kelompok yang sudah dibagi kemaren. Krit duduk disebelah Khunpol dan Chimon menjauh dari Billkin yang duduk disebelah Tytan dan Lukmo. Walau mereka satu meja Krit sama sekali tidak melihat Billkin, Krit seperti menganggap Billkin tidak ada. Dan itu membuat Billkin tidak tahan diperlakukan seperti itu. Billkin ingin menanyakan langsung pada Krit tapi ia urungkan karena ini masih di perpustakaan dan masih banyak orang, bahkan murid baru yang menyandang sebagai sahabatnya pun selalu menempel padanya. Membuatnya susah untuk mendekati Krit.

Penguasa Sekolah (BKPP) ✔Where stories live. Discover now