Delapan

897 106 23
                                    

Masih banyak typo
Jangan lupa vote dan komen
Selamat membaca ❤

.
.
.
.
.

Pemandangan yang terlihat didalam kamar itu adalah dua orang remaja laki-laki yang memiliki warna kulit berbeda saling berhadapan dengan posisi remaja berkulit putih berada di atas remaja berkulit coklat. Tidak hanya itu, bibir keduanya telah menempel sempurna. Ya, mereka berdua sedang berciuman lebih tepatnya tidak sengaja berciuman.

Kedua mata dari keduanya masih terbuka lebar karena syok. Krit tidak pernah menyangka dirinya akan terjatuh diatas tubuh Billkin kembali yang mengakibatkan dirinya mencium Billkin begitupun sebaliknya, Billkin tidak pernah menyangka mereka akan berciuman walau tidak disengaja.

Lama mereka dengan posisi seperti itu, Billkin memberanikan diri untuk menggerakan bibirnya, sedikit melumat perlahan bibir bawah Krit. Karena tidak ada penolakan dari lawannya, Billkin meletakkan tangan kananya di belakang tengkuk Krit menariknya kebawah untuk lebih memperdalam ciumannya. Lidah tak bertulang milik Billkin ia masukkan kedalam mulut Krit berkenalan dengan lidah Krit didalam sana. Suara leguhan keluar dari bibir Krit terdengar samar. Kali ini mata Billkin tertutup rapat menikmati rasa manis dari bibir Krit. Sedangkan pandangan mata Krit terlihat syok disana. Oke! Billkin cari mati!

Setelah tersadar dari apa yang telah Billkin perbuat padanya, Krit menggunakan tangan kirinya untuk memukul dada Billkin dan Krit tidak lupa menggigit bibir bawah Billkin keras membuat si pemilik bibir berteriak kesakitan. Ciuman mereka terlepas dan Krit menggunakan kesempatan itu untuk duduk sedikit lebih jauh dari Billkin yang juga berusaha duduk dengan menyentuh bibirnya.

"Lo tahu nggak rasanya digigit itu sakit?" kata Billkin memandang Krit.

"Gue nggak pernah digigit jadi gue nggak tahu rasanya seperti apa!" Krit tidak merasa bersalah sama sekali. Padahal Krit melihat ada sedikit darah yang keluar dari bekas gigitannya di bibir Billkin.

"Tidak mau mengobati bibir gue yang telah lo gigit?" kata Billkin menyentuh darah yang ada di bibirnya.

"Kalau lo nggak nyium gue nggak akan ada yang gigit lo! Sialan!"

"Lo menikmatinya"

"Apa? G-gue nggak menikmatinya"

"Lo diam saja saat gue cium"

"Itu karena gue syok"

"Dan lagi lo yang nyium gue duluan"

"Yya!! Itu tidak disengaja!" kata Krit salah tingkah. Billkin tersenyum menggoda membuat Krit semakin salah tingkah.

"Nggak disengaja..."

"Nggak usah di bahas. Anggap saja ciuman tadi nggak pernah terjadi karena itu tidak disengaja" kata Krit berdiri dari duduknya.
"Ahhkk sakit" aduh Krit disaat merasakan nyeri dilutut kirinya.

"Lo baik-baik saja?" tanya Billkin khawatir berdiri menghampiri Krit.

"Gue baik-baik saja. Sudah sana keluar disini panas" kata Krit mendorong Billkin untuk segera keluar dari kamar.

"Biar gue gendong saja ya?"

"Jangan berani-berani! Cepat keluar!" kata Krit memelototi Billkin.

Mereka berjalan keluar kamar dengan Krit yang sedikit pincang mengekori Billkin dari belakang. Sebenarnya Billkin tidak tega tapi mau bagaimana lagi Krit nya tidak mau digendong lagi olehnya.

Mereka berjalan melewati ruang tv menuju dapur yang disana sudah ada Pluem yang sudah duduk di meja makan dengan santai bermain ponsel dan juga wanita cantik yang sibuk mempersiapkan sarapan. Itu pasti Mama dua kakak beradik ini tebak Krit dalam hati.

Penguasa Sekolah (BKPP) ✔Where stories live. Discover now