Semua itu memerlukan waktu berbulan-bulan. Dan karena wajah Skaya cukup identik dengan Skara, keluarganya memutuskan mengirim gadis itu menggantikan kembarannya.

Berjalan menuju asrama laki-laki meski sedikit bingung, Skaya tiba-tiba mendengar suara siulan.

“Syutt, cowok! Kok cantik banget sih.”

Gadis itu mengerutkan kening lalu menoleh. Melihat beberapa laki-laki yang berkumpul di bawah pohon menatapnya dengan tatapan menggoda, dia bergidik dan buru-buru menarik kopernya menjauh.

Sial, berubah gender pun dia tetap menerima catcalling!

Salahkan saja wajahnya yang begitu imut. Meski Skara juga memiliki rupa yang sama, namun tetap saja Skara membawa kesan maskulin. Sedangkan Skaya memberi aura feminim yang tidak dapat ditutupi.

Akhirnya setelah berjalan selama dua puluh menit, dia melihat tanda asrama laki-laki. Skaya menggigit bibirnya dan menatap bangunan bertingkat tiga itu ragu-ragu.

 Skaya menggigit bibirnya dan menatap bangunan bertingkat tiga itu ragu-ragu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Skaya menggeleng dan meyakinkan diri. Cuma empat bulan, Skay. Lo pasti bisa bertahan!

Dengan tekad yang dibuat sekuat mungkin, Skaya melangkah masuk dan mencari nomor kamar sesuai yang tertera di kuncinya.

Kamarnya ternyata berada di lantai tiga dengan nomor 54. Berhenti sejenak dan mengatur napas, Skaya akhirnya menggenggam knop pintu dan mendorongnya.

Begitu pintu terbuka, Skaya mematung ditempat melihat pemandangan di depannya.

Dua laki-laki yang hanya mengenakan boxer serta singlet sedang bergulat penuh semangat. Sepertinya kedua laki-laki itu sadar dengan sosoknya, karena mereka berdua juga berhenti dan menatap Skaya.

Suasana seketika hening dan canggung.

Pikiran Skaya langsung kosong dan dengan panik berujar, “S-sorry salah kamar.”

Ketika Skaya menarik pintu untuk ditutup dan ingin kabur, kedua laki-laki itu segera menghalangi dan menariknya masuk.

“Eits, lo pasti anak baru itu kan? Skara?” kata laki-laki berambut cokelat.

Skaya mengangguk kaku.

Laki-laki berambut merah menepuk pundak Skaya membuat gadis itu menegang seketika. “Lo keliatannya takut?”

Skaya mengangguk. Sedetik kemudian dia bergegas menggeleng keras.

“Yaudah kenalin, gue Zahair.” kata laki-laki berambut cokelat lalu menunjuk temannya yang berambut merah. “Dan si bangsat ini namanya Alwin.”

“Anak nge—” umpat Alwin sembari merangkul leher Zahair dan mencekiknya diantara lengannya.

Skaya mundur selangkah melihat kedua laki-laki tulen itu kembali bergulat dengan kedua tangan saling melilit tubuh satu sama lain. Dia merasa risih.

“Udah anjing. Stop dulu, ada orang baru.” kata Zahair dengan wajah memerah karena kekurangan oksigen. Akhirnya membebaskan diri, laki-laki itu menunjuk kasur tingkat di sebelah kiri. “Kasur lo di atas.”

“Lo beresin barang bawaan lo dulu. Entar kita ke kantin sama-sama buat makan malem.” tambah Alwin.

Skaya melihat kasur yang cukup besar dan mengangguk mengerti. Dia mendekati kasurnya dan meletakkan koper di dekat sana. Tak lupa dia mengedarkan pandangan untuk memerhatikan kamar asramanya.

Dia kira asrama laki-laki akan kotor dan jorok. Tetapi ini jauh dari apa yang dipikirkan Skaya. Bersih, rapi, dan ada aroma lemon samar.

Krek

“Big Bos! Udah selese mandi?”

Tadinya Skaya sibuk memerhatikan kamar. Namun mendengar derit pintu dan seruan Zahair, dia menoleh penasaran. Rupanya masih ada teman sekamar lainnya.

Namun yang tak disangka gadis itu, dia malah melihat seorang laki-laki tampan sedang topless dan hanya menggunakan handuk putih yang melingkar di pinggangnya.

Mata Skaya melebar dan refleks menutup mata gugup. Jantungnya berdebar kencang sembari merutuk dalam hati.

SIAL, SIAL! MATA GUE TERNODAI!

BUNDA, SKAYA MAU PULANG!!!

TBC

May 11, 2021.

Maksudnya Ber·gu·lat di cerita : berkelahi dengan rangkul-merangkul, jatuh-menjatuhkan, dan tindih-menindih; bergumul; bergelut.

Jangan ambigu ya✋

Skaya & the Big Boss ✓Where stories live. Discover now