Bab 4. Pengganti

130 7 0
                                    


Hampa di tengah keramaian ternyata lebih sakit daripada hampa dalam keadaan sunyi.

******


Hari ini harusnya adalah hari paling bahagia untuk Agatha tapi nyatanya hari ini adalah hari paling nyesek untuknya.

Harusnya gedung yang sekarang ia pijak adalah saksi tempat kehidupan barunya.

Harusnya gaun yang dikenakan mempelai wanita itu dikenakan olehnya.

Harusnya laki-laki itu sekarang mengandeng tangannya serta tersenyum ke arahnya.

Namun nyatanya semua yang direncanakan olehnya hancur seketika.

Hari ini adalah hari pernikahan Bella dengan Gema, walaupun ia sekuat tenaga menolak kenyataan tapi takdir tetaplah takdir.

"Hai Agatha," sapa Karin rekan sekantornya tepatnya sekretaris bosnya. Entah kenapa Karin selalu mencari masalah dengannya.

Karin dan teman sekantornya tentu diundang karena undangan pernikahan Gema dan Agatha sudah disebar sebelum drama itu tejadi, tentu dengan namanya yang tertera di sana tapi harus diganti oleh Bella, daripada merevisi ulang atau membatalkan resepsi lebih baik seperti ini.

Padahal Agatha dan Gema sudah merancang semuanya, pernikahan impian Agatha juga sudah dipersiapkan dengan apik tapi sayang ada yang terpaksa mengganti posisinya. Ah jangan lupakan, sebagian besar uang untuk resepsi adalah uang pribadi Gema dan Agatha jadi dalam hal ini Agatha rugi hati juga materi.

Tidak adil kedengarannya namun mau bagaimana lagi, takdir sudah menuntun mereka.

"Oh, hai." balas Agatha sekenanya.

"Aku harusnya mengucapkan selamat kepadamu hari ini, tapi kata selamat sepertinya tidak cocok dengan posisimu sekarang," ucap Karin, Agatha hanya tersenyum paksa.

"Kamu tidak malu Tha?" tanya Karin dengan cengiranya, Agatha berusaha sabar walau sebenarnya ia ingin mencakar wajah Karin yang meledeknya.

"Aku tidak salah, jadi buat apa aku malu? Aku tidak malu tuh," sarkasnya.

"Ya terserah kamu. semoga kamu have fun, pestanya meriah banget lho. Terimakasih sudah mengundang." Karin tersenyum mengejek lalu menepuk pundaknya sebelum benar-benar pergi bergabung dengan para temannya.

Sebenarnya Agatha tidak ingin hadir tapi banyak tamunya yang datang mulai dari teman sekolah hingga teman kantor jadi ia tidak enak kalau tidak datang.

Semua tamu undangan juga awalnya terkejut melihat wanita yang bersanding dengan mempelai pria bukanlah nama yang terterang di undangan tapi lama kelamaan mereka juga menikmati pesta dan tak ada yang peduli dengan Agatha, kecuali Diya sahabatnya namun sayang Diya tidak bisa hadir karena sakit.

Ia memandang kedua orang yang menjadi pusat perhatian semua orang tapi di saat matanya menubruk dengan iris mata pria itu hatinya menjerit seolah ingin meraung-raung mengeluarkan semua kesakitannya.

Gema terlihat berbisik ke Bella lalu dengan langkah pelan berjalan ke arahnya, ia ingin melarikan diri tapi kakinya tak bisa diajak kompromi sampai Gema akhirnya berada di depannya.

"Ta, kasih aku waktu untuk bicara sama kamu, please," pinta Gema dan tanpa ia duga ia mengangguk. Astaga! Dia masih menuruti pria brengsek itu.

Mereka menuju ruangan yang cukup sepi karena tak mau dijadikan tontonan banyak orang.

"Ada apa?" tanya Agatha tak mau basa basi.

"Aku masih cinta sama kamu dan selamanya akan terus begitu Ta," ucap Gema dengan suara bergetar dan tanpa diduga air matanya jatuh dengan mudah.

FATE : Forced MarriageWhere stories live. Discover now