Bab 1. Terjerat

354 11 0
                                    

Berbohong memang tak ada yang benar untuk alasan apapun, tapi jika itu lebih baik daripada mengatakan kebenaran tak ada yang salah bukan?

Menutupi kenyataan mungkin lebih baik daripada menguarkan rasa sakit.

*****


Dentuman musik yang keras serta cahaya yang berkedap-kedip membuat gadis yang baru pertama kali memasukki tempat ini pusing, ingin sekali ia pulang tapi teman-temannya malah menahannya. Awalnya ia kesini untuk menghilangkan stres karena tugas kuliah tapi nyatanya ia tambah stres dengan kondisi club malam yang sangat memusingkan untuknya.

Arabella Sekar Kinanthi namanya, dia duduk di bartender sambil memegangi kepalanya karena terlalu tidak suka dengan tempat seperti ini.

"Cobain dulu Bell," tawar Nisa sambil menyodorkan gelas berisikan alkohol.

"Err... gue kayaknya gak bisa deh," tolaknya halus.

"Bokap lo gak bakal tau kok. Lagian cuma segelas gak bikin lo mabuk. Jangan cupu lah Bell," paksa Tiara yang sudah meminum alkohol sebanyak tiga gelas dan masih sepenuhnya sadar.

"Gue pulang aja deh," celetuk Bella, ia benar-benar tidak nyaman dengan tempat seperti ini.

"Coba aja sedikit kalau lo gak suka gue gak maksa kok," paksa Nisa.

"Ayolah Bell." Tiara menangkupkan kedua tangannya seolah memohon.

Dengan ragu Bella menerima gelas yang disodorkan Nisa. Hanya sedikit lalu ia bisa pulang.

"Gue coba." Bella mulai meneguk cairan haram itu. Lidahnya terasa terbakar dan panas serta pahit menyusuri kerongkongannya, ah ia tidak mau mencobanya lagi, sensasinya sungguh tidak ada enaknya sama sekali!

Bella langsung meletakan gelas itu ke meja.

"Gue gak suka."

"Oke, gausah diterusin kalau gitu," celetuk Tiara.

"Eum Bell, gue mau joget-joget di sana, lo ikut gak?" ajak Nisa namun Bella langsung menggeleng, nyatanya dunia malam memang mengerikan dan ia tidak suka.

"Kita kesana dulu ya, daah." Bella hanya tersenyum.

Kedua temannya itu meninggalkan Bella lalu ber tos ria, entah merayakan apa.

Ah, kenapa lama-lama tubuhnya terasa terbakar ya? Seolah-olah tubuhnya ingin disentuh.

Apa efek alkohol semenyeramkan ini?
Batin Bella.

Suhu ruangan juga semakin lama semakin panas padahal klub ini ber-ac.

Astaga, tubuhnya semakin menggila ketika melihat dua sejoli tengah berpungut satu sama lain tepat di depannya.

Yang jelas Bella butuh sesuatu!

Takut tak bisa menahan tubuhnya ia pun mencoba untuk keluar dari tempat malam sialan ini.

Tapi sialnya ia menubruk seorang pria, bukun tubuhnya saja yang menabrak namun bibirnya juga tanpa sengaja menabrak benda kenyal milik pria itu!

Sayangnya tubuhnya semakin tidak sinkron dengan pikirannya, ia ingin keluar dari tempat ini tapi tubuhnya bertindak di luar kendali.

Bella malah memperdalam ciuman mereka hingga semakin lama semakin panas dan berujung kesalahan yang sangat fatal.

*****

Agatha baru saja pulang dari kantornya. Pukul 9 malam ia baru menyelesaikan pekerjaannya, ia mendapat jatah lembur.

Ia mencoba menelpon kekasihnya namun tak ada jawaban, mungkin Gema sedang mencoba menenangkan pikiran. Yasudahlah tak apa, ia bisa menghubunginya besok.

FATE : Forced MarriageWhere stories live. Discover now