18

3 0 0
                                    

   "Huhhh!!!"
   Syifa melemparkan tubuhnya sempurna di atas ranjang. Ia merasa amat lelah. Hingga ia lupa belum melaksanakan satu kewajibannya di malam ini.
   Benda kecil yang tersimpan di dalam tas cokelat milik Syifa meraung. Kemudian Syifa beranjak untuk meraih benda itu. Dan menempelkan di telinganya.
   "Jangan lupa kewajiban mu!" suara seseorang di seberang.
   "Ohhh... Iya hampir saja aq ketiduran" desah Syif sembari menguap
   "Alhamdulillah, beruntung Allah menggerakkan hatiku untuk mengingatkan mu"
   "Iya, terimakasih sayang"
   "Sama-sama cantik, Gih segera ambil air wudhu"
   "Iya, Assalamualaikum"
   "Wa'alaikumsalam"
   Telepon tertutup. Benar-benar pasangan yang romantis. Selain romantis mereka juga saling menjaga satu sama lain. Sama-sama saling memiliki komitmen. Walaupun Syifa tidak berhijab, tetapi sifatnya yang lembut sedikit mampu menutupi kekurangannya.
   Malam semakin larut. Jam di dinding kamar Syifa menunjukan pukul sebelas lebih tiga puluh menit. Syifa masih terjaga di malam ini. Ia tampak gelisah. Sesekali mulutnya menguap. Kemudian bola matanya menangkap sebuah jam yang mentereng di dinding kamarnya.
   "Sudah larut" desahnya
   "Tapi... Aku belum ingin tidur" sembari mencoret-coret buku diary nya.
   "Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kita. Selamat malam kalian"
   Sesekali senyumnya lahir. Kemudian ia meletakkan buku diary nya di bawah bantal tempat ia tidur.

Antara Senja dan KehilanganWhere stories live. Discover now