12

5 1 0
                                    

"Ahh... Tidak-tidak. Mungkin Kevin hanya ingin menambah kontak WhatsApp miliknya." Syifa mencoba lebih tenang. Ia mulai ingat Udin. Ia harus ingat ada seseorang yang hatinya harus di jaga saat ia berperilaku demikian.
"Setelah bertahun-tahun, akhirnya detik dan detak sukses mengembalikan keadaan yang sempat menghilang" gumamnya sembari memandangi layar ponsel miliknya.
Syifa sedari tadi duduk di atas ranjang mulai menilik hal yang barusan ia acuhkan. Suara ketukan itu pun akhirnya lenyap. Tapi Syifa kian curiga, sepertinya manusia itu ingin menyelusup ke dalam rumahnya.
Syifa beranjak dari ranjang yang berjarak tak jauh dari jendela kamar. Ia membuka pelan-pelan jendela. Membiarkan semilir angin Bandung dengan lancang menerpa kamarnya.
Syifa celingukan. Tak ada apapun juga tak ada siapapun. Bibirnya mendengus kesal. "Kuker banget si itu orang!" sembari menggerutu lalu kembali memangku tangan di atas ranjang.
Hebat benar seseorang itu. Faktanya kamar Syifa terletak di lantai dua. Otomatis jendela kamarnya juga di lantai dua. Jurus apakah yang digunakan seseorang untuk naik ke atas. Aneh. Tapi realita.

Antara Senja dan KehilanganWhere stories live. Discover now