DIRSA dan ALENA

20 3 0
                                    

HAI HAI READERS!!!🤗

Apa Kabar semuaaa? Smoga baik2 ya sehat selalu.

Absen Hadir dulu yukkk!!!🤗🤩

****

Di luar hujan deras. Disertai angin kencang serta petir yang menyambar. Sejak beberapa jam yang lalu, lampu kamar sudah di padamkan. Hanya menyisakan lampu kemuning yang dibiarkan tetap menyala di atas nakas sebelah ranjang.
Sembari kedua tangan yang ia tangkupkan di belakang kepala, Dirsa menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Dari tempatnya berbaring, ia bisa melihat pantulan cahaya kilat dari kejauhan. Lalu beberapa detik setelahnya, terdengar gelegar hebat yang menciptakan debaran dadanya tidak beraturan.
Setelah itu hening lagi. Hanya suara rintikan hujan di atas genting dan gesekan ranting di halaman rumah. Di saat-saat seperti ini, otak Dirsa kembali memutar ingatan bersama Lena di awal mereka bertemu.
"Tiffany Allena Alviona. Gadis pertama yang berhasil meluluhlantahkan hati gue. Gadis misterius yang selalu gue kagumi dalam diam. Menurut gue, cewek kayak dia itu langka. Baik, manis, cantik, rajin, pintar lagi. Pokonya bagi gue, dia itu perfect. Sedangkan gue, kebalikannya dia. Gue jauh dari itu semua. Bagaikan langit dan bumi, kalau orang bilang. Gue ngerasa nggak pantes aja buat suka sama dia, gue ngerasa nggak pantes buat memiliki dia. Gue sayang sama dia, tapi gue nggak berhak buat dapet kasih sayang dari dia. Di luar sana, masih banyak cowok yang pantas dan cocok dengan dia. Sampai saat ini, gue masih bertahan dalam posisi gue yang sekedar menjadi teman dekatnya semenjak satu tahun lalu." celoteh Dirsa pada semilir angin yang berhembus tanpa permisi.
Notifikasi ponsel Dirsa berbunyi. Tangan Dirsa meraba sekelilingnya, mencari dimana posisi ponsel itu berada. Tak lama, tangan Dirsa berhasil menemukan benda pipih itu. Lalu ia sentuh layar ponselnya, menampilkan adanya sebuah pesan masuk dari seseorang.

 Lalu ia sentuh layar ponselnya, menampilkan adanya sebuah pesan masuk dari seseorang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

     Dirsa menutup ponselnya lalu meletakkan nya di atas nakas sebelah ranjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dirsa menutup ponselnya lalu meletakkan nya di atas nakas sebelah ranjang. Perlahan senyumnya lahir, menciptakan guratan semu di sudut bibirnya.
"Dia bilang dingin dan yang dia maksud itu gue. Lo salah besar Al kalo suka sama gue..." kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum cowok itu beralih ke alam mimpi.

****

Gadis berparas cantik dengan rambut yang ia biarkan tergerai itu turun melewati anak tangga menuju ruang makan. Disana sudah ada Ayah, Bunda, serta adik laki-laki nya yang sudah siap dengan seragam nya masing-masing.
"Ehh, sayang! Ceria banget pagi ini?" Sapa Rahma sembari merapikan rambut putrinya.
"Hehe, enggak sih Bun. Alena biasa aja tiap hari kan juga kaya gini" ujar Alena sumringah
"Sarapan dulu sini!" Ajak Ayah kepada Alena di sela-sela ia makan.
"Iya, Yah nanti aja makan di sekolah. Alena kan bawa bekal" ujar nya sembari mengambil sekotak nasi lengkap dengan lauk pauk yang sudah ia siapkan sendiri sebelum mandi.
"Ya udah, buruan berangkat sayang. Nanti telat lagi kaya yang kemarin," ujar Bunda mengingatkan.
"Oh iya, Bang Alex mana kak? Tumben nggak teriak-teriak dulu," tanya Ahmad_adik laki-laki Alena.
"Em...Em...nggak tau ya mungkin tenggorokannya lagi sakit, hehe. Udah ya, Ayah Bunda, Alena berangkat dulu." Sembari meraih tangan Ayah dan Bundanya untuk bersalaman.
"Iya, hati-hati ya sayang"

****

Sesampainya di teras, kedua mata Alena bertemu pandang dengan sosok Dirsa yang tengah duduk di atas motor. Alena pun segera menghampirinya.
"Pagi, Dir!" Ujar Alena sembari memukul bahu Dirsa.
"Ehh...bikin jantungan aja lo!"
"Hehe, ya maaf. Gue kira lo nggak punya jantung, hehe" canda Alena pada Dirsa
"Bokap nyokap lo mana? Nggak pamitan dulu ini?" Tanya Dirsa sembari mengedarkan pandangannya ke arah pintu rumah Alena.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengintai keduanya dari dalam rumah. Senyum seseorang itu perlahan mengembang.
"Tadi gue udah, lo nggak..."
"Alena, ada Dirsa kok nggak disuruh masuk sih, Sayang?" tanya Rahma_Bunda Alena yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.
"Eh...Tante," ujar Dirsa sembari meraih tangan Bu Rahma untuk salaman.
"Sebelumnya maaf Tan, bukannya saya nggak mau, tapi nanti keburu telat ke sekolahnya" sambungnya lagi.
"Iya. Tante juga bercanda kok santai aja. Lain kali mampir ya, Dir?" ujar Rahma tulus.
"Iya Tante" jawab Dirsa
"Udah ya, Bun. Alena sama Dirsa berangkat dulu," ujar Alena sembari meraih tangan Bunda nya.
"Oh, jadi ini ya Kak alasan nya. Bunda pikir kamu kesambet apa gitu sayang, kok tiba-tiba abis shubuh udah masak di dapur, tumben gitu Dir dia bikin sarapan sendiri terus langsung mandi, pagi-pagi lagi. Abis itu waktu sarapan, ceria banget keliatannya. Bunda tanya kenapa, katanya biasa-biasa aja. Eh nggak tau nya, mau di jemput sama kamu ternyata" cerca Rahma heboh
"Ihhh...Bunda apaan sih!" Ujar Alena tak terima dengan cercaan Bunda nya.
Seakan-akan pipi nya memanas. Hatinya makin berdebar-debar. Sikap melting nya saat ini perlahan membuat senyum Dirsa mengembang.
"Apa bener Lo suka sama gue, Al?" Batin Dirsa
"Saya ikut seneng Tan, kalo Alena berbuah ke arah yang lebih baik," respon Dirsa pada Bu Rahma
"Ihhh, apaan sih Dir!" Ujar Alena sembari menyenggol lengan lelaki di sampingnya.
"Bun, udah ya. Alena berangkat dulu. Ayo buruan!"
"Assalamualaikum Tan"
"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya Sayang!"


Spam : 😍


Maaf ya jarang update, soalnya masih di pondok. Nanti janji deh, pas liburan full tiap hari update. Okeeyyy🥳👌

Jangan lupa vote nya yaaa biar aku semangat update nyaaa. Happy Reading 😍🤩

Antara Senja dan KehilanganWhere stories live. Discover now