17. Desa Petrichor dan Naga Legenda

36 19 5
                                    

Terkadang, menjadi sosok yang kuat bisa membuat seseorang lupa

Kalau ia juga bisa jatuh sakit dan kehilangan kesempatan untuk melindungi yang lainnya

.
.
.

'Chapter Sebelumnya'

"Kita bawa mereka menghadap kepala desa."

***

Day 8

About 01.00 am

Mereka bertiga digiring oleh dua orang pemuda yang mereka yakini sebagai penduduk asli yang tinggal di desa Petrichor. Benar saja, setelah menyeberangi sebuah danau kecil menggunakan sampan, mereka dibawa menemui kepala desa tersebut. Suasananya sangat sepi dan lumayan mencekam. Mungkin karena saat ini waktu nenunjukkan dini hari.

"Kepala, kami menemukan tiga bocah ini sedang berkeliaran di hutan Petrichor."

Alara, Lavender, dan Red dipaksa berlutut hingga terdengar suara berdebum di lantai kayu rumah kepala desa.

Kepala desa yang sedang merokok bangkit dari kursi kayu goyangnya dan menghampiri tiga serangkai yang sedang menatapnya tak suka.

"Tiga bocah ini?"

"Iya, Kepala."

Sambil meneliti mereka satu per satu, Kepala desa itu tampak tertarik pada Red. Ia lantas duduk menyejajarkan dirinya dengan Red dan membalas tatapan tajam yang Red layangkan padanya.

"Kau pasti pemimpin kelompok kecilmu ini, 'kan? Aku ingin dengar alasanmu."

Seusai mengatakannya, Kepala desa menyuruh Fin dan kawannya untuk melepaskan ikatan mereka dan membawa Red untuk berbicara empat mata dengannya. Mereka bertiga menurut dan melakukan hal yang disuruh, sesuai perintah Kepala desa yang tampaknya mulai bersimpati pada mereka.

"Jelaskan mengapa kalian bisa berada di hutan Petrichor di malam hari seperti ini."

Red menarik napasnya dan mulai menjelaskan. "Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena telah melewati kawasan Anda tanpa izin. Tujuan kami kemari adalah karena kami sedang menjalani misi dalam kompetisi tahunan. Petunjuk yang diberikan kepada kami hanya satu kalimat yang menyebutkan nama naga legenda, Golden Petrichor Dragon. Menurut informasi yang diberikan oleh bola sihir, naga legenda itu telah punah di daerah ini. Sehingga kami memutuskan untuk pergi ke kawasan ini untuk mencari petunjuk lebih, tidak ada maksud lain."

Kepala desa mencerna penjelasan Red dengan baik. Ia tampak tertarik, apalagi saat nama naga legenda itu disebut.

"Boleh saya lihat petunjuknya?"

Red segera memberikan secarik kertas berisi petunjuk misi mereka pada kepala desa. Beliau tampak berpikir serius saat menatap sobekan kertas berisi satu kalimat petunjuk itu.

"Sepertinya begitu..." gumamnya lebih pada ke diri sendiri.

"Bapak tahu sesuatu?"

"Ya," jawabnya sambil mengangguk-angguk tanpa melepas pandangannya dari kertas petunjuk tersebut.

"Baiklah... saya paham dengan tujuanmu, Nak. Kemari, bawa teman-temanmu juga ke sini," putusnya dan menyerahkan kembali kertas petunjuk itu pada Red.

Red menghela napas lega lantas dengan semangat memanggil Lavender dan Alara ke hadapan kepala desa. Mereka bertiga duduk di hadapan bapak kepala desa dengan sejuta rasa penasaran mereka.

Water Voice [ON GOING]Where stories live. Discover now