Part 13

2.1K 321 20
                                    

Kini Prilly memilih untuk kembali ke Mansionnya dari pada ke Penthousenya tersiksa dengan makanan buatan Elizabeth.

"Selamat datang Nona." Ucap pelayan.

Prilly pun masuk ke dalam.

"Kenapa kamu kembali kesini? Ada masalah dengan suamimu?" Tanya Herman yang baru datang.

"Tidak, aku hanya merindukan kamarku." Ucap Prilly lalu masuk ke lift.

Herman pun hanya menatap kepegian Prilly, apa yang salah dengan anak itu?

Saat telah sampai di kamar dia pun menghempaskan tubuhnya di kasurnya.

Meskipun pernikahan ini hanya pernikahan kontrak seharusnya Ali menghargainya, apa kata orang nanti bila bertemu dengannya Prilly memakai cincin sedangkan Ali tidak, orang pasti akan berspekulasi yang tidak - tidak. Apalagi bila Rara tahu dia akan semakin gencar untuk mendapatkan Ali.

Skip.

Kini Ali pun telah sampai di Penthouse lalu dia pun masuk.

"Ali akhirnya kamu kembali." Ucap Elizabeth menyambut Ali.

"Ibu sangat kesepian dari tadi hanya sendiri disini." Ucap Elizabeth lagi.

Dahi Ali pun mengerut.

"Loh? Bukannya Prilly sudah pulang?" Tanya Ali.

"Belum tuh, dari tadi ibu sendiri disini tidak ada siapa - siapa." Ucap Elizabeth.

Bukankah Prilly tadi pamit pulang kepadanya? Lalu pulangnya kemana? Apakah dia marah kepadanya lalu pulang ke Mansion orang tuanya?

"Apa kamu sedang berantam dengannya Li?" Tanya Elizabeth.

"Tidak bu." Ucap Ali berbohong.

"Oh mungkin dia masih ada urusan Li." Ucap Elizabeth.

"Ali ke kamar dulu." Ucap Ali lalu masuk ke kamarnya.

Dia pun mendial nomor Prilly tetapi handphone Prilly tidak aktif sehingga dia memutuskan untuk menelfon Dean.

"Halo." Ucap Dean

"Dean, apakah kakakmu berada di Mansion?"

"Aku sedang berkemah dengan si Nopal."

"Serius Dean."

"Aku sedang tidak di Indonesia, nanti setelah aku sampai di Indonesia sekitar 5 hari lagi, aku akan mengabarimu apakah kakakku ada di mansion atau tidak."

Ali pun langsung mematikan sambungan telfonnya, percuma saja dia bertanya kepada Dean otaknya tidak pernah benar.

Lalu dia pun menghela nafasnya dan memberanikan diri untuk menelfon Herman.

"Halo."

"Halo pa."

"Ada apa Ali?"

"Prilly ada disana pa?"

"Iya ada disini dia, kalian sedang berantam?"

Miss Captain And Sir Doctor.Where stories live. Discover now