Dating

1.4K 117 101
                                    

Kelas terakhir Cindy bersama dosen killer baru saja selesai. Dengan menghembuskan nafas lega, ia segera membereskan buku-bukunya kemudian keluar kelas bersama temannya.

Jika biasanya selesai kelas Cindy akan menunggu Jinan untuk pulang bersama, tapi sekarang mana bisa. Si kadal oren itu hanya tinggal menyelesaikan tugas akhirnya yaitu skripsi. Dan gadis menyebalkan itu hanya akan datang ke kampus jika memang akan bertemu dengan dosen pembimbingnya saja.

"Kemana abis ini?" tanya sang teman.

"Biasalah, markas fx." jawab Cindy.

"Masih ae latihan, ngga puasa lo?"

"Puasa lah, latihan mah malem. Siang-siang bikin konten."

Sang teman hanya mengangguk. Mereka berjalan beriringan hingga berpisah ketika Cindy harus ke parkiran karena ia membawa mobil sendiri, sedangkan sang teman menunggu jemputan di halte depan kampus.

"Jinan usahain lo bisa masuk Kidzania tanpa ribet. Dan cuma akan ada kalian berdua di sana tanpa pengunjung lain. Sampe uang jajan dia dua bulan habis."

Seketika Cindy kembali teringat ucapan sang sahabat, Christy. Hal itu membuat dirinya kembali mengingat kesalahannya pada Jinan beberapa waktu lalu.

"Maafin aku. Aku gatau harus apa sekarang. Lepasin kamu tapi aku yang bakal sakit, atau pertahanin kamu tapi kamu yang bakal sakit?" gumam Cindy.

Ia menghela nafas panjang sebelum menjalankan mobilnya ke markas. Lelah rasanya memikirkan hubungannya dengan Jinan. Pusing. Lebih baik Cindy mempersiapkan jiwa dan raga untuk latihan SnM hari ini.

Latihan fisik selama dua jam untuk persiapan setlist SnM akhirnya selesai. Setlist yang cukup menguras tenaga, setidaknya bagi member yang sudah berumur. Macam Cindy ini salah satunya. Eh!

"Ya ampun, ni setlist ngapa loncat mulu dah! Encok banget." keluh Cindy.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang latihan. Nah tuh di pojokan ada si Jinan lagi main ponsel. Segera saja gadis itu menghampiri sang kekasih hati, ewh. Iya, Jinan sudah diperbolehkan untuk beraktivitas seperti biasa setelah beberapa hari hanya gabut rebahan di kamarnya.

"Lagi apa?" tanya Cindy setelah duduk di samping Jinan.

"Trading saham." jawab Jinan sambil menatap Cindy.

"Kek bisa aja lu!"

"Ya udeh tau lagi maen zuma."

"Dih mana gue tau."

Jinan tak lagi menanggapi ucapan Cindy. Ia masih fokus mengarahkan kodok blentong itu ke bola-bola yang berwarna sama.

Cindy manyun. Nyebelin emang si Jinan. Ngga peka, tanya kek Cindy capek ngga? Laper ngga? Haus ngga? Mau dibeliin apa? Ah, kalo pacaran sama Jinan mah itu cuma imajinasi.

Ia perlahan menyandarkan kepalanya ke bahu Jinan. Belum sampai kepala itu mendarat di bahu, Jinan terlebih dahulu bergeser hingga menyebabkan Cindy terjungkal.

"HAHAHAHAHAH MAKBOSS NGAPA WEH?!" tawa menggelegar si badgirl ketika melihat insiden tersebut.

"Eh yaampun Cindy, kok jatuh? Kamu ngantuk ya?" tanya Jinan sambil membantu Cindy bangun.

"Iiiiiii Jinaaaaan! Eveeeeee!" amuk Cindy.

Eve langsung ngacir entah kemana, sedangkan Jinan masih berada di samping Cindy sambil nyengir ngga jelas.

Lacerta agilisWo Geschichten leben. Entdecke jetzt