Adu Rayu

1.2K 109 77
                                    

Dering ponsel mengalihkan perhatian seorang gadis manis yang tengah berdiri di depan cermin untuk merapikan penampilannya. Ia segera mengambil ponselnya yang berada di atas kasur. Dahinya berkerut ketika melihat seseorang yang menghubunginya.

"Halo." sapanya pada si penelepon.

"Selamat pagi." jawab yang di seberang. Suaranya terdengar masih mengantuk.

"Pagi. Ini serius kamu jam segini udah bangun? Masih jam 6."

"Iya Cindy. Yaudah Jinan tutup ya? Masih ngantuk."

"Lah terus ngapain nelpon?"

"Kata Ipi si Eril sering ngucapin selamat pagi ke kamu. Terus Ipi bilang kalo ngucapin selamat pagi ke makboss aja pakboss keduluan orang lain terus, gimana nanti mau ngelamar makboss? Pasti keduluan juga sama orang lain. Gitu. Yaudah aku bangun pagi biar ngga keduluan."

Cindy tertawa mendengar penjelasan Jinan. Kalian harus tau, Jinan kalo cemburu ngga marah-marah. Kalo ngga diem ya jadi aneh kayak gini.

"Haha, kalo kamu keduluan kan bisa nyalip."

"Gamau lah. Let me be first."

"Siap bang first! Kamu mau tidur lagi emang ngga ada kuliah?"

"Engga."

"Yaudah sana tidur lagi. Aku ada kuliah jam 8."

"Iya, dah Cindy. Semangat kuliahnya."

"Iya, dah Jinan."

Cindy hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan kelakuan Jinan. Semakin hari semakin aneh. Dan tumben-tumbennya dia mau mendengarkan saran si badgirl.

Sementara Jinan kembali tidur, Cindy bersiap untuk kegiatan yaitu kuliah. Setelah memastikan dirinya perfect, ia segera turun untuk sarapan bersama orangtua dan kakaknya.

Cindy berkuliah hingga pukul dua siang, dan ia akan melanjutkan kegiatannya di teater untuk latihan. Sungguh kegiatan yang membosankan, tapi kata Cindy jangan lupa bersyukur. Jadi yaudah.

Baru saja ia keluar dari area kampusnya untuk menunggu seseorang menjemputnya, seseorang lain sudah lebih dulu ada di tempat ia biasa menunggu jemputan ataupun ojek online.

Iya itu Jinan. Padahal tadi bilang tidak ada kuliah, tapi entah kenapa manusia itu sekarang ada di kampus. Dan parahnya, yang Cindy tunggu itu bukan Jinan, tapi orang lain. Hayoloo..

Jinan berdiri di samping mobilnya. Ia mengenakan kaos putih dengan kemeja kotak-kotak biru yang lengannya digulung sampai siku serta kancing kemeja yang dibiarkan terbuka, celana jeans, masker, dan sepatu berlogo centang. Hnggghh gntng. Dia dadah-dadah ke Cindy. Malu-maluin emang. Cindy langsung menghampiri Jinan.

"Heh, kok di sini? Tadi bilang ngga ada kelas?" kata Cindy.

"Jemput kamu." jawab Jinan.

Cindy diam, bingung mau mengatakan apa pada Jinan. Ya sebenarnya dia seneng dijemput Jinan, tapi masalahnya ia sudah lebih dulu menyetujui ajakan seseorang untuk pergi bersama ke teater. Jadi..

"Ayo, mau ke teater kan?"

"Emm itu, a-aku bareng Eril. Em, nanti dia jemput. K-kemarin udah janji." kata Cindy sambil menunduk. Ngga berani natap Jinan, lemah ntar.

Jinan diam beberapa menit dan tak lama sebuah mobil berwarna merah berhenti di belakang mobilnya. Jinan sangat tau itu milik siapa. Dan tanpa berucap apapun, Jinan langsung kembali masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan Cindy.

Lacerta agilisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang