Lean On Me

1.2K 115 89
                                    

Gadis itu menghela nafas panjang sebelum memutuskan membuka pintu ruang latihannya sore ini. Menguatkan hatinya untuk bertemu seseorang yang sudah beberapa hari ini ia hindari. Sebenarnya tak sepenuhnya menghindar, dia memang sibuk.

Jinan sedang ambis mengerjakan skripsinya. Ia ingin cepat lulus, lalu bekerja ataupun lanjut S2 di Hogwarts. Melakukan kegiatan yang itu-itu saja demi hidup yang terus berjalan itu sangat melelahkan. Kalo kata Jinan dia tuh lagi jadi zombie, breathin but i've been dyin inside.

Ia buka pintu di hadapannya dan perlahan masuk. Ia berjalan ke arah kerumunan teman-teman satu team nya sambil sesekali tersenyum ketika melewati senior dan juniornya.

Hingga pandangannya jatuh pada dua orang yang, ah gatau deh. Intinya ini pemandangan yang menyakitkan. Apa-apaan itu Eril pegang-pegang tangan Cindy. Kalo mereka mau nyebrang mah Jinan maklum, lah ini? Lagi duduk pake pegangan tangan. Takut ilang apa gimana?

Ketika tengah khusyuk mendumel, punggungnya ditabrak oleh seseorang dari belakang.

"Selaww dong ngab!" ucap Jinan setelah tadi sedikit terhuyung ke depan.

"SORIK!" ucap seseorang tersebut yang tak lain adalah Tety alias Tasya. Jinan hanya memutar bola matanya malas.

"Woy Ariella, ngapain lu berduaan sama pacar adeknya Joshua Hong?" seru Tasya.

Jinan yang kaget mendengar hal tersebut langsung menginjak kaki kanan Tasya. Namun sayang, Cindy dan Eril terlanjur mengetahui keberadaannya. Karena Jinan sedang malas berdebat, ia memutuskan pergi meninggalkan TKP. Jinan lelah, semalam ia hanya tidur 2 jam.

Melihat seseorang yang sudah beberapa hari ini ia cari, Cindy segera bangkit dari duduknya seraya melepaskan genggaman tangannya pada Eril. Namun belum sempat ia berlari untuk mengejar Jinan, Gaby lebih dulu memanggil seluruh anggota team J untuk briefing. Cindy cosplay sadgirl dulu.

***

"Kak Jinan, ini pesenannya dari mamih." ucap seorang gadis berparas bidadari pada seniornya yang tengah duduk di hadapan laptop.

"Ha?" Jinan menatap bingung gadis itu.

"Hehe, mamih Aya maksudnya."

"Oalah bilang dong. Makasih Chika."

Jinan menerima cup berisi es teler yang Chika berikan. Iya, tadi Jinan nitip sama Aya tapi gatau tiba-tiba Chika yang ngasih. Kan bingung.

"Sama-sama hehe. Kak Jinan lagi apa?" gadis itu ikut duduk di samping Jinan.

"Biasalaaahh.." canda Jinan.

Chika ketawa, entah formalitas atau memang anak ini sama recehnya dengan Jinan.

"Kerjain tugas kuliah ya kak?" tanya Chika sambil menatap wajah samping Jinan yang membuatnya pusing.

"Em, bukan tugas sih, revisian yang harus selesai minggu ini." jawab Jinan yang matanya masih fokus dengan laptopnya.

Chika hanya membulatkan mulutnya. Ia terlalu asyik memandangi Jinan yang tengah fokus itu.

"Kak Jinan cakep banget kalo ngga lagi petakilan."

"Kakak ngga capek abis latihan langsung kerjain revisian gitu? Pusing ya kak kuliah? Ih jadi takut kuliah." Chika mendekat untuk melihat apa yang Jinan kerjakan.

Jinan menoleh ke samping untuk menjawab pertanyaan Chika, tapi yang terjadi adalah..

"Buset Chika weh, jangan deket-deket dong!" seru Jinan sambil memegangi dadanya.

Lacerta agilisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang