Prolog

289 92 71
                                        

1 tahun yang lalu..

"Kok sepi banget ya jalannya? Perasaan, biasanya rame deh. Duh, lampunya kedap kedip gitu lagi, kayaknya udah mau mati." Kini perempuan remaja berusia 15 tahun, sedang berjalan sendirian pada malam hari pukul 11.30 di hari Minggu. Ya, dia Audrey. Audrey pulang sehabis dari mini market untuk membeli cemilan.

"Huh! Ga boleh takut Drey. Ga ada apa-apa kok, jalan aja. Yuk! Gue pasti bisa!" Audrey menyemangati diri sendiri agar tidak takut. Dan mulai berjalan cepat, tapi berhati-hati.

Audrey sesekali melihat kanan, kiri, ke depan, ke belakang, untuk berjaga-jaga. Walaupun, sebenarnya, Audrey sedang gemetaran memegang plastik kresek yang sedang dia pegang ditangan kirinya. Hanya ada Audrey yang bisa menjaga dirinya sendiri.

Saat sedang fokus menatap jalanan di depannya, tiba tiba ada dua preman berbadan kekar muncul dari gang kecil yang berada di sebelah kanan, lalu membuat Audrey berhenti berjalan karena mereka menghalanginya.

"Halo eneng cantik." Sapa preman itu.

Audrey berusaha tenang dan tidak takut. Audrey mencoba berjalan kekiri namun dihadang, Audrey mencoba lagi berjalan ke kanan juga dihadangnya. Dan Audrey memutuskan berbalik badan. Namun,

"Eits! Mau kemana si neng?" Ada dua preman lagi yang muncul.

Sekarang, mereka menjadi empat preman. Mereka seperti melingkar, dan Audrey di dalam lingkaran itu. Audrey diam, kaku, tidak tau harus berjalan ke arah mana.

"Apa mau kalian? Saya ga takut ya!" Audrey mengeratkan jari-jari tangannya pada plastik kresek yang dia pegang.

"Jangan galak-galak dong cantik. Kita cuma mau main doang kok ga ngapa ngapain. Ya ga bro?" Ucap preman itu dan dibalas anggukan dari teman-temannya.

Audrey menatap empat preman itu dan berkata, "Kalian minggir atau saya teriak!"

"Percuma sayang, kamu teriak juga ga akan ada orang yang denger. Orang-orang udah pada tidur." Ucap preman kedua yang berada di belakang mendekat dan mencengkram dagu Audrey.

"Bro, badannya bagus nih kayaknya enak buat dipake malam ini" kata preman itu dan dibalas anggukan oleh temannya.

Dua preman dari belakang langsung menarik pinggang Audrey dan membawanya ke dalam gang sepi dan gelap.

"Apa sih kalian! Tolong! Tolong!" Audrey berusaha melepas tangan-tangan preman itu dari tubuhnya.

"Bacot lo! Diem!" Preman yang satu lagi membekap mulut Audrey dengan tangannya.

"Langsung aja lah buka bajunya. Ga sabar gue mau lihat tubuhnya yang cantik."

"Tuhan, tolong.." Audrey hanya bisa berdoa dan berharap, dia menutup mata dan tidak tau harus berbuat apa lagi.

"Keluar!"

Audrey membuka matanya. Keempat preman juga sontak menoleh kearah suara.

Keempat preman itu saling menatap. "Gue, lo, dan lo keluar. Dan, lo jaga dia." Audrey mendengar perbincangan dari preman yang sepertinya bos diantara ketiga preman yang lainnya, seperti menunjuk kearah dirinya.

Kedua preman beserta preman dari bos itupun keluar dari gang.

"Siapa lo?" Tanya bos preman itu. 

Preman yang lainnya pun melihat penampilan cowok yang berada didepannya ini. "Oh, ternyata bocil belagu anak SMA, bos." Ucapnya dengan senyum tengil.

"Bukan bocil, tapi bongil." Ucap preman satu lagi memperbaiki ucapan temannya.

"Apa tuh?"

"Bocah tengil. Hahaha..." Ketiga preman itu pun langsung ketawa meledek karena ucapan preman itu tadi.

I'm Always By Your Side (On Going)Where stories live. Discover now