Chapter 18 - Get it

81 61 3
                                    

I'm back, setelah sekian lama (enggak juga). But now, Aku update Tiga Chapter sekaligus untuk mengobati rasa rinduku pada kalian.

Happy reading and enjoy....

****

"Jangan ganggu Aku, bukankah sudah kukatakan Aku tidak mau mengenalmu atau sebaliknya."

Lucu bukan? Pagi hari wanita itu sudah marah-marah. Padahal Aku bermaksud baik menanyakan kabarnya. Yah benar, Wanita itu Sea yang super ketus pada orang, apa begitukah caranya menanggapiku? Dasar wanita.

Ck, lagi pula kenapa juga Aku harus meneleponnya Se Pagi ini? Tidak! tidak! bukankah Aku cukup baik menanyakan kabarnya hari ini?. Tapi kenapa Wanita itu bersikap kasar. Ah, bukan kasar tapi ketus, sangat sulit menebak Wanita dingin itu.

"Tidak, Wanita itu bersikap sangat Angkuh padaku" ungkapku pelan.

Tok..Tok..Tok...

Aku menoleh, seseorang mengetuk pintu kamarku. Ku rasa itu Ibuku atau Ansel, tapi tak lama pintu terbuka tanpa se izinku terlebih dahulu. Aku begitu terkejut ketika Ayahku masuk, wajar saja aku merasa begitu karena Ayahku adalah orang yang paling jarang masuk ke dalam Kamar.

"Mark, apa kau bangun sePagi ini?" Tanyanya, aku tersenyum lalu melangkah mendekat padanya.

"Ah Ya. Semalam aku tidur begitu cepat dan nyenyak, mungkin karna itu aku bangun sepagi ini." Jawabku. Ayah mengangguk sembari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya.

"Apa pekerjaanmu sejauh ini baik-baik saja? maksud Ayah bagaimana pekerjaanmu sejauh ini?" Tanyanya.

"Baik, tidak ada kendala atau apa pun."

"Ah, syukurlah kalau begitu. Bersiaplah! barangkali kau akan pergi ke Kantor. Jangan melakukan kesalahan apa pun, jadilah terbaik seperti Kakakmu" sambungnya yang entah kenapa membuat hatiku sedikit teriris.

"Iya, akan kulakukan semampuku."

"Lakukan dan jangan membuat kesalahan yang merugikan. Maaf sudah merepotkanmu, sebenarnya Daniel lah yang harus mengurus semua ini. Terima Kasih." Jelasnya, aku hanya mengangguk mengerti.

"A...baiklah aku mengerti," Jawabku.

****

"Kita akan melakukan Meeting hari ini" ucap Ansel yang baru saja memasuki ruang kerjaku.

"Apa semuanya sudah siap?" Tanyaku.

"Sudah, dan aku lupa memberi tahumu. Jika Mr. Johnson juga ikut dalam Meeting hari ini. Ia salah satu penanam saham yang besar dalam agenda pembangunan Hotel itu," jawab Ansel jelas.

"Sangat kebetulan sekali. Tapi, bukankah itu bagus, semakin besar, semakin cepat juga pembangunannya."

"Kau benar, omong-omong perusahaannya akhir-akhir jadi pembicaraan. Ia seorang Dokter yang juga berhasil mendirikan perusahaan sendiri." Ungkap Ansel.

"Perfect, ada baiknya juga ia mau bekerja sama dengan perusahaan kita," Kataku.

"Wait, tapi entah mengapa aku merasa kau dan wanita itu akan saling terikat." Timpal Ansel.

"Simpan opinimu itu nanti" Desisku.

Ansel menghela napas. "Ingat perkataanku--"

"Jangan terlalu jauh takutnya kau malah jatuh, Right? Kata-katamu itu sudah ku jadikan Self Reminder untukku."

"Kau memang Pengingat yang baik. Tapi kalian juga sangat cocok, satu pengusaha dan satunya lagi Seorang Jaksa. Wow, membayangkannya saja Aku sudah--"

SEANNA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang