PROLOG

86 11 2
                                        

Written by

Three Musketeers
callmeRIES lenifitrianii arichan08_

Happy reading!!

🍫🍫

Sore itu di sebuah gang kecil di daerah Ibu Kota ada dua kelompok siswa dengan seragam berbeda saling melemparkan tatapan tajam.

Di antara semua cowok di sana ada 1 yang paling mencolok, yaitu keberadaan seorang cewek berseragam khas 'Sirius School', yang mana sama dengan salah satu kelompok yang akan memulai perkelahian.

Dia adalah Michella Queen Andreanius, atau sering disapa Ichel, ketua dari geng VEGTERS. Geng paling tersohor di antara geng-geng SMA lain di Ibu Kota.

Sementara di tempat yang berlawanan ada cowok yang bahkan Ichel tak tahu siapa namanya. Yang Ichel tahu hanya orang itulah yang berani mencari masalah dengan Vegters. Dan tentu saja siapapun yang mencari masalah dengan mereka, maka akan dia ladeni sepenuh hati.

"Ngapain ngajak cewek, Bro? Kita mau berantem bukan pacaran. Oh, gue lupa lo semua 'kan banci!" pancing ketua geng itu dengan nada sombong nan meremehkan.

"Kalau kami banci terus kalian apa, anjing?" seorang cowok di samping Ichel yang sedari tadi memancarkan aura dingin menyahuti penghinaan musuh mereka dengan tajam.

Balasannya tentu saja memancing kemarahan lawan. Namun, siapa peduli? Seorang Vano lebih memilih membalas daripada diam saja.

Sedangkan sang pemimpin yang baru saja dijadikan media penghinaan dengan seringai kecil mengucapkan sesuatu yang semakin memancing kemarahan musuh.

"Kalian mending pulang deh, takut malu. Udah omong gede, eh taunya kalah sama gue," balas Ichel tak gentar. Ia memainkan rambutnya dengan ekspresi bosan yang kental.

"Kami gak takut sama kalian! Apa yang perlu ditakutin dari para bocah ingusan?" ejek ketua geng lawan lagi.

"Gak takut kok bawa preman sih, dasar banci teriak banci!" teriak Ichel sambil menjulurkan lidahnya--mengejek.

"LO!" geramnya sambil menunjuk Ichel tepat di depan mata gadis itu.

"APA?" balas Ichel sambil berkacak pinggang menantang lawannya.

Gadis itu hendak melanjutkan perkataannya, namun terlebih dahulu dihentikan.

"Chel, lo ke belakang, awasin dari sana. Biar gue yang ngadepin dia," titah Vano yang mengkhawatirkan sahabatnya. Meski dia tahu Ichel lebih dari kata mampu menghadapi pimpinan geng lawan.

Ichel mengangguk patuh, kemudian perlahan melipir ke belakang. Sementara sang lawan yang melihatnya menyeringai puas menganggap cewek itu takut padanya.

"Kenapa mundur, lo takut sama gue?" ujar lawannya.

"Bukan dia yang lo lawan, tapi gue ... Stevano William Siregar. Orang kayak lo masih butuh seratus tahun buat pantas menghadapi pemimpin Vegters," ucap Vano dingin.

CHOCOLOFFEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang