[25] |storm 2|

553 112 93
                                    

SUMMEE TRIANGLE
- storm 2 -

BUGHH!!
Hydra ungu kehitaman itu terkulai lemah setelah menghantam bebatuan. Di atas sana, sang pelaku pelemparan, yang tak lain ialah Ravian, masih berdiri tegak, dengan sulur cahayanya yang menguar indah.

"Menyingkirlah dari batu formasiku, Arda!!" Titah Ravian.

"Cobalah, kalau lo bisa!"
Arda menantang Ravian.

Tak ada pilihan lain selain menyerang Arda, sahabatnya sendiri. Meskipun sebenarnya Ravian berat hati melakukannya.

Ravian mengarahkan sulur berbalut listrik itu ke tempat Arda berdiri. Dengan cekatan, putra hydra itu menggerakan asap hitam, melingkar-lingkar melilit sulur itu, terus bergerak cepat hingga menyentak Ravian dan membuat pemuda itu hilang keseimbangan. Beruntung ia bisa mendarat dengan selamat di permukaan bumi.

Gelegar petir kembali terdengar, awan hitam yang semula menjauh dari matahari, kini mulai merayap kembali hendak menutupi.

"GIMYYY!!!" pekikan Vega mengalihkan perhatian Ravian.

Dari tempatnya berada sekarang, Ravian bisa melihat para saudaranya sedang berada di titik terlemahnya. Gimy meronta saat aura cygnusnya hampir diserap hydra kepala sembilan itu.
Arjuna yang tak bergerak dipangkuan Vega. Sungguh sesak sekali dada Ravian melihat pemandagan di sana.

"Lo gak bisa nolong mereka Rav. Bisa jadi mereka yang lebih dulu pergi dari dunia Epoxiyez ini. Ck."

Mantik legam Ravian, perlahan beruba menjadi abu-abu terang, menyiratkan amarah yang berusaha ia tahan mati-matian.

"Cukup Arda!!"
Kembali Ravian menarik sulur dari celah matahari, kini sulur itu disulapnya menjadi cambuk api.

Tanpa menunggu waktu lagi, ia sabetkan sulur itu pada bayangan hitam yang membentuk enam kepala ular di belakang bayangan Arda.

"ARGH!!"
Teriakan tersiksa itu berasal dari Arda, tepat ketika dua ekor kepala ular terputus dari tubuhnya.
"BEDEBAH!!"

Mantik Arda menghitam seluruhnya, gigi taring itu memanjang, pun kepala ular yang tersisa itu juga mengembang besar dan semakin panjang, merayap mendekati Ravian.

Tak mau membuang waktu lagi, Ravian kembali mengerakan cambuknya. Menyerang bayangan hitam yang mengendalikan Arda dari belakang raganya, menghindar kala ia diserang.

"Arjuna, bangun, jangan seperti ini. Gimy ..."
Samar-samar Ravian mendengar tangisan Vega, wanita itu terisak memanggil nama saudara satu rare klannya.

Konsentrasi Ravian terpecah, hati kecilnya kalut, membayangkan hal buruk yang menimpa kedua saudaranya.

Kelengahan itu dimanfaatkan Arda untuk menyerang Ravian.

"RASAKAN ITU!"
Serangan bayangan hitam itu tak bisa dihindari Ravian, hingga pada akhirnya dia terpelanting menghantam satu dari beringin kembar.

"Ravi!!"
Vega baru menyadari adik Aquilanya juga tengah berjuang sendiri di belakang sana.
"Lepaskan Gimy dan Ravian!!" pekiknya. Hal itu memancing hydries kepala sembilan untuk menyerang Vega. Secepat mungkin tabir pelindung kembali Vega ciptakan. Mungkin hanya ini yang bisa ia lakukan.

Kini tak hanya Gimy, tapi Ravian pun mendapat lilitan dari ular hitam milik Arda.

Arjuna terkulai di pangkuan Vega, wanita itu tak bisa menahan isaknya lagi. Kondisi Arjuna benar-benar menyiksa batinnya, terlebih tubuh adiknya tak bersedia menerima energi yang diberinya.

"Gimana Rav? Sakit kah?"
Lilitan itu semakin mengerat, mengukung seluruh tubuh Ravian, hendak meremukkan kerangka tulangnya.

"D-da. Lep-pasin gue!"

SUMMER TRIANGLE [Republish]Where stories live. Discover now