[21] |my avi|

581 109 52
                                    

18.05 WIB
Selamat berbuka puasa.
Sholat maghrib dulu baru baca ini ya
(bagi yang muslim)
💜
Semangat selalu dan stay health buat semuanya. Borahae.

SUMMER TRIANGLE
- my avi -

Pendar redup cahaya Surya dibalik awan salju di atas sana, Ravian kendalikan menjadi sebuah lengkungan tabir cahaya, untuk menghalaunya dari butiran es salju.

Di belakangnya, Ravian merasakan Arjuna bersandar pada punggungnya, dengan kedua tangan yang memeluk erat pinggangnya. Pemuda Aquila itu, sejenak mengusap pucuk kepala Lyra.

"Lo takut?"

Arjuna mengangguk samar, kendati mata bulat pemuda itu telah terbuka lebar, menyaksikan dataran bumi tanpa gentar.

"Tidak apa, pegangan yang erat."
Tak perlu diminta, Arjuna sudah melakukannya sejak awal. Pemuda lyra itu mengulas senyuman bahagianya.

Tak dinyana, kalau ikatan saudaralah yang menjadi alasan ia begitu menyayangi Ravian sejak pertama kali dipertemukan. Senang? Lebih dari itu. Arjuna tak bisa mendeskripsikannya, perasaannya bercampur jadi satu.

Ravian adalah Avi-nya, kakak jahil yang selalu ada saat ia butuhkan, si pengganggu yang sudah lama ia rindu. Kini, ia bisa mendekapnya secara nyata, berharap selalu bisa bersama untuk selamanya.

"Aku melihat Cygnus ke selatan tuanku."

"Gimmy? Kau yakin Aigel?"

Arjuna menegakkan kepalanya, saat mendengar Ravian bergumam dengan Aigel.

"Iya. Dia bersama ular."

Tak menanggapi lagi, Ravian langsung melihat posisi Vega sekarang. Wanita itu telah melewati hutan kabut keabadian, kini sedang melaju di tanah lapang dekat perbatasan gugusan Major.

"Turun."
Aigel pun menuruti perintah tuannya. Ia bawa tuannya turun di depan singa wanita cassiopeas.

Vega berhenti dua langkah sebelum menabrak Aigel. Ia lalu turun dari singanya.

"Ada apa Rav?"

Ravian mengajak Arjuna turun.
"Mbak, Aigelku melihat Cygnus dan ular, mungkin maksudnya Victory."

"Gimyy? Yang benar Ravi? Mereka kan masih ditawan di hydra cotan."

"Mbak, coba rasakan. Aku bisa menganalisa adanya titik kehangatan yang berjalan ke selatan. Itu Abangku Mbak, Bang Gimmy!!" pekik Arjuna di akhir kalimatnya.

Pemuda Lyra itu langsung membuka matanya cepat, usai menelaah aura, yang dibawa angin dari selatan.

Vega tak perlu lagi menunda, ia pun percaya.
"Kalau begitu aku akan mengejarnya."

"Mbak di sini saja, tolong ajak Arjuna, dia takut ketinggian, jadi ada baiknya dia sama Mbak Vega."

Tuturan Ravian, sontak menciptakan raut muram di wajah Arjuna, sayang si Aquila sedang tidak melihatnya.

"Aku pergi dulu Mbak, tunggu di sini ya."
Ravian kembali menaiki Aigelnya, setelah mendapat anggukan dari Vega, Aigelnya melesat kembali ke langit. Mereka pergi ke arah selatan, mengikuti jejak yang ditinggalkan Gimyandra.

Sedang si Lyra merunduk murung di tempatnya. Vega pun turun dari Singanya, dia mendekati Lyra yang kini telah duduk memainkan rumput kering.

"Kenapa?"

Menoleh sekilas, lalu kembali, Arjuna mencabuti rumput kering.

"Kamu takut ketinggian?"

Lama, Arjuna akhirnya mengangguk.
Vega bisa merasakan adanya kebohongan di mata Arjuna.

SUMMER TRIANGLE [Republish]Where stories live. Discover now