05-JOVANNA

6.1K 259 2
                                    

Happy Reading ヾ(^-^)ノ

Typo dimana-mana
~~~~~~~~~~

"Rame banget"

Ctak

"Tolol, namanya juga lamaran ya pasti rame lah. Kalau lo mau yang sepi sana aja ke kuburan China deket perempatan!" sarkas Salsa kepada Akbar yang memegangi pelipisnya.

Memang, hari ini Anna melaksanakan lamaran dengan Vandres di rumahnya. Tidak terlalu ramai juga, hanya kerabat dan teman dekat.

"Lo berdua kenapa malah ribut sih! Ayo masuk" ucap Naren sembari sembari membenarkan pakaiannya.

Salsa dan Akbar saling pandang. Lalu Salsa buru buru berdiri dihadapan Naren. "Katanya patah hati galau. Kok lo sekarang biasa aja?"

Naren mendengus lalu mendorong dahi Salsa dengan telunjuknya. "Buat apa gue terus terusan kaya gitu. Asal lo tau aja, gue mulai ngebuka hati buat cewek lain!"

"Sama siapa? Emang ada yang mau sama lo?"

"Sama lo aja gimana? Hm?" goda Naren dan langsung di pukul dengan kencang oleh Salsa.

"Hih! Mending gue sama mas Marka anaknya budhe Tiwi. Gue mau pacaran yang estetik sama dia"

"Jidat lo estetik. Saingan lo si Cantika anaknya pak lurah noh. Mundur aja-" Akbar mencubit pipi kanan Salsa kecil. "-Apalagi si Devan adeknya, pacarnya dua. Awas aja lo kalau kepincut sama dia"

"Ck, hm"

"Dih ngambek. Udah ah ayo masuk" ucap Naren kemudian berjalan masuk ke rumah dan diikuti oleh Akbar yang menggandeng tangan Salsa walaupun Salsa mencoba melepaskan tangannya.

............

Gugup. Itulah yang dirasakan Anna saat Vandres menyematkan cincin di jari manisnya. Dan setelah giliran dirinya menyematkan cincin di jari Vandres, tiba tiba Vandres menatap dirinya dengan intens yang membuatnya buru buru menundukkan kepalanya.

"Hadap depan Anna" ucap Vandres lalu menghadap ke arah seorang fotografer yang mengabadikan momen lamaran mereka.

Mereka berdua mengangkat tangan yang dihiasi cincin. Tapi beberapa detik kemudian Anna tersentak saat tangan Vandres melingkar dengan erat di pinggangnya.

"Bentar ya mas" cicit Anna yang langsung pergi namun di tahan oleh Vandres.

"Kemana?"

Jujur, Anna merasa risih dengan tatapan Vandres yang seperti mengintimidasinya. "M–mau ke sana. Nyamperin Salsa sama yang lain, se–sekalian pamitan"

Vandres mengangguk lalu membiarkan Anna pergi. Menghela nafas, Vandres kemudian menghampiri kedua orang tuanya yang duduk bersama calon mertuanya. Sayang sekali Sam dan Tian tidak datang.

"Anna–" Salsa merentangkan tangan dan langsung memeluk Anna. "–sedih gue, lo bakal jadi istri orang"

Akbar mendengus lalu menjewer telinga Salsa. "Goblok banget. Kasih semangat kek, heran gue"

"Udah ih kebiasaan ribut mulu. Aku mau ngomong sama kalian"

Naren mengernyit bingung, begitu pula dengan Salsa dan Akbar. "Apa Na?"

"Aku mau pamit sama kalian. Nanti A–aku langsung pergi ke kota, ke rumah mas Vandres." cicit Anna di akhir.

"Kok mendadak sih!" protes Salsa terkejut. Dia kira Anna akan menetap disini sampai acara pernikahan.

Anna tidak menjawab dan hanya menatap ketiga temannya dengan bergantian. Dia sendiri juga tidak tau tentang ini, orang tua Vandres yang memintanya tadi dengan tiba tiba.

JOVANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang