Tiga belas

344 45 1
                                    

Happy Reading!

"Ngapain kalian mesra-mesraan di UKS?. Ingat, kalian itu sebentar lagi akan naik kelas 12. Seharusnya kalian memberi contoh yang baik kepada adik kelas kalian. Bukan malah sebaliknya!" celoteh seorang guru kepada dua orang muridnya. Mereka adalah Revan dan Septi. Setelah insiden di UKS tadi, kini mereka berada di ruang BK. Mendengarkan wejangan dari seorang guru BK killer di SMA Bima Sakti, yang sering si sapa Pak Ahmad.

"Tapi Pak itu gak seperti apa yang Bapak lihat. Saya bisa jelasin" ujar Revan membela diri.

"Gak ada yang perlu di jelaskan Revan. Jelas-jelas saya lihat pakai mata kepala saya sendiri. Apalagi kalian hanya berduaan di sana. Kalau ada setan gimana?!"

"Kan Bapak setannya" gumam Revan santai yang masih di dengar Septi dan Pak Ahmad. Septi pun menoleh kepada Revan, saat melihat tatapan horor dari Pak Ahmad. Lalu ia mencubit paha Revan membuat si empunya meringis.

"Aww apaan si Sep, sakit tau!" omel Revan yang belum sadar dengan tatapan menusuk dari guru di depannya.

"APA KAMU BILANG. KAMU NGATAIN SAYA SETAN, HAH?!" teriak Pak Ahmad marah.

Sementara Revan sudah gelagapan. "Eh m-maaf Pak tadi saya reflek" ucap Revan.

"Sekarang kamu lari keliling lapangan sampai jam istirahat berbunyi. Dan Septi, karena kaki kamu sakit kamu boleh masuk kelas."

"Kalau Revan dihukum, saya juga harus Pak. Kan kita sama-sama salah" ujar Septi. Membuat Revan menggeleng.

"Jangan Pak biar saya aja yang dihukum"

"Gue juga harus dihukum dong masa lo doang sih." protes Septi.

"Gue aja kaki lo sakit."

"Gak mau tau, pokoknya gue juga harus dihukum" Septi tetap Keukeh.

"Gue aja Septi."

"Gue juga harus Revan."

"Gue aja."

"Gu__"

"STOP! Kalian ini kenapa sih bikin kepala saya pusing tau gak!" lerai Pak Ahmad, membuat mereka bungkam. "Revan cepat lari, Septi ke kelas sekarang!" lanjutnya.

"Tapi Pak__"

"Gak ada penolakan!"

Akhirnya mereka pun keluar dari ruang BK. "Cepet ke kelas, atau mau gue anter?" tanya Revan.

Septi pun menggeleng. "Gak usah, sorry ya Van lo jadi di hukum sendiri" ujar Septi tak tega. "Harusnya lo gak usah nyamperin gue ke UKS, sekarang lo jadi di hukum, maafin gue ya gara-gara gu__" belum sempat Septi menyelesaikan ucapannya. Jari telunjuk Revan sudah ada di depan bibirnya. Seolah menyuruh ia berhenti bicara.

"Shutt... Jangan suka nyalahin diri lo sendiri. Ini bukan salah lo, ini tuh salah Pak Ahmad. Dia selalu negatif thinking sama orang lain. Orang kita gak ngapa-ngapain ko di UKS" ujar Revan.

Reflek Septi memukul tangan Revan. "Ih gak boleh gitu. Entar dia denger bahaya." peringat Septi membuat Revan terkekeh.

"Yaudah ke kelas gih, gue liatin dari sini"

Revano (On Going)Where stories live. Discover now