BAB 22

184 155 41
                                    

🌷🌷🌷
Lebih baik jika engkau gunakan mulutmu untuk berzikir menyebut asma Allah, daripada kau gunakan mulutmu untuk mengumpati sesama antara kalian.
🌷🌷🌷

Barra menggeliat saat mendapati kepala Jhezya mendekat kepadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Barra menggeliat saat mendapati kepala Jhezya mendekat kepadanya. Laki-laki itu tersenyum manis melihat Jhezya yang belum sadar akan dirinya yang telah terbangun.

"Kenapa,? Pengen satu earphone sama gue? Apa pengen satu rumah sama gue?" goda Barra membuat Jhezya kelabakan. Ia pun melemparkan earphone yang sengaja ia tempelkan di telinganya yang tertutup oleh jilbab ke wajah Barra.

Jhezya menggigit bibir bawahnya. Mampus! Ketahuan Barra kan. Ia memutar otak mencoba mencari-cari alasan yang pas atau mungkin diam saja tanpa memberi penjelasan. Tadinya ia hanya berniat mendengar audionya sekilas, setelah tau yang di dengarkan adalah murrotal, ia menjadi terlarut dalam lantunan itu.

Barra meregangkan otot-otot tangannya "Kan gue pernah bilang, kalo udah suka ngomong aja," goda Barra lagi. Benar-benar cowok satu ini sangat menyebalkan! Tapi menyebalkannya itulah yang mampu mengobrak-abrik isi hati Jhezya.

Jhezya merapatkan tubuhnya pada kaca jendela dan menyibukkan diri mengamati kendaraan-kendaraan lain yang saling salip-menyalip di ramainya jalanan.

"Kira-kira bus ini udah sampe mana ya Jhez?" tanya Barra memiringkan kepalanya ke arah Jhezya. Gadis berkerudung putih itu menghela napas panjang, menyesal telah membangunkan macan tidur. Akibatnya kini, ia akan merasa pusing dengan ocehan lelaki itu sepanjang sisa perjalanan.

"Sampe jalan" jawabnya singkat tanpa menoleh.
"Hmm ... kalo rasa cinta kamu ke aku udah sampe mana ya Jhez?" mendadak gadis itu menolehkan kepalanya. Memberikan tatapan pedas ke wajah Barra.

"Gak sampe mana-mana! Karena saya gak punya rasa cinta untuk Kak Barra!" tegasnya sinis.
"Oh ya,? Masa sih?" ucap lelaki itu mengedipkan matanya berkali-kali.

Jhezya memutar bola matanya jengah,  ia memutuskan untuk tak menggubris laki-laki konyol di sebelahnya kini.

"Jhez---"  kata Barra yang terpotong oleh Miss Winda yang tengah berdiri sembari memegang mini toa di tangannya.

"Cek ... perhatian semuanya! Perhatian, sebentar lagi kita akan sampai di Makam Sunan Gunung Jati, harap semuanya bersiap-siap. Jika ada temannya yang tertidur tolong segera dibangunkan" kata Miss Winda lantang.

Seluruh siswa-siswi kelas sebelas yang berada di dalam bus itu terlihat riuh, karena senang dengan kabar dari Miss Winda. Lagipula siapa juga yang suka lama-lama di dalam bus?

Zhezya terbangun dari tidurnya, yang pertama kali ia lihat adalah Barra. Matanya tak ingin melihat yang lain. Dengan perintah dari sistem saraf pusat otak, melalui sel saraf neutron. Kepalanya menoleh ke kursi sebelah, tepat di mana Barra tengah duduk seraya mengamati Miss Winda yang sedang memberi informasi melalui toanya.

CAN YOU ? [TERBIT]Where stories live. Discover now