[4] Gaventas

66 21 0
                                    

[Jangan lupa pencet 🌟 dulu]

[Jangan siders]
_________________________________________

•miskin harta gak pa-pa yang penting jangan miskin cewek•
-Satya si cowok playboy-


||•R E V A L D O•||

Setelah menelfon Kevin, Reval bergegas ke jalan anggrek. Gara gara ulah Gaventas waktu istirahat nya berkurang. Pukul 23:45, waktu dimana semua orang berisitirahat setelah seharian melakukan pekerjaan. Tapi Reval! cowok itu harus melakukan pekerjaan baru nya, ah! badan Reval rasanya remuk.

Sedangkan di sisi lain, Antraxs sedang bersusah payah mengejar gerombolan geng Gaventas. Gaventas! merupakan sebuah geng yang selalu berbuat onar, entah itu pagi, siang atau malam, mereka selalu berbuat ulah. Dan sekarang, lagi dan lagi, mereka menghadang jalanan dengan tangan yang memegang senjata tajam.

Antraxs masih berusaha mengejar gerombolan geng Gaventas yang membawa senjata tajam. Ini tugas nya, walaupun Gaventas membawa senjata tajam, Antraxs akan menanggung akibatnya. Itu resiko nya, mereka memilih bekerja sama dengan polisi, mau tak mau mereka harus menanggung resiko yang besar.

Niko berhasil menyamakan posisi motor nya dengan Galang, salah satu anggota Gaventas, tinggal sedikit lagi Gaventas akan terkepung. "Bangsat!!" Umpat nya.

Galang tersenyum smrik, saat dia berhasil membuat Niko menjauh dengan cara menyodorkan sebuah pisau. "Dasar cupu."

||•R E V A L D O•||

Delia sama sekali tidak bisa tidur, fikiran nya melayang kemana mana. Keadaan rumah sepi dikarenakan Alga belum pulang membuat Delia cemas juga khawatir. Belum juga dia kefikiran tentang foto yang akan dia tunjukkan kepada Reval.

Tangan nya bergerak membuka resleting tas, mengambil sebuah foto. Foto itu menunjukkan dua orang anak berusia 10 tahun yang sedang bermain bersama. "Apa Lo itu Reval yang ada di foto ini," gumam nya.

Delia menggeleng. "Ah! Mana mungkin, kalau dia Reval pasti dia ngenalin Lo Del."

Suara deru motor mampu mengalihkan perhatian Delia. Dengan segera gadis itu berlari ke pintu depan. Benar saja, Alga-- baru saja pulang kerja. "Kak, Delia buatkan minum ya?" Tawar nya, lantas di angguki oleh Alga.

Delia melangkah ke arah dapur, dan kembali dengan secangkir teh hangat. Menyodorkan teh itu kepada kakak nya. Dengan senang hati, Alga-- menerima teh hangat itu.

"Thanks my sister." Alga terkekeh, tangan nya terangkat untuk mengacak acak rambut adik nya. Entah lah, dia hobi sekali membuat Delia kesal.

Delia berdecak, memukul pelan lengan kekar kakak nya. "Gak usah sok sok an pakai bahasa Inggris," sinis nya. Tangan mungil nya dia buat untuk merapikan rambut yang diacak acak oleh Alga.

"Eh iya, kak Alga masih ingat Reval gak?"

Alga menoleh, meletakkan cangkir teh diatas meja. Dahi nya berkerut, memikirkan perkataan adik perempuan nya itu. "Reval... Ohh teman mu dulu itu?"

Delia mengangguk, membenarkan ucapan sang kakak. "Tadi aku ketemu--"

"Hah!! Kamu ketemu Reval? Mana? Biar kakak patah kan tangan nya, sebel kakak sama dia," ucap nya, baju nya sudah dia gulung hingga siku.

"Bukan kak!! Makanya kalau ada yang bicara itu dengerin dulu dong." Delia mendengus, menatap sinis wajah Alga.

Yang ditatap justru tertawa. "Iya adek kecil, mau bicara apa? Sini kuping kakak siap mendengarkan kata kata mu itu," ucap Alga sok puitis.

REVALDO [Hiatus sementara]Where stories live. Discover now