38. Anak Guru

32 7 1
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Raina menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia bingung, bagaimana caranya  menanggapi kekesalan Bu Dwi.

"Ah iya bu, kalau begitu saya mohon pamit ke kelas dulu ya!" pamit Raina.

Melihat gelagat Raina yang hendak meninggalkan ruang BK. Mateo dan Emil pun buru-buru beranjak dari persembunyiannya, lalu mulai meninggalkan BK. Dalam hati, mereka berdua hanya bisa menyumpah serapahi Raina yang telah lancang melapor ke BK.

***

Brak!

Hayden membuka pintu kelas Raina dengan kasar, hingga membuat siswa dan siswi lainnya beralih menatapnya. Ya setelah mendengar kabar dari Mateo dan Emil mengenai Raina tadi, Hayden langsung menghampiri kelas Raina dan pastinya diikuti dengan Nando, Emil, Rexford,dan Mateo yang mengekor dibelakangnya.

"Apa maksud lo gebrak pintu kayak tadi?!" Raina menatap tajam kearah Hayden yang balik menatapnya tajam.

"Seharusnya gue yang tanya kayak gitu ke lo Na!. Apa maksud lo ngadu ke BK tadi?!" Hayden berjalan menghampiri Raina yang tengah duduk di bangkunya.

Raina menegang mendengar ucapan Hayden barusan. Secepat itukah Hayden tahu?. Tapi bagaimana bisa?. Dalam hati Raina bertanya-tanya.

Raina menatap ke sekeliling kelasnya. Dapat ia lihat, teman-temannya itu mulai berbisik sembari menatap dirinya. Dan jangan lupakan Emil, Nando, Rexford, dan juga Mateo yang menatapnya Datar.

Raina mengambil napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Dia berbalik menatap anak Aetos dengan tajam.

"Gue cuman ngelakuin tugas gue sebagai anak OSIS" balas Raina dingin.

Hayden tersenyum miring menatap Raina. Tipe-tipe orang seperti Raina adalah tipe orang yang paling ia benci.

"Tugas apa hah?! Lo dibayar sama sekolah?! Kalau lo emang bener ini tugas. Kenapa cuman kelas gue doang yang di razia?! Kenapa kelas lo dan kelas-kelas yang lain gak dirazia juga?! Apa ini yang namanya tugas?!." ujar Mateo dengan emosi yang menggebu-gebu.

Nando maju kedepan. lalu menepuk pundak cowok itu pelan, guna meredakan emosi sahabatnya itu.

"Asal lo tahu Na, Darren yang ketua OSIS aja gak pernah nusuk temennya kayak yang lo lakuin" ujar Nando sembari memandang Raina dengan tatapan kecewanya. Tak pernah ia bayangkan bahwa orang yang ia cintai akan tega melakukan ini padanya.

"Untung lo cewek Na!. Mungkin kalau lo cowok pasti udah habis ditangan gue!" Ujar Hayden sembari menunjuk wajah Raina.

Disisi lain Raina, dia menunduk sembari mengepalkan tangannya erat. Bisikan-bisikan negatif mulai terdengar ditelinganya. Tak pernah Raina bayangkan sebelumnya, bahwa ia akan dipermalukan seperti ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Double Ver (On Going)Where stories live. Discover now