Minghao

2.4K 216 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Bib buuub~" Wonwoo terus bersuara seolah olah ia adalah mesin padahal yang dilakukannya hanya membuat susu.

Tubuhnya berbalik saat dirasa cangkir yang ia isi dengan susu sudah jadi siap untuk dinikmati. Kegiatannya terhenti mendapati lengan yang melingkari perutnya dari belakang.

"Hao juga mau susu, Hyung." Ujarnya.

Wonwoo hanya tersenyum, mengelus elus tangan yang ada di perutnya sayang.

"Ya sudah lepaskan dulu, Hyung bikin kan susu coklat panas kesukaan Hao ya." Bak anak TK Minghao menurut dan duduk di sofa depan televisi.

Tak lama Wonwoo datang membawa dua gelas mug. Menyerahkan mug warna hitam kepada Minghao yang di terima dengan senang hati.

Minghao menepuk nepuk sofa sebelahnya membuat Wonwoo mendudukkan diri di sana.

Tak banyak bicara, keduanya penikmat kesunyian. Menampilkan tayangan film Disney yang menyenangkan.

Perlahan kepala Wonwoo mendarat sempurna di bahu yang lebih muda. Minghao tidak keberatan, dia menyukainya.

Wonwoo masih asik meniupi susu panas di gelas putih, membuat aroma yang keluar dari susu lewat di indera penciuman Minghao.

Ia mengusakkan hidung nya di rambut Wonwoo, tangannya yang lain memainkan pipi tegas itu. Menusuk nusuknya seperti squishy anak anak.

"Hyung, ayo melukis."

Wonwoo mengrenyit, Minghao jarang mengizinkan member menyentuh karyanya. Tapi tetiba saja ini dia menawari untuk melukis bersama. Luar biasa.

"Tapi aku tidak bisa melukis Hao."

Minghao tak menjawab dirinya menarik Wonwoo kedalam bilik kamarnya, menutup pintu sebentar, lalu menyuruh Wonwoo untuk duduk di depan kanvas putih.

Minghao mengambil palet dan sebuah brush, memberikannya kepada Wonwoo. Mingaho menaruh beberapa warna acrylic di palet nya dan berdiri di belakang Wonwoo sedikit menunduk mensejajarkan diri dengan Wonwoo yang duduk.

"Gores-kan saja apa yang ada di hatimu Hyung."

Dengan kata itu tanpa ragu Wonwoo mencelupkan kuas nya ke warna merah, orange, dan sedikit hitam sebagai dasaran warna canvas nya.

"Woah, pilihan warna yang berani Hyung." Wonwoo terkekeh, Minghao tampak menggemaskan jika sedang mengajarinya seperti ini.

"Sekarang gambar objek yang menyimpulkan dirimu di warna hatimu yang kau pilih itu Hyung."

Menurut kembali, Wonwoo mengambil warna hitam, menggambar sebuah tebing batu hitam yang curam.

"Kau sebuah tebing curam ?." Wonwoo tak menjawab dia tetap melanjutkan melukisnya. Ia mengambil warna coklat dan menggambar sebuah batang coklat kering di atas tebing curam.

"Ini diriku Hao, aku yang hidup dan berkembang dengan pandangan jurang yang tajam, berdiri di atas tebing curam menunggu kapan diri ini jatuh."

Minghao menaruh tangannya yang kosong ke perut Wonwoo, memeluk hyungnya dari belakang.

"Ingat Hyung kau ada aku." Minghao menaruh kepalanya ke perpotongan leher Wonwoo, mengecupnya pelan.

"Iya Hao, hentikan itu geli sekali." Wonwoo terkekeh mencoba menjauhkan kepala Hao dari lehernya.

"Nah sekarang ingat memori terindah dan simpan memori itu dalam satu bentuk yang kau banggakan."

Wonwoo tampak berpikir sebentar, menoleh kearah Minghao. Lalu tersenyum, kuasnya kembali menyapu merah dan kuning sedikit goresan biru, membuat lingkaran di atas pohon dan tebing yang tampak seram itu.

Matahari merah dengan surat biru berdiri kokoh di atas pohon kering yang di gambar Wonwoo. Membuat lukisannya semakin menyeruakan rasa berani.

"Matahari ?"

" Ya, saat aku berpikir tadi aku melihat wajah mu Hao. Melihat mu aku teringat tentang senja yang aku lihat di laut kemarin. Di mana sang matahari dengan hangat menyapa, menemani manusia di bumi setiap harinya. Dia hangat, seperti Minghao. "

Minghao yang menoleh kearah Wonwoo di buat melongo dengan kata kata yang begitu membuat orang terlena.

"Ah Hyung menikahlah denganku saja, kau membuat jantungku berlari."

Wonwoo yang malu menyembunyikan wajahnya di perut Hao yang kini berdiri, muka Minghao juga memerah diberi sanjungan seperti tadi.

"Minghao kemarilah-, " Merasa di panggil Minghao kembali merunduk mensejajarkan wajah di depan Wonwoo.

"Terimakasih banyak hari ini." Dengan itu Wonwoo mengecup pipi kanan Minghao.

"Aku sangat bahagia bisa mengekspresikan diri dengan lukisan ini." Kecupan di pipi kiri juga ia terima.

" Bahagia selalu Minghao." Yang terakhir ia terima kecupan di bibir.

Untuk lima detik kedepannya Minghao benar benar blank, memproses sengatan listrik yang masuk kedalam dirinya.

Sedangkan Wonwoo meringis lucu dengan mata tertutup dan hidung kucingnya. Minghao tertawa bahagia.

"Ah Hyung kau menggemaskan sekali." Minghao memeluk Wonwoo erat menggoyangkan tubuh itu ke kanan dan ke kiri.

"Berjanjilah untuk selalu berbahagia, meski tidak dengan ku. Ya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Putra Mahkota ; JWW + SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang