Careful-04

528 210 29
                                    

Menjadi pusat perhatian tidak sepenuhnya enak, bukan karena ketenaran tapi karena iba. Sungguh mereka tak mau seperti ini.

Yang awalnya tatapan kekaguman, iri hati dan benci kini berubah 180° menjadi tatapan belas kasihan.

Mencoba tak peduli, seolah-olah membutakan penglihatan mereka sendiri. Berbeda dengan orang itu, diam-diam dia sangat semangat untuk melanjutkan aksinya yang tidak dia kira, awalnya dia hanya ingin membunuh satu orang tapi kenapa rasanya menyenangkan sekali? Keinginannya untuk membunuh makin besar.

"Kelas kit-gue udah sampai, gue duluan ya" sekarang Ryujin harus membiasakan dirinya tanpa Soojin.

Hwall, Jaemin, Felix, Soojin, Minju dan Ryujin memilih jurusan IPS, katanya gak terlalu susah dengan IPA yang isinya anak-anak punya otak diatas rata-rata dan sisanya di jurusan IPA.

Gini urutannya,

XII IPS-1 = Jaemin, Felix dan Minju
XII IPS-2 = Hwall
XII IPS-3 = Ryujin dan Soojin

XII IPA-1 = Soobin dan Winter
XII IPA-2 = Jinyoung, Somi dan Yoshi

Kelas XII IPS-3 sudah tidak ada Soojin tentunya.

Tidak sadar jika bel sudah berbunyi menandakan mulainya pembelajaran sekolah.
































Ujian tak lama lagi, seharusnya mereka belajar bersama juga menghabiskan waktu bersama sebelum hari ujian tiba.

Tapi...

Manusia memang bisa mengubah rencana makhluk hidup tapi sangat mustahil untuk mengubah rencana Tuhan. Kalaupun memang bisa, skenario yang sudah disiapkan Tuhan akan hancur lebur.

"Jin" panggil temannya pada orang dihadapannya, ralat, yang dihadapannya ini arwah.

Mereka berdua sedang berada dibelakang sekolah masih dengan jam pelajaran yang membuat satu orang disana bisa dibilang bolos.

"Hm?" tanyanya.

"Jadi?"

"Jadi dong, bantu gue!"

"Gue takut ah Jin"

"Ck, ngapain takut sih lo?"

"Ntar pas pulang gue tinggal nama doang gimana?"

"Itu sih derita lo, hahaha"

"Ish! Yang bener Soojin!"

Ya, arwah itu arwah Soojin yang masih ingin memberi petunjuk akan pelakunya dan dia memilih seseorang diantara semuanya, dia berpotensi bisa berhasil lagi pula dia juga sudah punya tebakan tentang pelakunya dan kata arwah Soojin tebakannya benar.

Awalnya orang yang dipilih Soojin itu tidak menyangka tapi seperti ini lah kebenarannya, apa boleh buat?

























"Lo ikut andil sama kasus Soojin?" tanya laki-laki bermata hitam pekat.

"Hm, gak nyangka sih gue" balas lawan bicaranya disertai kekehan kecil.

"Ternyata bukan gue doang"

"Ya, lo yang bunuh, gue yang lindungi lo dengan cara menghilangkan bukti-buktinya"

"Udah mati tuh anak?"

"Tepat!"

"Cepet amat dah"

Careful | 00 & 01 LineWhere stories live. Discover now