Careful-14

537 93 48
                                    

Tengah malam seperti ini Soobin sedang berjalan santai menyusuri sepinya jalan raya disekitar rumah Felix.

Sesekali ia mengumamkan sesuatu dengan pelan juga ia sesekali menengok ke seluruh arah guna melihat ada atau tidaknya orang yang membuntuti dirinya.

"Hihihi, Felix-Felix, lo pikir gue bodoh?"

Langkah kakinya berlompat-lompat layaknya seorang anak kecil yang sedang berbahagia.

Tangannya menggenggam sebuah semprotan entah berisi apa, yang pasti itu akan sangat berguna nantinya.

Sedangkan pakaian yang ia kenakan serba merah, topi, kaos, jaket, celana bahkan sepatu pun semuanya berwarna merah. Sangat terlihat aneh.

Sesampainya di depan rumah Felix, Soobin hanya diam memandang penuh arti ke arah balkon kamar Felix.

Terlihat gelap yang artinya Felix mematikan penerangan di kamarnya itu, Soobin tidak tau Felix sudah tidur atau belum, di otaknya kini hanya memikirkan tentang cara membunuh seorang pembunuh.

Dengan bermodal semprotan itu, ia masuk tanpa rasa takut. Persetan akan semua itu. Niatnya adalah ingin membalas semua penderitaan Soojin, Somi dan Hwall.

Dipandangnya seluruh isi rumah Felix, nampak rapih dan teratur.

Tanpa basa-basi Soobin segera menaiki anak tangga dan perlahan membuka kenop pintu kamar Felix, sebelumnya ia melihat ke celah pintu, siapa tau saja Felix masih terbangun dan malah Soobin akan mati sebelum memberhasilkan rencananya.

Sialan, gelap segala lagi

Soobin pun masuk, gelap yang Soobin dapat, sama sekali tidak ada penerangan disini.

Sekitar setengah menit Soobin berdiam diri, ia mengingat, dimana letak saklar lampu kamar itu dan setelah mengingatnya, Soobin segera menyalakannya.

Tepat setelah lampu menyala, suara tepukan terdengar.

Soobin secara refleks menengok, terdapat Felix yang berdiri tegap sembari bertepuk tangan dengan senyuman yang menyeramkan.

"Ada nyali juga lo datang kesini" puji Felix.

Soobin berdecih.

"Mau bunuh gue nih? Silahkan~"

Setelahnya Soobin menggeram, semudah itukah ia bicara perihal bunuh membunuh?

"Iya, gue mau bunuh pembunuh macem lo" balas Soobin mantap.

"Hahaha, seyakin itukah diri lo?"

"Ck, ngapain gue harus ragu?"
























"Gak takut nanti kalah sama gue? Yang ada lo mati ditangan gue lagi"











Soobin memandang Felix tidak percaya, berarti selama ini benar. Memang Soobin saksi bisu atas kematian Somi.

Kalau Soojin, ia tidak tau. Sedangkan Hwall, kemarin ia mengikuti Felix seharian penuh walau tidak sepenuhnya. Di tengah jalan, ia kehilangan jejaknya lalu tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang membuat dirinya pingsan. Setelah bangun, Soobin melihat dirinya dipinggir jalan.

Awalnya Soobin ingin posthink, tapi setelah mendengar ucapan Felix malam ini, ia semakin yakin kalau Felix lah pembunuh ketiganya.

Bodoh memang si Soobin yang dari awal masih ingin berpositif thinking.

"Kan gue udah bilang, tutup mulut atau mati" ucap Felix santai seraya terkekeh seram.

"Dan sekarang lo malah nganter sendiri nyawa lo, bagus deh, gak susah-susah gue ke rumah lo buat ngebunuh lo" lanjutnya.

Soobin mengepalkan tangan kirinya.
















"Lo bakal mempertanggung jawabkan semuanya Lee Felix"












Setelah itu Soobin memulai penyerangan, keduanya lihai dalam bertarung.

Dan kali ini Soobin maupun Felix bertarung dengan tangan kosong.

Entah sudah ke berapa kali Soobin terpukul oleh Felix dan hanya tiga kali Felix mendapat sedikit bogeman dari Soobin.

Felix santai-santai saja berantemnya, ia pikir, Soobin akan kalah.

"Akh, sialan!!" umpat Felix.

Soobin yang kelelahan menangkis semua penyerangan Felix akhirnya pun memilih opsi terakhirnya. Ia menyemprotkan cairan yang ia bawa tadi.

Tanpa basa-basi ia menyemprotkan lebih banyak ke area mata Felix lalu melihat cermin yang tergantung disana dan memecahkannya.

Setelah pecah, Soobin mengambil beling yang terbilang cukup besar.

Karena emosinya yang memuncak juga tujuan awalnya datang kesini, akhirnya Soobin memberanikan diri untuk menggores permukaan kepala Felix dengan pecahan cermin itu.

Felix semakin meringis kesakitan. Dia merutuki dirinya sendiri, mengapa ia bisa lengah?

"ARGH! SOOBIN BAJINGAN!!" racau Felix.

Karena melihat keadaan Felix yang sedikit meringkuk dilantai, Soobin pergi ke dapur dan melihat banyaknya pisau-pisau dari yang kecil dan besar sekali pun, tajam pula.

Mengingat Felix pembunuh, Soobin memilih pisau yang paling besar. Intinya, ia mau melihat Felix berteriak kesakitan.

"Lix, kayaknya indah deh kalau gue ukir nama lo di dada lo itu sama pisau ini" ucap Soobin santai tatkala melihat Felix yang tidak berdaya.

"Gue bakal jadi seniman kan?"










Soobin pun langsung menggores pisau itu diperut Felix, berukir nama lengkap Felix dan diakhiri pembunuh.

Kurang lebih seperti ini, Lee Felix-pembunuh!

Disisa-sisa kesadarannya, Felix berkata,

"H-ahaha, gu-e gak n-nyangka lo bakal bu-nuh gue" ucapnya terbata-bata menahan sakit yang amat luar biasa.

Soobin berdecih lalu meludahi tepat diwajah tampan Felix.

"G-gak papa ko-k gue m-mati, as-asal lo tau--"

Ucapan Felix terhenti saat Felix terbatuk-batuk mengeluarkan gumpalan darah.

"Memang gue y-yang bunuh Som-mi tap-i bukan g-gue ya-ng bunuh S-so-soojin sama Hwal, leb-lebih tepat-nya, p-pembun-uh-nya g-ak cu-ma gue"

Tepat selepas bicara seperti itu, Felix memejamkan matanya, tidak lagi merasakan sakit disekujur tubuhnya.

Soobin mematung, masih mencerna akan perkataan Felix. Awalnya ia lega akhirnya pembunuh itu bisa merasakan apa yang dirasakan mereka bertiga namun ia kembali gelisah.

Disaat ambang kematian, seseorang tidak mungkin berbohong kan? Yang artinya Felix bisa saja berkata jujur.

Jika Felix hanya membunuh Somi lalu siapa yang membunuh Soojin dan Hwall?

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: May 16, 2021 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Careful | 00 & 01 LineWo Geschichten leben. Entdecke jetzt