"Hm."

Angkasa memperhatikannya sejenak, kemudian kembali berjalan menuju ruang kelasnya. Namun baru saja melangkah, Angkasa merasa menginjak sesuatu dibawah sana. Ia memundurkan kakinya dan membungkuk untuk mengambil sesuatu yang tadi ia pijak.

Punya cewek tadi kali ya? ujarnya dalam hati.

Angkasa memandangi gelang silver dengan ornamen berbentuk Bintang yang ada di tangannya. Tak ingin berlama-lama, Angkasa langsung memasukkan gelang itu ke saku celananya.

 Tak ingin berlama-lama, Angkasa langsung memasukkan gelang itu ke saku celananya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⭐⭐⭐

"Woy! Hampir aja telat lo, Sa," celetuk Naufal yang melihat Angkasa sudah duduk di bangku sebelahnya.

"Iya, tau gue," jawabnya dengan santai.

"Darimana aja lo sampai telat gini?" tanya Farhan menatap Angkasa.

"Belum telat, enak aja kalau ngomong," sanggah Angkasa.

Farhan mendengus malas "Iya deh iya. Terus lo dari mana?" tanyanya lagi.

"Koridor."

"Anak pak Aldi emang begini. Nyebelin!" ketus Farhan.

Angkasa tertawa sejenak, "Gue emang dari koridor. Cuma tadi gk sengaja ketabrak cewek," jelas Angkasa dengan lugas.

Danis yang mendengarnya langsung menegakkan tubuhnya. "Terus? Gimana lagi?" tanyanya bersemangat.

Angkasa menaikkan sebelah alisnya, ia menatap Danis dengan kening yang mengernyit, heran.

"Gimana apanya?" tanyanya bingung.

"Ya ceweknya lah. Cantik kagak tuh?" tanya Naufal menjawab kebingungan Angkasa.

Angkasa mengangguk begitu memahami maksud sahabatnya. "Cantik."

Menurut Angkasa, untuk gadis seukurannya, gadis tersebut emang terbilang cantik. Dan Angkasa juga mengakui hal itu.

"Suka gak, Sa? Suka dong," goda Danis pada Angkasa yang saat ini memainkan handphonenya.

Angkasa menatap Danis dengan malas, "Gak usah aneh-aneh," sahutnya menanggapi.

⭐⭐⭐

Dilain tempat, seorang gadis remaja tengah berjalan menyusuri koridor untuk mencari sebuah ruangan. Kepalanya celingukan kesana kemari melihat setiap ruangan yang ia lewati.

Nah, ini dia ruang kepseknya batinnya menghela napas lega.

Sebelum mengetuk pintu ruangan itu, gadis tersebut menghela napas panjang.

Tok tok tok...

"Permisi," ucapnya mengetuk pintu.

"Iya, silahkan masuk," jawab seseorang dari dalam yang tak lain adalah Bapak kepala sekolah.

Bintang Untuk AngkasaWhere stories live. Discover now